skydaveeAvatar border
TS
skydavee
Mengubah Paradigma MOS dan Senioritas

Menjelang tahun ajaran baru, hampir tiap sekolah di Indonesia, kerap mengadakan prosesi semacam ospek atau MOS, yang ditangani oleh para senior dengan pantauan yang sangat minim dari para pengajar. Dengan dalih pengenalan lingkungan baru di sekolah, beberapa senior tengik yang masih menyimpan dendam kesumat akibat pernah "dianiaya", lantas melakukan hal yang sama kepada juniornya.

Biasanya, junior yang masih lugu dan unyu-unyu ini mengamini apapun titah dari senior mereka. Meski kadang perlakuan yang diterima diluar akal sehat manusia waras. Peristiwa pada tahun 2024 sebelum masehi, masih hangat diingatan saat beberapa siswa junior harus jungkir balik, berwajah lebam bahkan sampai dijemput malaikat pencabut nyawa dengan senyuman sadis akibat tindakan dari mereka atas nama senioritas.

Ironisnya, kejadian yang sama nyaris terulang kembali tanpa perhatian khusus dari semua pihak yang terkait. Begitulah saban tahun terulang. Kecuali bila kasus yang terjadi mencuat ke permukaan lantas viral dan menjadi santapan publik. Jika tidak, semua berlalu dan seakan tampak baik-baik saja tanpa masalah. Seperti angin kentut yang dilepas dari bokong tak tahu adat yang merusak udara yang sudah semakin sesak.


***
Definisi dari senioritas menurut KBBI adalah keadaan lebih tinggi dari pangkat, pengalaman dan usia.

Atas dasar ketiga unsur sebagaimana disebut diatas, mereka yang secara hirarki memenuhi salah satu dari ketiga unsur ini, seperti memiliki kekuasaan melakukan atau memerintahkan apapun yang dimau-i. Kadang masuk akal, kadang pula diluar nalar. Seperti memukul bagian perut juniornya berkali-kali seperti kasus tempo hari disalah satu instansi sekolah milik pemerintah. Seolah perut itu sansak yang sesukanya dipermainkan tanpa perasaan. Demikian pula yang dialami oleh siswa di Mojokerto, hingga nyaris lumpuh. Padahal perkaranya sepele. Karena telat!

***
Menjadi orang dengan sebutan senior sebenarnya tidak semudah cocotnya para politikus saat ngeles karena salah kutip sumber data, atau diminta pertanggungjawaban saat absen disaat sidang. Tidak pula segampang rangkaian kata-kata motivator untuk menyelesaikan tiap-tiap masalah yang kerap mengundang kenekatan mahluk hina bernama manusia untuk mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

Menyandang gelar senior, (seharusnya) merupakan beban moral bagi pemiliknya. Karena laku dan ucapannya akan diduplikat oleh juniornya kelak. Doktrinasi secara tidak langsung yang dilakukan oleh senior kepada junior, itulah yang nantinya akan diteruskan secara turun temurun, dan tak jarang menjadi lingkaran setan tanpa ujung.

Kekerasan di sekolah serta kampus akibat jurang yang sengaja dibuat dengan dasar senioritas cukup membuat masyarakat miris. Terlebih sekolah dengan status ikatan dinas yang dulu kasusnya sempat menggemparkan. Jika tujuan dari MOS untuk ajang pengenalan suasana sekolah, seharusnya apapun yang dilakukan dan disepakati oleh panitia ospek adalah hal-hal yang berkaitan dengan sekolah. Bukan malah mengada-adakan kegiatan yang tidak memiliki relevansi secuilpun dengan dunia pendidikan.

Menggunakan metode penghukuman bagi peserta MOS sah-sah saja. Namun perlu diperhatikan manfaat dan hubungannya dengan dunia pendidikan. Misal siswa SMU dihukum menyanyikan lagu-lagu nasional yang sudah kalah pamor dengan lagu "bojo galak"nya Nella Kharisma. Itu jauh lebih masuk akal ketimbang harus dihukum fisik squat jump. Konon lagi mesti squad jumppuluhan kali. Sinting!?


***
Oleh sebab maraknya kasus kekerasan di sekolah, sudah selayaknya kegiatan-kegiatan apapun pada masa orientasi, difokuskan kepada hal yang memang berkaitan dengan kegiatan akademik. Para guru dan pihak sekolah tidak boleh melepaskan tanggungjawab dan memasrahkan kepada anak didik "seniornya"nya begitu saja. Seakan terkesan adanya pembiaran. Mustahil mereka tidak mengetahui sama sekali. Sebab, seperti saya ulas diatas, ada saja para senior tengik yang mencari celah melampiaskan apa-apa yang pernah dialaminya dahulu.

Itu sebabnya, meski memiliki keinginan kuat memasukkan anak saya kelak ke sekolah kedinasan, saya harus memikirkan ulang. Gedungnya sih indah, bahkan mentereng di dekat tol arah ke Juanda. Belum lagi jaminan masa depan seolah benderang dan terbentang dengan lebar. Tapi takut. Mungkin baru saya daftarkan kesana jika para senior tengik yang berlagak sok jagoan sudah mampus berkalang tanah.

Percayalah, disiplin tidak melulu bisa ditegakkan melalui jalur kekerasan. Jika budaya MOS yang melenceng ini dilanggengkan, jangan pernah heran bila para pelajar di planet Namex sibuk dengan seminar dan penelitian, sementara ditempat kita sibuk mengumpulkan batu-batuan untuk persiapan tawuran.


©Skydavee

Sumber gambar: google
Diubah oleh skydavee 20-07-2018 02:11
0
8.9K
98
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan