gimgimanAvatar border
TS
gimgiman
Mengenal Sistem Dropshipping Yang Merugikan Para Pembeli

Saat ini dropshipping menjadi sebuah bisnis yang begitu populer di Indonesia, dengan begitu banyak orang yang menjalankan sistem penjualan ini di marketplace-marketplace lokal maupun di akun-akun sosial media mereka. Dropshipping sendiri memang menawarkan banyak kemudahan dan keuntungan bagi para penjual online yang ingin mendapatkan penghasilan tanpa perlu mengeluarkan banyak modal. Namun, apakah sistem ini menguntungkan untuk para pembeli? 


Bagi agan-agan yang tidak tahu apa itu dropshipping, secara singkat ane contohkan seperti ini :


A memiliki produk sepatu dengan stok yang banyak, lalu ia memberikan kesempatan kepada B untuk memasarkan produk tersebut tanpa perlu membelinya terlebih dahulu, B hanya diberi foto produk sepatu dan deskripsinya. Saat B berhasil menjualnya, maka B akan menghubungi A untuk mengirim sepatu tersebut langsung kepada pembeli tadi dengan mencantumkan nama toko si B. Seolah-olah si B memiliki barang tersebut.


Ilustrasi, sumber : www.pexels.com, foto karya : bruce mars



Dropshipping yang Baik


Pada beberapa tahun ke belakang, sebelum dropshipping begitu populer seperti saat ini di Indonesia, dropshipping masih menjdi sesuatu yang dapat dibilang tidak merugikan pembeli atau konsumen akhir. Hal itu dikarenakan para dropshipper hanya mengambil produk dari produsen barang atau toko online yang memang membuka kerjasama tersebut. Selanjutnya para produsen atau pemilik toko online, memberikan diskon tertentu kepada para dropshipper sehingga harga jual barang dari dropshipper kepada pembelinya sama dengan harga produk sesungguhnya di pasaran atau tidak berbeda terlalu jauh. 

Di beberapa tempat, para produsen atau pemilik toko online bahkan membatasi keuntungan yang boleh didapatkan oleh para dropshipper,  sehingga mereka tidak dapat menjual barang dengan harga yang terlalu tinggi, jauh di atas harga sesungguhnya. 


Era Dropshipping Brutal 

Sayangnya, sistem dropshipping yang baik seperti di atas sudah semakin jarang ditemukan saat ini, dan sekarang kita memasuki era di mana dropshipping menjadi suatu sistem yang brutal dan tentunya sangat merugikan pembeli atau konsumen akhir. 

Banyak para dropshipper menggunakan suatu software di mana mereka dapat mengambil data produk di satu marketplace atau eS E N S O Rmerce, lalu menjualnya kembali di marketplace atau eS E N S O Rmerce lainnya. Semuanya serba otomatis, para dropshipper dapat mengatur kategori barang apa yang ingin mereka ambil dan bahkan harga jual kembali pun dapat diatur untuk dinaikan berapa persen dari harga beli para dropshipper kepada pemilik barang hanya dalam beberapa klik saja. Hasilnya, banyak sekali toko-toko online di marketplace yang memiliki puluhan atau bahkan ratusan produk padahal sebenarnya mereka tidak memiliki barang yang dijual tersebut.

Tidak sampai di situ, para dropshipper biasanya membuat banyak akun di marketplace-marketplace tersebut agar kesempatan untuk mendapatkan pembeli menjadi semakin besar. Bisa dibayangkan bukan seberapa sesaknya marketplace di Indonesia dengan para dropshipper jenis ini?

Tidak percaya ada software seperti itu? Silahkan untuk gunakan google lalu masukkan kata kunci " scrape produk".




Ilustrasi,Sumber : www.pexels.com, Negative Space 


Barang Dropship yang Di-dropshipping-kan Kembali


Efek dari kebrutalan sistem dropshipping ini adalah munculnya banyak barang dropship yang di-dropshipping-kan kembali. Sehingga pembeli atau konsumen akhir mendapatkan harga yang jauh lebih mahal dari harga aslinya. 


Sebagai contoh : A adalah pemilik barang, lalu barang dari toko A di-dropshipping-kan oleh B, selanjutnya C men-dropshipping-kan kembali barang dari toko B. Bisa dibayangkan seberapa mahal harga yang harus dibayar oleh pembeli barang dari toko C? 


Selalu Ada Hal Merugikan Untuk Pembeli 



Selain harga yang lebih mahal, dropshipping biasanya juga memberikan kerugian lain kepada para pembelinya. Pertama adalah minimnya pengetahuan dropshipper terhadap barang yang mereka jual dan kedua adalah ketidakjelasan layanan purna jual. 

Dropshipper yang menggunakan sistem brutal biasanya akan menjual apa saja walaupun sebelumnya mereka sama sekali tidak mengetahui seluk beluk barang tersebut, ditambah lagi apabila barang yang di-dropship-kan memiliki deskripsi penjelasan yang singkat. Hasilnya, mereka biasanya akan kebingungan saat ditanya oleh para pembeli mengenai detail barang tersebut. Di sinilah dimungkinkan akan terjadi kesalahan informasi produk yang diberikan oleh dropshipper kepada pembeli, dan pembeli pun membeli barang yang sebenarnya tidak mereka inginkan. 

Layanan purna jual pun biasanya tidak maksimal, karena komunikasi menjadi lebih panjang. Bahkan tidak sedikit dropshipper yang lepas tangan dan langsung menyerahkan layanan purna jual kepada pemilik barang, pembeli diarahkan langsung untuk menghubungi pemilik barang. 


Pernahkan agan-agan di sini memiliki pengalaman seperti di atas? 




Ilustrasi, sumber : www.pexels.com, foto karya : Tim Gouw

Cari Barang Dari Pemilik Langsung Yuk!


Di era sistem dropshipping brutal ini, kita sebagai pembeli harus cermat ketika akan melakukan pembelian, agar kita mendapatkan harga terbaik, pelayanan terbaik dan layanan purna jual terbaik. 

Kalau ane sendiri selalu memanfaatkan fitur filter yang ada di kolom pencarian marketplace, dengan memilih opsi “Harga Termurah”, “Terlaris”, atau “Penjualan Terbanyak”. Setelah muncul hasilnya, biasanya ane pilih toko yang menggunakan foto produk yang mereka ambil sendiri, lalu tinggal cek penilaian pembeli sebelumnya. 

Saat membeli barang yang harganya lumayan, biasanya ane juga tanya-tanya hal detail yang tidak tercantum di deskripsi barang, biasanya seorang dropshipper akan kesulitan menjawabnya atau mereka menanyakan hal tesebut ke pemilik barang.



Quote:




1
30.1K
195
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan