suckingadohAvatar border
TS
suckingadoh
#IniIndonesiaku, 7 pahlawan nasional kurang populer, padahal sangat berjasa


Pemerintah Indonesia sudah menetapkan 7 pahlawan nasional baru beberapa tahun ini, tetapi masih banyak yang tidak tahu. Mereka datang dari berbagai latar belakang dengan aneka jasa dan sumbangsih bagi bumi pertiwi. Mulai dari tokoh kunci pergerakan nasional, ulama, pionir pendidikan, sampai sultan. Mereka adalah syarifudin prawiranegara, idham chalid, buya hamka, ki sarmidi mangunsarkoro, sri susuhunan pakubuwono x, ignatius joseph kasimo, dan I gde pudja.

emoticon-thumbsupemoticon-thumbsupemoticon-thumbsupemoticon-thumbsupemoticon-thumbsupemoticon-thumbsupemoticon-thumbsupemoticon-thumbsupemoticon-thumbsupemoticon-thumbsupemoticon-thumbsupemoticon-thumbsupemoticon-thumbsupemoticon-thumbsup


1. Sjafruddin Prawiranegara (28 Februari 1911-15 Februari 1989)


Peran Sjafruddin Prawiranegara sangat besar pada saat Indonesia dilanda agresi militer Belanda II. Saat itu Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda, Soekarno-Hatta ditawan Belanda. Sjafruddin-lah yang ditugasi membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada 22 Desember 1948 di Sumatera. Selama 6 bulan, Sjafruddin menjalankan pemerintahan RI dari dalam belantara hutan. Mereka terus mempropagandakan pemerintahan Indonesia masih ada. Sjafruddin menyelamatkan republik, tapi selama puluhan tahun jasanya seolah terlupakan.



2. Idham Chalid (27 Agustus 1921-11 Juli 2010)



Idham Chalid merupakan salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU). Idham menjabat Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama dari tahun 1956 hingga 1984. Dia pernah menjabat menteri saat Orde Lama dan Orde Baru. Pada saat Kabinet Ali Sastroamidjojo II, Idham menjabat sebagai wakil Perdana Menteri. Saat Orde Baru, Idham pernah menjadi Ketua DPR (1968-1977), serta Ketua MPR (1971-1977). 



3. Buya Hamka (17 Februari 1908-24 Juli 1981)



Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau disingkat Hamka. Buya Hamka dikenal sebagai penulis besar Indonesia lewat karya-karyanya seperti Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, dan Di Bawah Lindungan Ka'bah. Tapi Hamka bukan hanya seorang penulis, dia juga politisi dan pejuang. Kiprahnya di dunia politik dimulai tahun 1925 saat menjadi anggota Sarikat Islam kemudian bergabung dengan Masyumi. 




4. Ki Sarmidi Mangunsarkoro (23 Mei 1904-8 Juni 1957)



Ki Sarmidi Mangunsarkoro adalah salah satu tokoh pendidikan nasional. Pada Kongres Sumpah pemuda tahun 1928, dia ikut berpidato menekankan pentingnya pendidikan nasional. Dia menentang politik kompromi dengan Belanda saat perjanjian Renville dan Linggarjati. Dia juga beberapa kali menjabat sebagai menteri pendidikan era Soekarno. Jasanya yang lain adalah turut membidani berdirinya Universitas Gajah Mada.



5. I Gusti Ketut Pudja (19 Mei 1908-4 Mei 1977)


I Gusti Ketut Pudja merupakan salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dia mewakili Sunda Kecil (Bali dan Nusa Tenggara). Pudja ikut hadir di Rumah Laksamana Maeda 16 Agustus 1945 saat persiapan kemerdekaan RI. Kemudian dia diangkat Soekarno menjadi Gubernur Sunda Kecil.



6. Sri Susuhunan Pakubuwono X (29 November 1866-1 Februari 1939)


Sri Susuhunan Pakubuwono X bernama asli Raden Mas Malikul Kusno. Kepemimpinannya merupakan penanda babak baru bagi Kasunanan Surakarta dari kerajaan tradisional menuju era modern. Pakubuwono X cukup memiliki arti penting bagi pergerakan nasional. Dia mendukung organisasi Sarekat Islam cabang Solo.



7. Ignatius Joseph Kasimo (1900-1 Agustus 1986)



Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono adalah pendiri Partai Politik Katolik Indonesia (PPKI). Dia juga merupakan salah satu pelopor kemerdekaan Indonesia. Kasimo anggota Volksraad antara tahun 1931-1942. Ia ikut menandatangani petisi Soetardjo yang menginginkan kemerdekaan Hindia-Belanda.



[rtl]Para tokoh yang mendapatkan gelar kehormatan sebagai pahlawan nasional memang para pahlawan sejati untuk negara indonesia, tanpa perlu menunggu adanya pengumuman gelar pahlawan dari pemerintah. Rakyat dan pemerintah indonesia sudah seharusnya berterimakasih kepada para pahlawan yang juga sekaligus the founding fathers negara kita, karena perjuangan mereka, kita bisa menikmati kemerdekaan sekarang ini[/rtl]

emoticon-rose

[rtl]Semangat perjuangan di era revolusi seharusnya menjadi pengingat untuk kita semua bahwa bangsa kita adalah bangsa yang besar. Kita mampu mengekspor 500.000 beras ke india padahal kiat sedang di kepung oleh belanda tahun 1946 dan sekarng justru kita bersiap-siap mengimpor 500.000 beras dari india. kita mampu mengalahkan pasukan sekutu yang dipimpin oleh seorang jenederal yang jenius ,brigjen mallaby di suarabaya, padahal pada saat itu senjata saja susah didapatkan. Perlu di ingat, berdirinya negara kita adalah dilakukan oleh orang-orang besar dan benar-benar berjiwa pahlawan, akan tetapi sayang sekali saat ini negara kita diurus oleh orang-orang yang sok pahlawan. Kerja tak seberapa, tetapi gencar cari muka.Pahlawan sejati tidak memikirkan dirinya sendiri, tetapi memikirkan generasi pewaris negeri. [/rtl]
[rtl]Masih adakah pahlawan sejati di jaman ini? pasti masih ada, tetapi entah siapa dan kapan munculnya.[/rtl]
[rtl]emoticon-Kaskus Lovers[/rtl]
[rtl]   sumber tulisan : hasil penulis sendiri dan baca berita online sana sini[/rtl]




 


0
796
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan