c4punk1950...Avatar border
TS
c4punk1950...
Bung Karno Dan Romusha, Catatan Hitam Negeri Ini


Hormatku untuk Bung Karno Doaku untuk para Romusha, inilah catatan kelam negeri ini. Mungkin banyak catatan sejarah yang bungkam dikala memperlihatkan cerita sejarah kita tentang kependudukan Jepang di tanah air, bagaimana mereka memperbudak manusia di saat itu bagaimana wanita-wanita Indonesia pun menjadi pemuas nafsu mereka, pastinya kita marah, dan ingin menyalahkan mereka yang membiarkan anak bangsa di jadikan Romusha tapi sabar bung bukalah mata hati sedikit saja, mengapa Nippon seakan menjadi malaikat negeri ini.



Semua tak lepas dari kekuatan Nippon sendiri yang cengkeramannya meliputi asia pasifik, sosok Bung Karno pun disalahkan dalam hal ini dimana Bung Karno sendiri yang merayu rakyatnya untuk menjadi buruh kerja paksa karena pandainya Bung Karno dalam berdiplomasi dan dekat dengan Nippon maka iapun dianggap pengecut, boneka Nippon dan tidak ingin berperang secara frontal dengan kaisar Jepang.



Pada awal 1944, sebuah tulisan dari Hendri F. Isnaeni menuturkan kisah yang diceritakan oleh Fatmawati, dimana waktu itu Sukarno selama beberapa hari pergi ke Curug, Tangerang, untuk kinrohoshi (kerja bakti) membuat lapangan terbang baru. “Dengan mengenakan celana pendek dari kain khaki warna kuning, memakai topi lakan yang daunnya dilipat ke atas, mengunjuk dengan gagah sambil memberi aba-aba memimpin pekerjaan mengeluarkan batu dan pasir dari dasar sungai,”





Salah satu tokoh yang vokal terhadap Sukarno adalah Syahrir dan Tan Malaka, para pemuda asal minang ini memang sering mengkritisi Sukarno, hingga 6 dan 9 agustus 1945 jepang di bom dan menyatakan kekalahan Syahrir lah yang lebih dulu tahu lewat siaran radio gelapnya, para pemuda ingin Sukarno cepat memproklamirkan diri dari Jepang namun Sukarno tidak mau ia menuruti apa yang diputuskan oleh BPUPKI, hingga Sukarno pun pergi ke Saigon untuk menerima kemerdekaan dari Jepang. Namun di 14 Agustus barisan pemuda menunggu Sukarno dan Hatta menolak kemerdekaan yang di berikan Jepang, hingga mereka pun minta agar proklamirkan kemerdekaan itu sekarang.



Atas desakan pemuda pada 16 agustus terjadilah penculikan kedua tokoh ke Rengas Dengklok dan melihat Nippon kalah telak maka kedaulatan Indonesia pasti akan diserahkan kembali ke tangan sekutu maka Sukarno pun tertegun, Syahrir benar hingga akhirnya 17 Agustus 1945 proklamasi di bacakan.

Diatas tegaknya tiang bendera, di hamparan tanah yang luas sang merah putih berkibar ada luka Romusha disana, mereka telah dijadikan pion untuk sengaja di tumbalkan demi satu impian yaitu kemerdekaan, mungkin saat ini banyak orang tertawa, hidup penuh dengan kenikmatan, hidup damai impian banyak orang tak ada penindasan dan juga perang. Namun dibawah tanah yang mereka injak dahulu ribuan tangis para pekerja paksa yang mati sia-sia tanpa bisa berbuat apa-apa, dukaku untuk para Romusha dan hormatku pada Bung Karno.



Mau tidak mau, suka tidak suka memang harus terjadi inilah pilihan yang sulit karena Indonesia bukanlah negeri yang superior, sdm terbatas dan juga senjata pun jumlahnya terbatas ingin mengalahkan Nippon saat itu dengan perang sama saja bunuh diri secara terbuka. Dan sang pemimpin pun mengakui akan hal itu,

Sesungguhnya akulah –Sukarno– yang mengirim mereka kerja paksa. Ya, akulah orangnya. Aku menyuruh mereka berlayar menuju kematian. Ya, ya, ya, ya akulah orangnya. Aku membuat pernyataan untuk menyokong pengerahan romusha Aku bergambar dekat Bogor dengan topi di kepala dan cangkul di tangan untuk menunjukkan betapa mudah dan enaknya menjadi seorang romusha. Dengan para wartawan, juru potret, Gunseikan Kepala Pemerintahan Militer dan para pembesar pemerintahan aku membuat perjalanan ke Banten untuk menyaksikan tulang-tulang-kerangka-hidup yang menimbulkan belas, membudak di garis-belakang, itu jauh di dalam tambang batubara dan tambang mas. Mengerikan. Ini membikin hati di dalam seperti diremuk-remuk.”

Memang hal tersebut merupakan penyesalan Sukarno walau datang terlambat, bahkan kritik keras pun di ungkap oleh Soe Hok Gie dalam tulisannya,

“Soekarno adalah tipikal Raja Jawa, dia sangat menyukai wanita dan pesta, hingga derita rakyat yang menjerit karena harga-harga melambung tak terdengar dalam tembok-tembok istananya. Dalam setiap pawainya, dia seperti tak bisa membedakan lambaian tangan rakyatnya, lambaian tangan meminta-minta atau lambaian bangga menyapanya”

Hal inilah yang membuatnya tersingkir di 1966 dengan inflasi yang tinggi, dan rakyat kelaparan hingga demo besarpun terjadi.



Namun pengakuan seorang pemimpin yang mungkin saat ini akan merusak citranya patut di apresiasi, karena Bung Karno tidak malu untuk mengaku ia tak membela diri atas tindakannya yang membuat ratusan ribu nyawa hilang tanpa jejak hanya untuk sebuah keinginan yaitu Merdeka. Sungguh hormatku pada Bung Karno dimana saat ini banyak pemimpin negeri ini salah arah namun selalu ditutupi untuk pencitraan abadi.



Sosok pemimpin yang disegani itu memang dihadapi dua pilihan yang sama-sama sulit hingga ia pun berkata dihadapan para pemuda,

“Dalam setiap perang ada korban. Tugas dari seorang Panglima adalah untuk memenangkan perang, sekalipun akan mengalami kekalahan dalam beberapa pertempuran di jalan. Andaikata saya terpaksa mengorbankan ribuan jiwa demi menyelamatkan jutaan orang, saya akan lakukan. Kita berada dalam suatu perjuangan untuk hidup….”

Walau perjuanganya dengan cara diplomasi seperti itu acapkali dikritik tapi itulah Sukarno yang tak pernah angkat senjata dalam melawan penjajah, bahkan yang berada di garda depan untuk menghadang agresor adalah Jendral Sudirman dengan memimpin kekuatan bersenjata dan yang terus berdiplomasi hingga kedaulatan penuh negara ini dengan melalui KMB 1949 dan diakui PBB pada 1950 adalah Sukarno.



Setidaknya inilah catatan dari sang pemimpin negeri yang saya hormati tanpa adanya diplomasi nampaknya kemerdekaan itu jauh panggang dari pada api, tidak ada pemimpin yang sempurna tapi hormatilah para pemimpin itu karena tanpa pemimpin kita hanyalah buih di lautan, banyak namun tak tahu jalan dan tujuan itulah gunanya kita memilih pemimpin bangsa walau tidak sempurna tetap harus dihormati, janganlah dihina dan di caci maki karena terkadang dibalik pemimpin yang tak sempurna ada hikmah tersembunyi, lain halnya kalau pemimpinmu dzalim maka berpalinglah juragan, jadi bagaimana menurutmu juragan apa dengan bambu runcing saja negara ini akan merdeka ? Nampaknya hal yang mustahil juragan, monggo serupuutt dolo...



c4punk@2018


Referensi

https://m.republika.co.id/berita/sel...-sukarno-part2

http://www.toptime.co.id/kehadiran-s...lebak-selatan/

https://rosodaras.wordpress.com/2009...hitam-romusha/

Diubah oleh c4punk1950... 17-08-2018 12:52
nona212
pakisal212
pesulap.merah
pesulap.merah dan 8 lainnya memberi reputasi
5
19K
120
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan