gmash
TS
gmash
Serba serbi dan panduan lengkap mobil matik, khusus matik tipe bertingkat (Step AT)
Agan2 sekalian,
berikut ini ane mau mencoba menjelaskan tips n trik cara mengoperasikan transmisi matik untuk mobil.
Mungkin sudah ada yg tahu, mungkin ada yg belum.
Mungkin ada yg salah paham, salah kaprah, mungkin ada yg sudah benar.
Mungkin di tulisan ini ane ada juga yg salah, mohon koreksinya juga.
Mungkin juga sdh ada yg bahas sebelumnya, ane ga tahu dah, dan ini bener ane nulis sendiri lho ...

Ruang lingkup (duhhh kaya skripsi aja yah...)
Nah, untuk pembatasan, yg ane bahas disini adalah transmisi matik konvensional (bertingkat/AT/Step AT), yg masih pake gigi gan.
Bukan matik CVT (Continously Variable Transmission).
Jadi, masih yg model lama gan.
Tapi meskipun lama, model ini masih sangat banyak digunakan sampai saat ini, bahkan mobil keluaran baru pun masih banyak yang mengusung transmisi ini, tapi mobil yang entri or mid level yah gan...
(atau bisa juga mobil mahal, tapi yg masih pelit kasih fitur emoticon-Wakaka )
Maklum CVT pasti lebih mahal, apalagi triptonik dst...
Dan meskipun pembahasannya untuk matik konvensional, bbrp tips n trik di sini, bisa juga digunakan untuk transmisi matik cvt.

Penampakan
Apa beda matik konvensional dan cvt secara penampakan?
Sayangnya ga langsung bisa keliatan gan
kecuali agan liat spek mobilnya emoticon-Wakaka
atau langsung dengan mengendarainya.
Kalo transmisi yg masih konvensional, perpindahan gigi akan lebih terasa dan minim engine brake,
Sedangkan transmisi CVT, perpindahan gigi lebih halus juga engine brake lebih bagus, sangat berguna misalnya di jalanan turunan yg relatif panjang.


Tipe dan penampakan tuas transmisi matik konvensional
Untuk transmisi matik konvensional, secara umum ada 2 macam, yaitu yang model lurus dan model gate. Masing2 ada kekurangan dan kelebihannya. Mungkin sebenarnya masih ada lagi model lainnya, yaitu untuk posisi tuasnya yang ada di setir, seperti pada nissan serena C24 atau CRV model lama, tapi jika dilhat dari modelnya dan terdapat tombol OD, mungkin tipe ini dapat disamakan dengan yg tipe lurus.
Pada tipe lurus, untuk memindahkan gigi, pada beberapa posisi harus pencet tombol dahulu. Juga masih di tipe ini, selain tombol pindah gigi, biasanya dilengkapi dengan tombol OD (overdrive).

Spoiler for Tombol OD (overdrive) warna merah:


Sedangkan utk tipe gate, cara memindah gigi tidak menggunakan tombol, tapi langsung pindah saja, sesuai alur/gate nya. Juga di tipe gate, sejauh yg ane tahu, tidak ada tombol OD nya (karena posisi gigi 3 sudah ada di gate)
Spoiler for Matik tipe gate:


Arti Huruf dan Angka
Secara umum, urutan transmisi konvensional, dapat dituliskan seperti ini:
P-R-N-D-D3-D2-D1 (tipe gate)
P-R-N-D-2-1 (Tipe lurus + tombol OD)
Untuk kode setelah huruf D, memang bisa macem2, kadang hanya angka 2 dan 1, atau 2 dan L intinya sama saja gan.
Jadi, berikut ini adalah arti kode huruf dan atau angka tersebut:
P: Park, untuk posisi parkir, posisi ini mengunci roda, sehingga tidak dapat bergerak baik maju maupun mundur. Pada sebagian besar mobil matik, kunci kontak hanya bisa dicabut ketika tuas transmisi ada diposisi ini.
R: Reverse, untuk mundur gan. Dari P ke R wajib injak rem, gan. Setahu ane, semua mobil yg pernah ane coba begitu. Pada model alur lurus, pindah gigi dari P ke R juga harus pencet tombol.
N: Neutral, rasanya sudah jelas, diposisi ini mobil dalam keadaan bebas. Kondisi roda mobil secara mekanis tidak terkunci oleh sistem transmisi, begitu juga pada putaran mesin. Mobil dapat didorong secara bebas. Pastikan posisi transmisi pada tuas N agar mobil dapat di starter (sama seperti posisi tuas di P).
D: Drive, untuk jalan gan. Dari N ke D dan sebaliknya, g perlu pencet tombol (utk tipe lurus). Maka, jika tiba2 tuasnya kesenggol dan pindah dari D ke N pada saat lagi jalan, tidak usah panik, gan. Lepas saja gasnya (supaya tidak meraung mesinnya) dan pindah gigi ke D lagi. Hal demikian juga berlaku untuk tipe gate (biarpun resiko pindah gigi karena tersenggol lebih sedikit, krn model alurnya yg berkelok).
D3: Intinya sama dengan D gan, yaitu untuk supaya mobil jalan. Angka 3 mempunyai arti, gigi dikunci mentok paling atas di gigi 3, kalo gigi yg lebih rendah bebas (gigi 1 dan 2).
Noted: pada tipe lurus, D3 ini digantikan oleh tombol OD (Overdrive), artinya sama, gigi dikunci 1 tingkat di bawah gigi tertinggi. Bila jumlah giginya adalah 4 (seperti kebanyakan matik yg ada di pasaran), maka berati dikunci di gigi 3 bila tombol dipencet (Overdrive off), dan gigi akan bisa naik lagi bila tombol dipencet lagi untuk melepas OD (Overdrive on). Jadi kalo dipencet malah off ya gan. Jangan kebalik...
D2: Sama dengan D3, tapi ini giginya dikunci mentok paling atas di gigi 2. Dari D ke D2, untuk tipe lurus, perlu pencet tombol, tapi dari D2 ke D tidak perlu pencet tombol. D2 kadang dikodekan dengan angka 2 saja.
D1: Sama dengan D2, ane rasa agan udah paham kan? Ini pasti maksudnya giginya dikunci mentok di gigi 1. Dari D2 ke D1, untuk tipe lurus, perlu pencet tombol, tapi dari D1 ke D2 tidak perlu pencet tombol. Kadang2 kode D1 ini diganti dengan angka 1 atau huruf L (Low).
Shift lock: sekalian ane bahas di topik ini di bagian ini deh yah. Pada bbrp mobil atau merek, kunci tidak bisa dicabut bila tuas tidak diposisikan di posisi P. Dan karena posisi roda terkunci bila di posisi P, maka otomatis mobil tidak bisa parkir paralel (krn tidak bisa didorong maju or mundur).
Nah, karena itu ada yg melengkapi dengan fasilitas shift lock supaya bisa parkir paralel gan. Caranya, setelah kunci dicabut, kunci dimasukkan di lubang shift lock, sambil ditekan sedikit biasanya, dan tuas dipindah ke N (untuk tipe lurus, harus sambil dipencet tombol pindah giginya).
Pada tipe gate, kadang tidak ada fasilitas shift lock, namun kunci bisa dicabut di posisi N, misalnya pada Kia Picanto matic.
Spoiler for Gambar shift lock:


Start your engine, brummmm...
Oke gan, sekarang saatnya menyalakan mesin.
Mesin hanya bisa dinyalakan di 2 posisi, yaitu P atau N. Selainnya itu, dijamin tidak bisa di stater gan.
Menyalakan mesin juga g perlu injak rem gan, langsung stater saja, asal ada di posisi itu.
Karena ini matik, biasanya memang kita menyalakan mesin dengan posisi tuas di P. Cuma dari yang ane tahu, sebaiknya jangan lama2 ada di posisi ini gan, kalo mau lama mending di N saja. Karena P memang fungsinya buat parkir. Lagian mesin jaman sekarang sdh ga model lagi dipanasin lama2, yg ada malah pemborosan. Cukup sebentar saja, 1 or 2 menit, setelah itu jalan slow alias pelan2 dulu, baru berikutnya bisa cap cus semaunya.
Oke, balik lagi,
Nyalain mesin di P, setelah itu kita mau pindah ke R atau N atau ke D.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah injak rem, lepas rem parkir, dan pindah ke R-N-dan kemudian D bila ingin berjalan.
Untuk menjalankan matik pertama kali, tidak perlu ngegas dulu, cukup lepas rem kaki pelan2 dan rasakan feel tenaga mesin mobil agan. Agan rasakan dulu, bila jalan los dilepas tanpa rem, kira2 seperti apa kecepatannya.
Khusus untuk tipe matik yg lurus alias bukan gate, untuk acara pencet tombol pindah gigi, yg wajib pencet tombol pindah gigi adalah perpindahan dari gigi tinggi ke gigi yg lebih rendah dan atau krusial harus berhenti.
Jadi misalnya dari D1 ke D2, D2 ke D, itu tidak perlu pencet tombol gan, silakan coba saja. Tapi sebaliknya untuk turun gigi, harus pencet tombol, untuk pengaman dan pengingat saja, krn untuk turun ke gigi yg lebih rendah, agan harus menjaga kecepatan agan, jangan sampai mesin meraung dan rusak krn rpm ketinggian.
Ada lagi yang unik, yaitu antara N ke D dan sebaliknya, tidak perlu pencet tombol juga. Ane gth kenapa, mungkin biar ga capek aja yah..., karena perpindahan ini kan yg paling sering, apalagi kalo kita males mikir, yg dipakai kan ya Cuma D ma N doang biasanya wkwkwwk.

Brummmm..., jalan beneran...
Selanjutnya adalah fase mengemudi atau berjalannya mobil.
Jika ingin simpel, cukup pilih D saja. Posisi D sebenarnya sudah sangat bisa untuk segala jenis medan. Sedangkan untuk turun gigi, bisa dipilih bbrp macam cara, mulai dari pindah gigi manual, pencet tombol OD, atau kick down.
Kita mulai dari yg paling mudah yah,
Biasanya bila ingin menyalip dan membutuhkan tenaga, maka yg bisa dilakukana adalah menurunkan gigi, langkah paling mudah adalah melakukan kickdown. Yaitu menekan pedal gas dalam2 secara seketika, maka gigi akan turun, begitu turun langsung agan sesuaikan kedalaman pedal gas dengan kecepatan yang agan butuhkan.
Langkah lainnya bisa juga dengan pencet tombol OD. Cuma ada yg harus diperhatikan gan. Cara ini hanya bisa berlaku jika agan ada dikecepatan tinggi dan sedang diposisi di gigi tertinggi. Sehingga begitu agan pencet tombol OD, maka tenaga akan segera bertambah krn gigi turun 1 tingkat. Cuma agan mesti yakin, posisi mobil sedang berjalan di gigi tertinggi, jika tidak, maka akan tidak akan menjumpai efek apa2, krn tidak ada gigi yg turun, tapi yg terjadi adalah agan hanya sedang mengunci gigi 1 tingkat dibawah gigi tertinggi. Tapi bila agan ada di posisi gigi tertinggi, cara ini lebih mudah dilakukan daripada harus kickdown. Sekali lagi, tombol OD biasanya hanya ada di tipe matik yg lurus.
Langkah selanjutnya adalah pindah gigi secara manual, yaitu memposisikan gigi dengan tuas ke gigi yg kita inginkan. Rasanya sudah jelas yah... Jangan lupa, untuk tuas matik yg tipe lurus, jika menurunkan gigi, wajib pencet tombol ganti gigi.

Salah kaprah #1: tanjakan dan turunan
Masuk ke bagian berikutnya, masuk kategori tips n trik nih gan....
Ada yg bilang untuk tanjakan dan turunan, gunakan gigi D2 atau D1. Saran tersebut tidak sepenuhnya salah, tapi bisa juga belum tentu cocok.
Ane coba kasih saran saja yg cocok untuk pengemudi awam.
Yang pertama untuk tanjakan,
Kalo tujuannya hanya supaya mobil kuat nanjak, tetap berjalan, agan tidak usah bingung. Terutama untuk pengendara matik pemula. Pantengin saja di gigi D, ane jamin pasti masih bisa jalan. Resiko yg terjadi, paling tiba2 seperti kehilangan daya, lalu turun gigi, lalu kuat lagi, begitu seterusnya. Tapi mobil ga akan berhenti di tengah jalan karena ga kuat gan, asal tanjakannya g super duper ekstrem yah.
Nah, untuk menjaga supaya mobil tetap terjaga tenaganya, cara yg dilakukan adaadalah menahan gigi, supaya tidak pindah ke gigi yg lebih tinggi, silakan agan pilih sesuai kondisi yg ada. Mau ditahan di gigi 3, atau 2, atau bahkan 1. Nanti begitu sudah ketemu jalan yg normal, baru dikembalikan lagi ke D.
Lalu bagaimana dengan turunan?
Nah, justru ini yg harus lebih diwaspadai.
Pada saat kondisi jalan turun, untuk transmisi matik konvensional, nyaris tidak ada engine brake, jadi perlambatan mobil hanya dengan rem. Sebaliknya, bila tidak di rem, maka kecepatan mobil akan bertambah dan bertambah, dan ketika bertambah nanti gigi akan naik ke gigi yg lebih tinggi, dan kecepatan semakin bertambah lagi. Demikian seterusnya, sampai yg akan mengurangi laju atau menghentikan kecepatan mobil adalah semata-mata memang hanya rem mobil.
Nah, untuk kondisi jalan turun, apalagi turunan yg panjang dan terus menerus, kita tidak boleh mengandalkan rem terus-terusan. Karena resiko rem akan panas, kampas rem bisa terbakar, dan mengurangi kekuatan rem itu sendiri, selain itu pasti juga kampas rem akan cepat habis. Beberapa kecelakaan di kondisi jalan turunan curam yang terjadi, adalah karena rem tidak berfungsi dengan maksimal, salah satunya disebabkan karena penggunaan rem terus-terusan tiada akhir.
Jadi harus bagaimana sebaiknya?
Tenang gan, untuk jalan turun, agan wajib juga mengerem dengan engine brake, tidak hanya dengan rem. Kecepatan mobil agan tahan dengan cara mengunci gigi, sesuai dengan kondisi jalan dan kecepatan yg agan butuhkan. Karena itu, untuk kondisi jalan turunan, justru wajib bagi agan untuk melakukan turun gigi. Cara ini butuh keterampilan dan feel khusus, supaya mobil tidak ajrut2an jalannya waktu turun gigi. Juga supaya rpm nya tidak terlalu tinggi dan mesin tidak meraung. Agan bisa coba pelan2. Tapi sekali lagi, untuk turunan yg panjang dan curam, langkah ini harus dilakukan. Sebenarnya untuk mobil manual pun juga harus seperti ini, Cuma manual tidak akan berganti gigi sendiri ke gigi yg lebih tinggi. Jadi kecepatan akan tetap tertahan di gigi yg ada.
Note: Tips stop n go di tanjakan
Karena matik tidak pakai kopling dan tidak bisa setengah kopling, maka dari posisi berhenti dan kemudian akan jalan, Agan harus hati2, supaya mobil tidak mundur krn belum dapat tenaga/momen.
Yang pertama, Agan harus bisa mengukur, kira2 tenaga mobil vs terjalnya tanjakan, kira2 mobil kuat atau tidak dari posisi berhenti langsung mendaki.
Jika ragu2, atau sudah jelas tanjakannya sangat terjal, dan butuh tenaga yg langsung, Agan bisa injak gas pelan2, setelah dirasa tenaganya ada (seperti menghentak), baru rem parkir dilepas pelan2 juga. Ingat, trik ini butuh keterampilan khusus. Dan ini semata-mata untuk menghindari supaya mobil tidak mundur.

Salah kaprah #2: berhenti dan parkir
Selanjutnya, yang sering salah kaprah dilakukan adalah pada saat berhenti dan mematikan mobil. Yang sering salah dilakukan adalah dari posisi D, agan injak rem, kemudian tuas diposisikan mentok maju, alias di P, kemudian aktifkan rem parkir, lepas rem kaki, kemudian matikan mesin (dan cabut kunci).
Cara seperti itu kurang baik gan, karena artinya, posisi roda yang terkunci, dipastikan terkunci di transmisinya. Akan berakibat buruk bila sering parkir seperti itu di kondisi jalan yg tidak rata bahkan cenderung curam.
Yang benar, adalah bahwa ketika perkir, memang kita berusaha mengunci gerak mobil, tapi dengan rem, bukan dengan transmisinya.
Caranya adalah, dari posisi D, kita injak rem, kemudian pindah ke N, dan kemudian aktifkan rem parkir. Setelah rem parkir aktif, lepas injakan pada rem. Lalu agan injak rem lagi, baru posisikan tuas ke P, baru setelah itu mesin dimatikan. Mungkin penjelasan ane agak ribet. Tapi ya seperti itu langkah2nya.
Untuk langkah yg benar tadi, rem parkir diaktifkan ketika gigi posisi di N. Seperti penjelasan ane di awal2 tulisan, N artinya transmisi sedang lepas bebas. Di posisi inilah, roda kita kunci (dengan rem parkir), setelah itu baru kita pindah ke P. Ingat, langkah di atas jangan kelewatan satupun, terutama soal lepas injak rem nya. Ada baiknya latihan dirasakan feelnya. Lama2 agan akan terbiasa, dan ga usah pakai mikir.

Salah kaprah #3: terlalu sering pindah2 D ke N dan sebaliknya
Memang benar gan, kita tidak boleh terlalu lama injak rem sedangkan posisi gigi aktif jalan (D). Tapi tidak bagus juga untuk kesehatan gigi (wwkkwkw) bila terlalu sering pindah2 dari D ke N lalu ke D lagi, padahal berhentinya cuma sebentar. Maka dari itu, jika berhenti cuma sebentar, sebaiknya injak rem saja, baru jika kira2 berhentinya lama, misalnya lebih dari 15 detik, agan pindah ke N.
Lain2 #1: Tombol OD
Berdasarkan pengalaman ane bbrp tahun pakai bbrp jenis atau merek mobil matik, ane jadi tahu kalo beda jenis atau merek, untuk tombol OD ini beda karakteristiknya.
Fungsi tombol OD ketika diaktifkan selain untuk kunci gigi 1 tingkat di bawah gigi tertinggi adalah untuk tambahan tenaga ketika akan menyalip (biasanya di kecepatan agak tinggi).
Feel yg dirasa memang lebih enak pake OD daripada kickdown.
Nah seperti yg ane bilang di atas, ada bbrp perbedaan karakteristik soal tombol OD ini. Pada mobil2 tertentu, ini ane sebut saja yah, misalnya Livina, karakteristik matiknya lumayan pintar. Mungkin komputernya diprogram seperti itu. Jadi ketika kita akan menyalip, kemudian tombol OD diaktifkan, gigi langsung turun 1 tingkat, kemudian tenaga bertambah, setelah itu kita selesai menyalip dan kemudian tombol OD kita pencet lagi supaya gigi naik lagi, ternyata gigi tidak langsung naik gan! Yang terjadi justru utk bbrp saat gigi masih tetap di 3 (matik livina giginya ada 4), dan rpm otomatis naik sendiri dan tenaga malah tambah naik lagi. Ini asyik gan, karena semacam memberi tambahan tenaga lagi. Nanti setelah bbrp saat rpm akan turun karena gigi sudah naik ke gigi 4. Artinya tombol OD ketika posisi akan kita off kan, gigi tidak langsung pindah naik, tapi masih berikan bonus extra tenaga.
Tapi untuk jenis lainnya, tidak seperti itu. Benar2 apa adanya, kalo agan pencet tombol OD, ya gigi turun, kalo pencet lagi, gigi langsung naik. Itu sudah..., jadi kurang mengasyikkan. Misalnya ini ane jumpai di Honda Freed.
Oh ya,
Untuk transmisi matik yang ada di setir, agan bingung cari tombol OD nya? Posisinya ada di ujung tuas gan, persis kaya pencet bolpoin yg ceklek-ceklek heheheh

Lain2 #2: Jumlah gigi
Sebagian besar matik konvensional, produk pabrikan yg ada di pasaran adalah bergigi 4. Ane sendiri belum pernah pakai yang giginya lebih dari 4. Inilah kenapa bila tipe matiknya adalah yg lurus, ketika agan pencet tombol OD, di layar dashboard keluar tulisan D3. Mungkin bila giginya ada 5, tombol OD ini harusnya dikodekan dengan D4. Mungkin agan2 yg lebih tahu bisa menambahkan info, mobil matik konvensional yg jumlah giginya lebih dari 4.

Lain2 #3: Ganti oli matik
Skrg tentang perawatannya gan! Selain oli mesin, pemilik mobil matik juga harus rutin mengganti oli matik. Agan jangan kaget kalo membaca di buku manual, di semua merek dan jenis mobil yang ane pakai, menyebutkan bahwa oli matik baru butuh diganti di kilometer 120rb! Busyeeettt, tahan lama banget yah.... Padahal sampai bbrp kali ganti mobil saja, ane ga pernah punya mobil yg tembus kilometernya sampai 120rb hehehehe.... Artinya ga perlu ganti oli matik dong?
Ternyata ga begitu gan! Coba saja agan tanya ke mekanik/service advisor di bengkel, pasti ga ada yg berani merekomendasikan itu. Indikator utama sebenarnya bukan dari kilometer berjalannya, tapi dari kualitas oli berdasarkan pengecekan. Kualitas oli dipengaruhi pola penggunaan sehari-hari, beban mobil, kondisi jalan atau medan, karakter berkendara pengemudi, cuaca, dsb dsb.
Secara umum, oli matik bisa diganti direntang 40rb-60rb kilometer. Selama ini ane main aman saja. Ane ganti di 40rb. Oli matik adalah nyawa transmisi matik agan. Kalo sampai kualitas oli jelek tapi agan ga ganti2, bisa jebol itu matiknya.
Kemudian ada yg namanya ganti oli dan kuras oli (matik).
Kalo kuras oli matik artinya, benar2 dipastikan semua oli dalam sistem transmisi terganti dengan yg baru. Ini lumayan makan oli lebih banyak dari ganti oli biasa. Tapi demi keamanan, baiknya dilakukan saja. Mungkin sekitar di pergantian oli yg ketiga, atau di sekitar kilometer 120rb, sebaiknya tidak hanya ganti tapi kuras oli matiknya.


Udeh ye gan
Ane sudah capek ngetiknya.
Semoga tulisan ane membantu mencerahkan agan2, terutama buat pemula pemakai matik.
Doain ane bisa beli mobil yg triptonik or dual clutch gitu. Supaya ane bisa ingpo-ingpo lagi heheheh.
Thank you agan2 sudah meluangkan waktu buat membaca dari awal sampai akhir.
Maaf kalo ada ingpo yg salah. CMIIW.
Diubah oleh gmash 10-03-2017 02:49
1
28.2K
33
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan