Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan tantangan yang dihadapi oleh pemerintah sangat beragam. Mulai dari fluktuasi harga komoditas sampai harga gejolak ekonomi global yang dipicu oleh kebijakan perdagangan dan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS).

Dia menjelaskan, akibat kondisi global tersebut, saat ini Indonesia ikut terdampak tekanan eksternal tersebut. Hal ini karena negara emerging market (negara berkembang) terdampak dari sisi nilai tukar maupun dari sisi aliran modal masuk atau capital inflow.

"Bahkan negara berkembang yang lain telah mengalami krisis yang dipicu oleh kondisi ekonomi politik dalam negeri mereka," kata Jokowi dalam sidang Nota Keuangan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (16/8/2018).

Dia menambahkan, dalam menghadapi tekanan eksternal, pemerintah bergerak cepat untuk menjaga stabilitas dan daya tahan ekonomi nasional untuk pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang sehat dan produktif.

Kemudian pemerintah juga memperkuat koordinasi kebijakan fiskal dan moneter. Melakukan langkah tegas dan konsisten untuk mengendalikan impor. Selain itu, Indonesia juga terus memacu ekspor dan meningkatkan arus modal masuk dengan menggunakan instrumen fiskal, pemberian insentif dan memastikan reformasi perizinan bisa berjalan dengan efektif.

"Alhamdulillah, di tengah ketidakpastian ekonomi global, kita masih mampu menjaga kinerja ekonomi relatif baik dan stabil," ujarnya.

Jokowi menambahkan pertumbuhan ekonomi nasional yang konsisten pada 2014 di kisaran 5% menjadi 5,17% pada semester I-2018. Kemudian rendahnya tingkat inflasi dari 8,36% menjadi 3,18% pada Juli 2018.

"Pertumbuhan ekonomi cukup konsisten tinggi, dari 5% pada tahun 2014 menjadi 5,17% pada semester I tahun 2018," tutur Jokowi.

https://m.detik.com/finance/berita-e...nsisten-tinggi

Salam Roket