ujangkampakAvatar border
TS
ujangkampak
SURAT TERBUKA UNTUK PAPA S*R*A W*JA*A
Jakarta 10 Agustus 2018

Dear Papa

Maaf sepertinya cuma dengan cara seperti ini agar bisa dibaca oleh dirimu atau pun anak-anakmu yang sekarang. nama Papaku SURYA WIJAYA, dia lahir di Bengkulu 11 Agustus 1954, dan bekerja sebagai tenaga karya di Pusdiklat kementerian sosial yang terletak di Pondok Indah. Tadi malam tanggal 9 agustus 2018, saya mencoba menghubungi Papa ke nomor yang sama seperti Papa kasih dulu waktu cucu Papa yang pertama lahir di tahun 2014, tetapi yang angkat mengatasnamakan Budiman, tapi saya masih ingat betul suara itu memang suara Papa. Saya sedih Papa tidak mau angkat telepon dari anaknya sendiri. Apakah keberadaan saya telah mengganggu kehidupan Papa? dan jujur Pa, Apakah Papa pernah tahu perasaan saya selama ini? mungkin tidak ya atau masa bodo amat. elu-elu dan gue-gue kali ya. Saya hanya tahu Papa pergi dari rumah waktu saya umur 2 tahun, dan baru bertemu di tahun 2014, yang saat itu saya berumur 27 tahun. (sekarang 31). Saya tahu Papa punya anak Perempuan 2 orang yang kuliah di UI, tapi dari kabar terakhir yang anak Pertama Papa dari perkimpoian yang baru itu udah nikah sekarang. it's ok gak usah khawatir dengan itu. Saya tidak akan pernah mengganggu mereka atau keluarga Papa sekarang. mungkin mereka bisa merasakan kebahagiaan hidup bersama keluarga yang utuh, maaf tapi saya tidak pernah merasakan hal itu. Dengan kondisi seperti itu saya berterima kasih untuk Papa, karena telah memberikan pengalaman hidup yang berharga bahwa Jangan mencontoh sifat dari seorang pecundang ( dont play with loser), dan yang jelas Saya tidak ingin anak2 atau cucu2 Papa merasakan apa yang saya rasakan. Oh iya, kembali ke topik kenapa saya telepon Papa semalem, karena saya ingin bertemu, mungkin untuk yang terakhir kalinya, seandainya semalam kita bisa ngobrol mungkin lebih baik, ada banyak hal yang ingin saya sampaikan. mungkin salah satunya, adalah klo semalem Papa tidak mengaku sebagai budiman Saya akan maafkan Papa untuk semua hal yang telah terjadi, tetapi karena papa mengaku sebagai budiman saya berharap Tuhan akan memaafkan semua kesalahan Papa atas apa yang pernah Papa lakukan ke Mama maupun saya. Saya hanya tau selama ini cuma mama yang menghidupi saya, menyekolahkan, dan memberikan sedikit tentang bagaimana menjalani hidup yang seharusnya saya dapatkan dari Papa, itu semua saya dapatkan dari mama, dari seorang wanita yang kuat bukan seperti Papa yang lari dari sebuah kata "Tanggung Jawab", 25 tahun Saya hidup merasakan iri melihat semua teman-teman memiliki sosok seorang ayah, melihat mereka bisa pergi berdua dengan ayahnya untuk melakukan hobi yang sama, Saya iri Pa, melihat hal seperti itu. Tapi itu dulu pa, sekarang saya sudah memiliki Ayah mertua yang saya anggap sebagai ayah kandung, walaupun sepertinya berbeda kepribadian antara dia dan Papa, tetapi setidaknya dia mengajarkan arti kata kesetiaan, mengajarkan tentang arti kehidupan, mengajarkan tentang ilmu agama yang tidak pernah diajarkan oleh Papa. Saya masih ingat ketika di tahun 2014 bulan oktober kita bertemu di Pusdiklat Kemensos, Papa lupa dengan Saya, meskipun saya sudah memberitahukan nama Saya sendiri, nama yang Papa kasih sendiri, Papa bisa lupa,( luar biasa ya gaes), tapi saya maklumi mungkin pada saat itu Papa kaget atau sedang banyak pikiran atau apalah, saya maklumi. Papa masih inget kan, waktu itu saya mau kenalin istri saya yang sedang hamil 8 bulan. nama istri saya sama seperti nama anak Papa yang pertama. ( bukan saya, for me it doesn't exist) apa Papa ingat? ......

Alasan Saya buat Surat terbuka ini untuk Papa, karena saya merasa amat sakit hati oleh Papa. 29 tahun tidak dianggap, mungkin hanya dianggap butiran rinso yang dikucek-kucek juga ilang, atau hanya angin lalu menurut papa. Beberapa teman saya dari kecil ( papa gak akan tau deh, percuma diceritain juga) pernah tanya, " jek babeh maneh kamana sih naha tara nengok? (translate : Jek Papa kamu kemana sih, kok gak pernah nengokin?) dan saya hanya bisa bilang paeh mereun (mati mungkin), dan tanggepan mereka hanya bisa bilang baik maneh mah!!!, karena memang itu yang saya rasakan Pa !!! Saya benci, marah, dan klo memang ada kata lain buat ungkapin nya ya mungkin kata itu yang cocok buat Papa sampai saat ini.

Maaf semalam saya telepon Papa bukan maksud untuk mengganggu Papa, Saya hanya mau pamit karena mulai minggu depan saya dan keluarga kecil yang saya miliki akan pindah keluar dari Indonesia, alhamdulillah saya mendapatkan kesempatan untuk menjadi permanent residence di Kanada tepatnya di Vancouver dan bekerja di salah satu perusahaan disana, untuk jangka waktu diatas 10 tahun yang kemungkinan tidak akan pulang dalam waktu dekat kecuali terdapat hal-hal yang mengharuskan saya pulang, kecuali menghadiri pemakaman Papa, saya tidak akan pulang. biarlah orang yang Papa anggap sebagai keluarga utuh itu yang mengurusnya, karena dari kejadian semalam itu membuktikan klo Papa memang sudah tidak menganggap saya sebagai anak mu lagi. Tidak apa-apa untuk hal itu, karena memang itu pilihan yang sudah Papa buat untuk hidup Papa, dan mungkin juga sudah terlambat untuk disesali atau pun masih terdapat sedikit waktu buat Papa yang sudah berumur 64 tahun untuk berusaha memohon ampunan Tuhan. Papa pasti sudah tahu bahwa apa yang kita lakukan di dunia ini akan dipertanggungjawabkan nanti, so remind of that.

sebenernya masih banyak yang ingin saya sampaikan, tapi dari kata-kata diatas sudah cukup mewakili Pa. Saya tidak akan mengganggu papa lagi, dan saya hargai keputusan papa untuk tidak menganggap saya sebagai Anak lagi, apabila bisa, mungkin akan saya revisi akta kelahiran saya, dan 1 hal lagi Papa. saya tidak akan pernah menggunakan nama Papa di batu nisan saya nanti. saya akan pakai nama kakek (atung) di batu nisan nanti, dan saya anggap hubungan antara Papa dan Saya tidak pernah ada. Saya harap Papa suatu saat nanti bisa membaca surat ini sebelum papa dijemput untuk bertanggung jawab yang sebenarnya. terima kasih. (ei)

tolong bantu sebarkan. ini murni dari seorang anak yang sangat membenci papa kandungnya, semoga dia bisa baca surat ini.


saya tidak mengaharapkan cendol atau bata. ini murni dari dalam diri saya untuk sorang pencundang seperti dia. emoticon-Ngamuk

Diubah oleh ujangkampak 10-08-2018 09:54
0
5.7K
57
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan