annisaputrie
TS
annisaputrie
Sri Mulyani: Tidak Investasi Sumber Daya Manusia, Mereka Tak Akan Berkembang
Sri Mulyani: Tidak Investasi Sumber Daya Manusia, Mereka Tak Akan Berkembang
Senin 07 Mei 2018 15:28 WIB


Sri Mulyani

JAKARTA - Pemerintahan Presiden Joko Widodo mendorong pembangunan yang begitu masif di berbagai sektor. Tujuannya adalah agar Indonesia bisa menjadi nevara maju dan bisa bersaingan dengan negara-negara seperti Eropa bahkan Amerika Serikat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ada dua hal yang menjadi fokus pemerintah untuk membuat Indonesia menjadi negara maju. Pertama adalah perbaikan kualitas Sumber Daya Manusia dan yang kedua adalah pembangunan infrastruktur.

"Presiden Jokowi menyampaikan di berbagai kesempatan untuk Indonesia maju harus mengejar ketertinggalan. Maka yang diidentifikasi adalah ketertinggalan apa pertama SDM kedua infrastruktur," ujarnya di Kemenristekdikti, Jakarta, Senin (7/5/2018).

Dari sisi infrastruktur lanjut Sri Mulyani, Indonesia sangat jauh tertinggal dari negara-negara. Bahkan, oleh negara yang pendapatan per kapitanya jauh lebih rendah sekalipun.

"Infrastruktur bagaimana infrastrukur masih tertinggal bahkan dibandingkan negara pendapatan per kapita yang lebih rendah dari kita," ucapnya

Sementara dari sisi SDM lanjut Ani sapaan akrabnya, perlu dilakukan peningkatan kualitas agar Indonesia menjadi negara maju di masa mendatang. Apalagi lanjut Sri Mulyani, Indonesia disebut-sebut memiliki bonus demografi yang cukup menjanjikan.

Saat ini Indonesia memiliki penduduk sekitar 257 juta penduduk yang sebagian besar berusaha produktif. Bahkan jumlah tersebut diprediksi akan terus bertambah hingga 2060 menjadi 350 juta penduduk.

"Artinya dari sekarang sampai 2050 meningkatkan jumlah populasi. Ada yang menyebut bonus demografi adalah hingga tahun 2030," ucapnya.

Oleh karena itu lanjut Ani, bonus demografi tersebut harus dimanfaatkan. Dengan cara menginvestasikan melalu alokasi anggaran khusus pendidikan sebesar 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Bonus demografi ini harus dimanfaatkan. Kalau sudah lewat mau diajarin ABC enggak akan banyak bisa," kata Sri Mulyani.

Karena menurutnya, investasi di bidang pendidikan tidak akan bisa terulang di masa mendatang. Sementara investasi di bidang lainya bisa dilakukan di masa mendatang begitu memiliki uang yang cukup.

"Timing is important. Waktu tidak tergantikan kalau dia udah usia 15 tahun dia enggak akan kembali jadi balita lagi. Ini yang membedakan kalau kita infrastruktur gap. Kalau enggak dibangun tapi aktivitas ekonominya masih bisa ditunda. Tapi enggak akan ada pengaruhnya, paling menjembatani sisi kiri dan sisi kanan. Tapi kalau manusia kalau enggak diinvestasikan sesudah itu otaknya enggak akan berkembang. Walaupun dikasih bidik misi tutorial dia enggak akan bisa menangkap apa yang diberikan," jelasnya.
https://economy.okezone.com/read/201...kan-berkembang

Jokowi: Setelah Pekerjaan Besar Infrastruktur, Kita Bergeser ke Investasi SDM
15/03/2018, 15:59 WIB


Presiden Jokowi saat pertemuan dengan para pimpinan Bank Umum di Indonesia, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (15/3/2018). (KOMPAS.com/Ihsanuddin)

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas membahas pembangunan sumber daya manusia di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (15/3/2018) siang. Dalam pidato sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan, pembangunan sumber daya manusia merupakan langkah besar kedua pemerintahannya setelah langkah besar pertama, yakni pembangunan infrastruktur.

"Setelah pekerjaan besar, yaitu infrastruktur telah kita jalankan selama kurang lebih 3,5 tahun, kita akan bergeser pada pekerjaan besar yang kedua, yaitu investasi di bidang SDM, investasi di bidang sumber daya manusia," ujar Jokowi. "Karena peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat menentukan sekali dalam kita berkompetisi, bersaing dengan negara-negara lain," lanjut dia.

Pembangunan sumber daya manusia yang akan mulai dikerjakan, lanjut Jokowi, menitikberatkan pada tiga hal. Pertama, pembangunan karakter positif. Jokowi ingin ada program komprehensif terkait karakter positif yang menyentuh pendidikan anak, bahkan sejak anak usia dini. Kedua, peningkatan akses dan kualitas pendidikan, mulai pendidikan dasar, menengah dan tinggi.

"Juga harus diperkuat dengan pendidikan karakter dan budi pekerti yang baik," ujar Jokowi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama dan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, lanjut Jokowi, akan menjadi garda depan upaya peningkatan akses dan kualitas pendidikan ini.

"Terutama yang berkaitan dengan pendidikan di pondok pesantren, juga berkaitan dengan tenaga-tenaga kerja kita yang juga perlu kita upgrade dan pendidikan-pendidikan vokasional yang ada di SMK-SMK yang memerlukan sarana prasarana dan perubahan-perubahan mendasar bagi cara-cara pendidikan di lapangannya," ujar dia. Ketiga, mendorong link and match antara industri dengan pelajar pendidikan vokasi.

Hal ini perlu dilakukan untuk mencetak sumber daya yang siap berkompetisi di industri. Hadir dalam rapat terbatas itu, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy san Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M. Nasir. Hadir pula Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur.
https://nasional.kompas.com/read/201...-investasi-sdm

Bank Dunia: Investasi untuk Kembangkan Modal Manusia
03 Agustus 2018



Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengubah kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan dan teknologi bahkan membantu negara-negara miskin mengurangi kesenjangan terhadap negara-negara maju dalam hal harapan hidup. Namun, negara-negara miskin masih menghadapi tantangan besar karena hampir seperempat dari anak-anak balita kekurangan gizi dan 60 persen murid sekolah dasar gagal menyelesaikan pendidikannya. Bahkan, lebih dari 260 juta anak-anak dan remaja di negara-negara miskin tidak mendapatkan pendidikan sama sekali.

Tentu saja ada harga yang harus dibayar untuk berinvestasi dalam kesehatan dan pendidikan seluruh masyarakat. Tetapi ada juga cara yang ekonomis, sebuah sistem yang siap dikembangkan dalam lingkungan yang berubah dengan cepat. Modal manusia atau potensi individu, akan menjadi investasi jangka panjang paling penting yang bisa dibuat oleh pemerintah untuk kemakmuran dan kualitas hidup masyarakat di masa mendatang.

Pemerintah telah lama berinvestasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan berfokus pada pembangunan fisik, seperti jalan, jembatan, bandara, dan infrastruktur lainnya. Tetapi pemerintah kurang dalam berinvestasi pada manusia, salah satu alasannya karena manfaatnya jauh lebih lama dan sulit untuk diukur. Oleh karena itu, sebagai Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim baru-baru ini menulis di Foreign Affairs bahwa dunia saat ini menghadapi "kesenjangan dalam modal manusia." Di banyak negara, tenaga kerja tidak siap untuk menghadapi masa depan yang cepat berubah.

Berikut paparan penting dari Laporan Pembangunan Dunia 2019 (World Development Report 2019: The Changing Nature of Work) yang akan diterbitkan. Perkembangan membutuhan keterampilan kerja tumbuh lebih cepat dari sebelumnya. Saat ini, negara dihadapkan pada pentingnya menyiapkan tenaga kerja dalam menghadapi tantangan dan peluang yang dipicu oleh perubahan teknologi.

Tetapi tanpa upaya global yang segera dan terpadu untuk membangun modal manusia, sejumlah negara terancam tidak mampu mewujudkan kemakmuran masyarakat di masa depan. Pemerintah berperan penting dalam mengubah modal manusia, karena kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kekurangan lainnya menghalangi banyak keluarga untuk mengakses kesehatan dan pendidikan anak-anak mereka.

PROYEK MODAL MANUSIA

Tantangan yang mendesak ini menjadi alasan Presiden Kim memberi dukungan penuh pada institusi di belakang Proyek Modal Manusia yang baru. Grup Bank Dunia berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam memprioritaskan pengembangan modal manusia secara berkelanjutan, mengingat fakta bahwa lapangan kerja dan pekerja terampil adalah kunci bagi kemajuan negara di semua tingkat pendapatan.

Ada tiga tujuan utama dalam proyek ini. Pertama, untuk membangun kebutuhan akan investasi yang lebih banyak dan lebih baik pada manusia. Kedua, untuk membantu pemerintah memperkuat strategi dan investasi pada modal manusia agar mengalami peningkatan hasil yang cepat, dan ketiga adalah untuk meningkatkan cara kita mengukur modal manusia.

Indeks Modal Manusia baru yang akan dirilis pada Pertemuan Tahunan Bank Dunia pada bulan Oktober, akan mendukung ketiga tujuan tersebut dan menawarkan sumber daya penting bagi pemerintah dan masyarakat. Indeks Modal Manusia ini akan membantu mengukur hasil pengembangan modal manusia yang berhubungan dengan produktivitas, seperti kelangsungan hidup anak, membina anak-anak untuk sukses dari sejak kecil, pembelajaran murid, dan kesehatan masyarakat.

DARI TRANSPARANSI KE TRANSFORMASI

Indeks ini akan mengukur kesehatan anak-anak, remaja, dan orang dewasa, serta kuantitas dan kualitas pendidikan untuk anak yang lahir saat ini dan apa yang diharapkan untuk dicapai di usia 18 tahun. Indeks ini akan membantu memperkuat transparansi, yang menjadi bukti kuat yang dapat mendorong masyarakat dan pembuat kebijakan dalam menciptakan layanan yang lebih baik. Data ini dimaksudkan untuk memulai diskusi di setiap negara tentang apa yang penting untuk dicapai pada masa mendatang, serta memberi panduan para pemimpin di tingkat tertinggi pemerintahan.

“Pengukuran baru akan mendorong pemerintah untuk berinvestasi pada pengembangan modal manusia karena hal itu sangat penting untuk membantu mempersiapkan masyarakat untuk bersaing dan berkembang dalam ekonomi masa depan yang memungkinkan untuk terus berubah,” kata Presiden Kim. "Dan itu akan membantu membuat sistem global berfungsi bagi semua orang."

Proyek Modal Manusia akan membantu pemerintah di beberapa bidang, antara lain memanfaatkan sumber daya dan meningkatkan efisiensi pengeluaran, menyelaraskan kebijakan dengan investasi yang berfokus pada hasil, dan meningkatkan kualitas pengukuran dan analitis.

Pemerintah sudah menunjukkan ketertarikan untuk mengubah target pengembangan modal manusia mereka. Beberapa negara yang telah bekerja sama dengan Grup Bank Dunia mengenai strategi modal manusia akan melaporkan hasilnya pada Pertemuan Tahunan di bulan Oktober.

Seharusnya tidak ada negara yang berinvestasi di bawah standar pada modal manusia. Walaupun konteksnya bervariasi, fokus pada pengembangan modal manusia adalah penting untuk masyarakat di semua tingkat pendapatan, karena perkembangan keterampilan terus tumbuh dan kebutuhan pendidikan dan kesehatan yang lebih baik terus meningkat di seluruh dunia.

Proyek Modal Manusia harus menghasilkan kemajuan menuju dunia di mana semua anak dapat pergi ke sekolah dengan gizi yang baik dan siap untuk menerima pelajaran, punya harapan mengikuti pembelajaran yang baik di kelas, dan mampu memasuki dunia kerja sebagai individu yang sehat, terampil, dan produktif.
https://www.worldbank.org/in/news/im...-human-capital


source: http://mediaindonesia.com/read/detai...esia-meningkat


source: https://www.slideshare.net/fransiscu...nsinergikannya

--------------------------------

Pemenang NOBEL ILMU EKONOMI tahun 2018 menyadarkan Dunia bahwa kunci utama pertumbuhan ekonomi dan kemajuan suatu negara itu, ternyata terletak di pembanguan sumber daya manusianya (human invesment). Dan sikap yang ramah di dalam memelihara lingkungan hidup kita. Terutamaperlakuan kita terhadap isi Bumi ini sehingga iklim bisa bersahabat untuk memakmurkan negeri itu (bukan malahan dikirimin bencana dan bencana semata oleh si Bumi atau alam, sebagai tanda alam banyak rusak akibat tangan-tangan serakah manusia.

Sri Mulyani sebenarnya menyadari akan hal itu. Dan sejak jadi Menkeu SBY dulu, dia sudah berinisiatip mendirkan dana abadi untuk beasiswa anak-anak Indonesia yang akan sekolah S2 dan S3 di luar negeri. Lembaga LPDP Kemenkeu RI adalah buah ideanya Sri Muulyani. Jokowi pun mulai sadar setelah proyek infrastruktur fisiknya macet akibat kehabisan duit. Masih ada waktu untuk memperbaiki negeri ini.

Untuk disadari saja, masalah utama bangsa Indonesia itu sejak 19545 dulu, sebenarnya masih tetap sama saja, yaitu kemiskinan dan kebodohan. Kalau pakai standart Bank Dunia US$5,5 per-day per-capita (setara UMR Provinsi per bulan), maka jumlah orang kita yang hidup dibawah garis kemiskinan itu ada sekitar 62% dari seluruh penduduk Indonesia saat ini. Kebodohan juga sama saja, lihat saja statistik kependidikan dan education index Indonesia saat ini, sekitar 2/3 pekerja dan penduduk kita itu berpendidikan SD atau SMP saja. bagaimana mau maju?


2
2.6K
36
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan