ub.alamanAvatar border
TS
ub.alaman
[Pelan tapi Pasti] GNPF Ulama, FPI, hingga Kader Parpol Mulai Dukung Jokowi


Keputusan maha kontroversial dikeluarkan oleh koalisi oposisi dengan resmi menunjuk Sandiaga Uno menjadi cawapres Prabowo. Bagaimana tidak kontroversi, nama Sandiaga Uno tidak pernah diperhitungkan dalam bursa cawapres dan tidak ada juga kalangan ummat (ummat sono) yang pernah terbersit pada nama Sandi.

Beda dengan oposisi, nama Ma’ruf Amin sudah masuk dalam 10 bakal calon Jokowi. Artinya, apa yang diambil bukanlah piliha yang kontroverisal, melainkan sudah lama dibicarakan dalam internal partai pengusung. Jadi, adalah wajar jika kekecewaan dan kemarahan pun muncul dari bawah hingga ke atas—dalam koalisis Prabowo ini.

Demokrat memulainya dengan Andi Arief yang membongkar politik uang yang digunakan Sandiaga Uno untuk menyumpal mulut PKS dan PAN. Ia juga membongkar bahwa Sandi pernah ingin menggulingkan Prabowo dengan cara mendekati AHY, tetapi ditolak oleh SBY yang mengatakan bahwa ia tidak akan mengkhianati Prabowo.

Bukan hanya protes, Andi Arief kemudian menyatakan dukungannya kepada Jokowi-Ma’ruf Amin. Katanya, Ma’ruf Amin merupakan sahabat karib ayahnya dan berasal dari daerah yang sama dengan ibunya. Selain itu, menurutnya, Ma'ruf Amin merupakan sosok yang jujur, setia dan tidak bermental 'kardus'. Andi Arief menegaskan jika secara pribadi mendukung Ma'ruf Amin maju sebagai Cawapres.

Menyusul Andi Arief, ada Rachlan Nasidik, yang menyatakan komentarnya melalui cuitan di twitternya di @RachlanNashidik, Kamis (9/8/2018).

Rachland mengatakan jika pilihan Jokowi itu merupakan politik kebhinekaan. Selain mengatakan hal tersebut, Rachland juga memberikan tagar Jokowi Maruf dan Jokowi dua periode.

"Dimulai dengan politik kebhinekaan. Ditutup dengan politik identitas. #JokowiMaruf #Jokowi2Periode," tulis Rachland

Dengan demikian, perpecahan di Demokrat sudah muncul. Hayo lo, partai-partai yang mulai pecah ini adalah indikasi awal, ujung-ujungnya dukung Jokowi. Hal ini sudah dialami oleh PPP dan Golkar yang pernah pecah dan akhirnya mendukung Jokowi sepenuhnya.

Itu dari gerbong partai, sekarang dari gerbong ormas pendukung. Yang paling pasti, adalah GNPF Ulama, yang di dalamnya adalah massa FPI dan PA 212. Entah ya, ini namanya beda-beda, jangan-jangan ya orangnya itu-itu juga.

Kita mulai dari Haikal Hassan, dalam salah satu video di youtube, ia mengatakan bahwa ulama akan meninggalkan antum (Prabowo) jika tidak mengambil rekomendasi GNP Ulama, dan ummat akan mengikuti apa kata ulama.

Sobri Lubis (Ketua Umum FPI), masih dari video youtube, ia mengaku bahwa pihak GNPF Ulama sudah menyiapkan dua nama baru setelah Salim Segaf dan UAS menolak, yaitu Aak Gym dan Arifin Ilham. Menurutnya, kedua nama itu sudah menyetujui. Dan jika tidak juga diambil, maka HRS akan menegaskan bahwa FPI akan menarik dukungannya kepada Prabowo, untuk menyerahkan semuanya kepada Allah saja.

Kemudian pada malam deklarasi koalisi Prabowo-Sandi, Yusuf Martak (Ketua GNPF Ulama), juga sudah menyindir Prabowo sebagai pemimpin yang tidak cerda.

"Kami sudah ajukan nama itu tadi di ijtima, nama Arifin Ilham dan Aa gym," ujar Yusuf Martak selaku ketua GNPF ulama yang dikutip dari Breaking News Kompas TV. Dua nama itu diharapkan bisa mendampingi Prabowo setelah mengetahui kubu petahana mendeklarasikan ulama KH Ma'ruf Amin.

"Diharapkan agar Pak Prabowo maju didampingi oleh ulama, saya dengar Jokowi di dampingi Maruf amin, kenapa pak JKW lebih cerdas daripada kita? ini tidak boleh," tambah Yusuf.

Begitulah, perpecahan pendukung Prabowo mulai terlihat. Demokrat mewakili partai, dan FPI (yang juga masuk dalam GNPF Ulama dan PA 212) sebagai pendukung militan—yang sangat membantu dalam mengalahkan Ahok di Pilkada Jakarta dengan mengoar-koarkan isu SARA.

Perbedaan pendapat itu akan menghasilkan ketidaksolidan pendukung. Kalau sudah tidak solid, mudah sekali dipecah belah dan dikalahkan. Hal ini tentu saja menguntungkan koalisi pemerintah.

Sebaliknya, di koalisi pemerintah, semuanya solid, akur, kompak. PKB yang digadang-gadang bisa keluar dari koalisi malah menjadi rekan utama Jokowi setelah Ma’ruf Amin dijadikan wapres. Dukungan NU—ormas Islam terbesar di Indonesia—pun otomatis aktif, mesin ormas akan bergerak untuk membantu pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin.

Yaudahlah ya, partai oposisi sudah menunjukkan sikap yang keliru. Memilih orang yang tidak pernah dilirik siapa pun untuk mendampingi Prabowo. PKS dan PAN pun pasti tidak setuju, tapi karena ada politik uang, ahirnya mingkem juga. Atau bisa juga, Sandi Uno menyiapkan 1T lagi untuk menyuap Demokrat dan pendukung mereka yang mulai kecewa. Jangan tanggung kalau usaha mah…

Sumber: https://seword.com/politik/pelan-tap...rpol-HjzXC3uUa
Diubah oleh ub.alaman 10-08-2018 13:43
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
3K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan