c4punk1950...Avatar border
TS
c4punk1950...
Merayakan Tahun Baru Islam Itu Sesat, Bid'ah atau Boleh ??


Sebelumnya selamat tahun baru Islam 1440 H, berhubung di kaskus tak ada forum agama, walau ada beberapa forum yang menyajikan pertanyaan untuk para penganut agama namun karena tak adanya satu moderator yang menjawab alias semua pihak bisa menjawab maka bukannya penjelasan tapi akan menimbulkan pro dan kontra yang tak ada ujungnya. Sedangkan mereka yang menjawab terdiri dari beberapa ilmu dari beberapa golongan dan keyakinannya sehingga inti dari jawaban tersebut pun bersifat abu-abu membuat bingung si penanya itu sendiri. Untuk itu dikesempatan kali ini ane bikin thread tentang tahun baru Islam dan semoga menjadi ladang amal buat kita semua yang ingin mengaji dan mengkaji lebih dalam untuk itu ane taruh di lounge.



Berkaca pada apa yang disebut tahun baru yang sering dirayakan banyak orang terhadap penanggalan masehi, maka pada penanggalan hijriah pun terdapat hal yang sama. Tahun baru dalam Islam sendiri mendapatkan perdebatan ada yang mengatakan hal tersebut adalah bid'ah tapi ada juga yang berkata sebaliknya.

Sebelum mengupas lebih dalam hendaknya kita tahu dulu definisi bid'ah secara umum terutama dalam hal ibadah. Bid'ah bisa disebut juga sesuatu hal dalam agama yang dibuat-buat (tanpa ada dalil) di dalam ibadah bahkan berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala, dan tidak di contohkan rasull dan sahabat.

“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)

“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. Muslim no. 867)

“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan yang disesatkan oleh Allah tidak ada yang bisa memberi petunjuk padanya. Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di neraka” (HR. An Nasa’i no. 1578, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan An Nasa’i)

Begitu banyaknya hadist tentang bid'ah memang membuat banyak orang berhati-hati dalam hal ibadah yang tidak sesuai petunjuk rasull. Lalu bagaimana dengan tahun baru Islam ?

Sejarah tahun baru sendiri berasal dari peradaban Mesopotamia 2000 SM yang dirayakan ketika matahari tepat berada di atas katulistiwa, atau tepatnya sekitar 20 Maret, hingga saat ini Iran masih merayakan budaya tersebut yang disebut Nowruz.

Kemudian pada penanggalan masehi tahun baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM yang dibuat oleh Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Nah di dalam nama-nama bulan masehi adalah penobatan terhadap nama kaisar romawi dan juga dewa-dewa mereka.

Kemudian pada awal penanggalan di masa Islam merujuk pada hijrahnya Nabi Muhammad saw. dari Kota Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Peristiwa itu menjadi awal penanggalan hingga di sebut 1 Muharram pada kalender Hijriyah. Awalnya umat Islam tidak mengenal penanggalan hingga di masa khalifah Umar ia memanggil dewan permusyawaratan untuk membicarakan perihal sistim penanggalan. Kemudian Ali bin Ali Thalib mengusulkan agar penanggalan Islam dimulai sejak peristiwa hijrah ke Madinah sebagai momentum saat ditinggalkannya bumi musyrik. Akhirnya pendapat Ali kemudian diterima sidang. Khalifah Umar menerima keputusan sidang dan menjadi awal berlakunya Tahun Hijriyah.

Dalam penanggalan Islam (Hijriyah) berdasarkan pada peredaran bulan (lunar), bukan peredaran matahari (solar) sebagaimana sistem penanggalan Masehi. Karenanya, awal hari dalam Islam adalah waktu Magrib atau saat matahari tenggelam. Itulah sebabnya, umat Islam biasa menetapkan awal perayaan besar seperti 1 ramadhan dan syawal dilakukan pada sore hari.

Sebenarnya Tahun Baru Islam 1 Muharram Hijriyah terkadang diperingati sesuai dengan tujuan dijadikannya hijrah sebagai awal sistem penanggalan Islam, yakni memaknai dan mengamalkan hijrah.

“Barangsiapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa: 100)

Namun di dalam perkembangannya perayaan 1 Muharram di Indonesia banyak tercampur dengan budaya yang memang turun temurun ada di nusantara, seperti beberapa acara tumpengan namun sesaji tersebut di usung ke tengah laut lalu di tenggelamkan, atau acara rakyat dimana masyarakat akan rebutan buah dan makanan yang sudah di arak. Ini adalah budaya yang tercampur dengan embel-embel Islam. Di takutkan hal ini bisa menjadi ladang mubazir dan syirik lebih baik di tinggalkan.

Kalau hanya pawai obor, shalawatan, lalu mengadakan acara pengajian, baca Qur'an bersama saya rasa itu boleh-boleh saja karena penanggalan 1 Muharram sendiri sebenarnya baru ada setelah rasull tiada dan hal tersebut merupakan suatu bid'ah namun tidak mengubah syari'at dalam beribadah.

Setidaknya buatlah sesuatu yang bermanfaat dan tidak mubazir karena di bulan Muharram banyak hikmah yang dapat diambil, namun perlu di ingat ada beberapa bid'ah yang memang ada dalam hal beribadah, seperti hadist berikut :

Barangsiapa yang puasa pada akhir hari Dzulhijjah dan puasa awal tahun pada bulan Muharram, maka dia telah menutup akhir tahun dengan puasa dan membuka awal tahunnya dengan puasa. Semoga Allah manghapuskan dosanya selama lima puluh tahun!!”. Hadits ini adalah hadits yang palsu menurut timbangan para ahli hadits.

Setidaknya kita dapat menjaga dari sesuatu hal yang disangka baik namun ternyata menjadi hal yang tak bermanfaat, mubazir dan penuh kesia-siaan.

Monggo serupuutt..

c4punk@2018

https://muslim.or.id/23085-11-amalan...-muharram.html


provocator3301
provocator3301 memberi reputasi
1
1.2K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan