mukamukaosAvatar border
TS
mukamukaos
Di Balik Senyuman 22 Tahun Lamanya #AslinyaLo










"22 tahun yang lalu, kota Semarang ketambahan beban seorang penduduk. Penduduk yang kelak harus disediakan ini dan itu oleh pemerintah. Penduduk yang belum tahu mau jadi apa bila besar nanti.

22 tahun yang lalu, aku menghirup udara untuk pertama kalinya ke dunia. Terpaksa merelakan kehangatan rahim dari seorang wanita yang luar biasa. Suara tangisku menyebarkan kebahagiaan bagi semua yang telah menanti-nanti kehadiranku.

22 tahun yang lalu, aku belum tahu apa-apa, belum mengerti apa-apa, tak tahu harus bagaimana, bahkan sampai sekarang pun belum jelas tujuan hidup mau bagaimana selain bertahan di tengah kerasnya dunia.

22 tahun yang lalu, seorang anak lahir bertepatan dengan matinya seorang pemimpin aliran sesat di daerah Jogjakarta. Entah ini hoax atau bukan, karena menurut orangtuaku, tepat saat aku lahir ke dunia, salah seorang sanak-saudara yang memberi kabar tersebut. Lucu? Entah. Bahkan aku tidak bangga sama sekali."



Anak itu punya seorang kakak laki-laki yang menyayanginya. Hidupnya bisa dibilang cukup menyenangkan. Apa-apa yang ia inginkan dapat dengan mudah dia dapatkan, meski di beberapa kesempatan dia harus berjuang.

Anak itu tumbuh menjadi sosok yang ceria, banyak teman, dan mudah bergaul. Berkat didikan yang baik dari keluarga dan lingkungan, dia mendapat banyak cinta serta dukungan yang positif. Membuatnya senantiasa berpikir bahwa hidup ini indah. Tidak boleh ada tangis yang mengiringi atau menghias manis parasnya. Keluarganya mendidik dia untuk bersyukur. “Sesedih atau seberat apapun masalahmu, di luar sana masih banyak yang lebih berat dari yang kamu rasakan,” begitu doktrin yang ditanamkan orangtuanya hingga ia dewasa.

Doktrin yang kelak terus melekat pada dirinya. Doktrin yang ternyata menyebar ke orang-orang di sekitarnya.

Doktrin yang membuat anak itu terlihat selalu ceria, kuat dan optimis.

Meski begitu, dia selayaknya remaja normal yang menangis di kala sedih. Merasa sakit ketika patah hatinya. Juga dilanda galau-gelisah kala cintanya digantung oleh si dia yang tak kunjung memberi kepastian.

#EA


Sisi ceria dan positif ini rupanya memberi manfaat untuknya. Dia kerap dipercaya jadi teman curhat, dan konon, siapapun yang curhat dengan dia akan merasa lebih baikkan. Bukan karena dia paling pintar di kelas, atau paling rupawan. Tapi karena bagaimana cara dia merespon dan membuat lawan bicara merasa nyaman. Dia sangat tahu bagaimana caranya memperlakukan orang dengan baik.

Namun…

Di balik senyum cerianya, ada sisi yang tak pernah dia tunjukkan ke orang-orang kecuali keluarganya dan orang-orang yang dia percaya sepenuhnya. Sisi lain yang menurutnya adalah sisi aslinya yang tersembunyi.

Tidak banyak yang tahu kalau dia…
 
Gemar menonton dan membaca cerita-cerita sedih.
 
Tdak banyak yang tahu bahwa dia….
 
Tidak tegaan.
 
Sedikit yang tahu tentang sisi lainnya ini. Bahkan dia menderita gagap pun orang lain tidak akan ‘ngeh’karena senyum dan keceriaan yang dia tularkan. Kalau ditanya kenapa dia tidak ingin mempertontonkan sifat aslinya pada orang lain? Dia bakal menjawab, “Tak ada yang lebih baik selain membuat orang lain senang. Kita hidup untuk menyenangkan orang lain, bukan?”

#IniBukanPencitraan

 
Padahal, hanya sedikit yang tahu kalau aslinya dia….


 Pandai menggambar.


Menurutnya, menggambar adalah salah satu cara untuk ‘menetralkan diri’. Setelah seharian membuat orang lain gembira, dia juga butuh sesuatu yang mampu membuatnya sama gembiranya seperti orang-orang.

Dan baginya, menggambar merupakan terapi. Menggoreskan tinta di atas kertas dan menorehkan karya dari perasaannya merupakan salah satu hobi yang ia sembunyikan dari banyak orang. Katanya, “Aku butuh ketenangan. Dan menggambar merupakan cara yang tepat. Karena untuk sekali saja, aku ingin merasa sendiri. Menghibur diri.”



Tak cuma asal coret-coret, anak itu pun diam-diam mengirimkan hasil karyanya ke berbagai buletin, koran, atau majalah-majalah untuk dimuat dengan nama anonim. Hebatnya, tidak sedikit karyanya yang berhasil mejeng di sana.
 
Bila esok-lusa ada teman yang mengomentari karyanya, dia bakal berpura-pura tidak tahu dan sok ikutan menilai. Padahal hatinya bersorak girang karena karyanya mendapat apresiasi. Namun, dia juga tidak murka kalau-kalau ada yang meremehkan kemampuan menggambarnya di sekolah.

“Ga apa-apa. Mereka, kan, gak tahu. Hehehe,” guraunya.

Selain menggambar, hanya secuil manusia yang tahu kalau aslinya dia…


Gemar berkebun.


Di balik tingkah ceria yang terkadang terlihat 'slengean dan rame', dia hobi berkebun, yang mana membutuhkan ketelatenan. Sekali seminggu, ia sempatkan membeli bibit tanaman yang dia suka untuk ditanam di rumahnya. Entah itu di kebun belakang, di teras depan, di manapun asal tanaman tersebut dapat hidup.

Dia sangat menyukai tanaman. Ada kedamaian, katanya. Dan menanam banyak tanaman di rumahnya adalah jalan murah meriah yang dapat membuatnya damai tanpa perlu berlibur ke tempat yang jauh.

“Suatu saat, aku kepingin punya rumah yang asri,” katanya.


Lagi nanem pohon di kebun.


Tapi dia menolak jika imagecerianya merupakan topeng untuk menutupi kekurangan diri. Dia tidak merasa minder karena gagap, atau apapun itu. Dia benar-benar tulus menualrkan energi cerianya demi orang-orang di sekitarnya. Lagipula siapa sih yang tidak kepingin senang?

Sedang di balik image-nya di sekolah, cukup dia, keluarga, dan orang kepercayaannya saja yang tahu sifat aslinya.


Si Dia Yang Enggan Disebut Namanya


 
"22 tahun telah kuhabiskan waktu untuk menjadi pribadi yang menyenangkan.

22 tahun yang membuatku ingin terus hidup."

emoticon-Peluk  emoticon-Peluk





DISCLAIMER

1. Artikel oleh Mukamukaos
2. Foto yang terpajang merupakan dokumen pribadi dari si dia, dan
3. TS bukan jomblo

emoticon-Traveller
 








Diubah oleh mukamukaos 08-09-2018 11:56
0
6.4K
57
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan