Belakangan film-film hollywood udah terlalu formulaic menurut ane, dan terkesan shallow. Walau memang ada beberapa film yang bener-bener "ngena" ke ane. Film-film terakhir yang memorable buat ane itu Ready Player One dan Baby Driver.

Ada beberapa film yang emang just for fun, kayak film-film MCU, tapi yang jelas ga terlalu membekas kayak film-film ini. Dan ga berlebihan kalo ane bilang beberapa film ini mengubah mindset ane secara drastis gan.






Film ini waktu pertama kali release, jadi film yang bener-bener melakukan gebrakan visual effect, khususnya efek "bullet time". Setelah The Matrix, bullet time dipakai di banyak film-film lainnya, tapi khususnya film parody (Deuce Bigalow, Superhero Movie, dan semacamnya).

Filosofi film ini membuat kita berpikir, apakah kita beneran hidup di dunia nyata? Atau cuma simulasi aja? Apa elo siap menghadapi realita walaupun pahit, atau lebih suka hidup dengan kenikmatan semu?

Diluar itu, action film ini mengadopsi style film-film action hongkong (khususnya film-film arahan John Woo), dicampur dengan pengaruh anime (yang mana kedua bersaudara Wachowski penggemar anime Akira).

Film ini walau keluaran tahun 1999 layak tonton banget, dan kalo baru pertama kali nonton, harus beberapa kali nontonnya supaya bisa dapet filosofinya.

Sequelnya The Matrix Reloaded masih mendapat sambutan baik (76% di Rotten Tomatoes) namun Revolutions kurang mendapat sambutan yang baik dari para kritikus film. Ane pribadi ngeliat kedua sequelnya jadi terlalu "try hard" buat jadi filosofis kayak film pertamanya.

Diluar trilogi utamanya ini, The Matrix juga merambah media lain, seperti animasi (Animatrix) dan videogames (Enter the Matrix dan Path of Neo).



Sama seperti The Matrix, Fight Club harus ditonton berkali-kali supaya bisa nangkep filosofi yang disampaikan. Di permukaannya film ini kelihatannya cuma menampilkan para anarkis anti kemapanan yang menolak mengikuti status quo.

Filosofi terdepan yang ditampilkan dalam film ini sebenarnya adalah pandangan anti konsumerisme. Mengapa manusia modern itu menjadi sangat lemah dibandingkan manusia jaman dahulu. Jawabannya silakan ditonton sendiri ya gan. Kalo dikasih tau nanti jadi spoiler.

Banyak quote-quote dari film ini yang bener-bener jleb banget gan.

Intinya : wajib tonton.





Film keluaran 2015 ini berusaha menggambarkan pertanyaan sebagian besar orang mengenai AI, yang mana belakangan menjadi topik hot bagi perusahaan-perusahaan teknologi. Dengan visual effect yang engga terlalu extravagant tapi sangat realistis engga kayak kebanyakan film-film action Marvel, yang jelas film ini benar-benar bikin agan berpikir soal AI.

Ga bisa banyak yang ane tulis disini, karena kalo terlalu banyak dibeberin nanti jadi spoiler.





Film arahan Mike Judge ini menggambarkan situasi ekstreme apabila populasi orang bodoh melampaui orang-orang pintar di dunia dan merambah ke pemerintahan. Tergolong satir dan komedi, beberapa joke-jokenya sangat frontal dan engga menahan diri.

Idiocracy tidak dirilis di bioskop seperti kebanyakan film lainnya, sebab itu hanya meraih sekitar $400 ribu, dibandingkan jutaan atau bahkan ratusan juta dolar film-film blockbuster lainnya. Namun film ini disambut dengan sangat baik oleh para kritikus dan mendapatkan status "cult movie".






Glengarry Glenn Rose (1992) dibintangi oleh aktor-aktor kawakan seperti Al Pacino, Alec Baldwin, Kevin Spacey dan Ed Harris. Jangan mengharapkan aksi seru, tembak-tembakan atau kejar-kejaran mobil yang menegangkan disini. Film ini cuma menggambarkan kegiatan sehari-hari para salesman real estate, percakapan diantara mereka dan jatuh bangunnya para sales.

Nah, ini beda banget sama The Matrix. Ga ada keren-kerennya sama sekali, atau lucu kayak Idiocracy. Pas awal ketika ditonton mungkin boring gan. Boring abis. Cuma pas waktu Alec Baldwin muncul doang film ini jadi memorable banget. Tapi coba ditonton sampai habis, diulang lagi beberapa kali. Banyak pesan bagus yang ada di film ini.