TEMPO.CO, Jakarta  - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyebut proyek revitalisasi jembatan penyeberangan orang (JPO) di koridor Sudirman-Thamrin akan dikonsultasikan terlebih dahulu. “Untuk JPO kekinian yang sudah kami showcase, akan kami konsultasikan lagi,” kata Sandiaga di kompleks Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa, 7 Agustus 2018.

Awalnya, revitalisasi JPO koridor Sudirman-Thamrin dijadwalkan mulai pada akhir Mei 2018 agar bisa rampung Agustus, sebelum pembukaan Asian Games 2018. Untuk tahap awal, dari total 12 JPO, revitalisasi dilakukan terhadap JPO Ratu Plaza, JPO Gelora Bung Karno, dan JPO Polda Metro Jaya.

Estimasi anggaran untuk revitalisasi tiga jembatan itu sebesar Rp 56 miliar, dengan rincian Rp 17,4 miliar untuk JPO Ratu Plaza, Rp 18,5 miliar untuk JPO GBK, dan Rp 19,4 miliar untuk JPO Polda Metro. Nilai itu mencakup biaya pemasangan lift, instalasi listrik, dan penerangan dengan sistem solar cell. Pemerintah DKI juga berencana memasang kamera closed-circuit television (CCTV).

Meski mundur dari jadwal, Sandiaga mengatakan tidak ada perubahan dari rencana revitalisasi tersebut. Saat ini  pemerintah DKI akan melakukan penyesuaian berdasarkan masukan-masukan dari beberapa komunitas.

Sandiaga mengatakan, anggaran untuk proyek ini juga masih dikaji lagi. Belum bisa dipastikan apakah proyek ini menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2019 atau dari sumber lain. “Salah satu mendorongnya kompensasi Koefisien Lantai Bangunan (KLB). Ini akan diputuskan di Rapat Pimpinan apakah dianggarkan atau tidak di 2019,” kata dia.

Untuk koridor Sudirman-Thamrin, Sandiaga mengatakan masih akan melihat konektivitasnya. Menurut dia yang terpenting adalah JPO tidak hanya untuk menyeberang, tapi memiliki konektivitas dan menghubungkan titik-titik ruang interaksi antarwarga. 

“Kalau hanya JPO tapi tidak bisa mengkoneksikan ruang-ruang terbuka dan ruang yg dihasilkan MRT, LRT dan Transjakarta, tidak akan optimal,” ujarSandiaga Uno.