TANGERANG, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Pahala Nugraha Mansury berharap pemerintah segera meningkatkan tarif batas bawah dari 30 persen menjadi 35 persen. Sebab, saat ini harga bahan bakar pesawat alias avtur telah melonjak.

Menurut Pahala, jika tarif batas bawah tak dinaikkan, maka kinerja keuangan para pelaku usaha di industri penerbangan akan terdampak.

"Kita berharap di industri bahwa akan ada penyesuaian tarif batas bawah sesegera mungkin. Ini tentunya akan memperbaiki kondisi industri secara keseluruhan," ujar Pahala di Cengkareng, Tangerang, Senin (10/9/2018).

Pahala menambahkan, tarif pesawat sendiri terakhir kali dinaikkan pada awal 2016 lalu. Menurut dia, kondisi harga bahan bakar saat ini tak lagi sama dengan 2016 lalu.

Atas dasar itu, dia menilai perlu adanya penyesuaian tarif pesawat. Hal itu untuk mendukung kelangsungan industri penerbangan di Indonesia.

"Pada waktu itu nilai dari bahan bakar jauh di bawah hari ini, kurang lebih lebih rendah 50 persen dari sekarang. Jadi kita harapkan dari sisi regulasi bisa melihat kondisi dari biaya dan revenue yang kita hadapi di industri penerbangan," kata Pahala.

Usulan kenaikan tarif batas bawah oleh INACA saat ini masih dikaji oleh Kementerian Perhubungan dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan.

Dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 14 tahun 2016, dijelaskan pengaturan tarif batas atas dan batas bawah angkutan udara bisa dilakukan apabila harga avtur sudah berada di atas Rp 9.729 per liter, selama tiga bulan berturut-turut.

Jika ditelusuri melalui data Pertamina Aviation, harga rata-rata avtur dari Pertamina di beberapa bandara saat ini memang sudah menembus Rp 9.729 per liter.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/10/195335826/dirut-garuda-minta-pemerintah-segera-naikkan-tarif-batas-bawah.

Kenapa takut2 sih naikin, toh yg naek garuda juga berduit