ideotlogiAvatar border
TS
ideotlogi
#SundulDunia Mengapa Bola Piala Dunia Semakin Terlihat 'Aneh' di Setap Edisinya?






Bola dengan sekumpulan panel berwarna hitam dan putih tentu biasa kita lihat dan kita mainkan. Gak peduli di belahan dunia mana pun, bahkan di acara kartun atau anime sepakbola, wujud bola selalu sama.

Seiring kemajuan teknologi di dunia sepakbola, kualitas bola senantiasa dikembangkan. Gak terkecuali produsen produk olahraga ternama asal Jerman, yaitu Adidas, yang sejak tahun 1970 menyuplai bola resmi Piala Dunia dengan desain corak yang berbeda-beda pada setiap edisinya.

Namun, kenapa akhir-akhir ini desainnya makin terlihat 'aneh' ya?
 emoticon-Bingung (S)emoticon-Bingung (S)

Begini penjelasannya ...

John Eric Goff, seorang profesor sekaligus pengajar di Universitas Lynchburg (Lynchburg College), menjelaskan jawabannya kepada Tech Insider.

“Di masa lalu, kita hanya punya bola berbentuk Epcot Center, 20 hexagon, 12 pentagon. Dan itu adalah pendekatan yang sangat bagus untuk sebuah bola. Tapi mulai tahun 2006 dengan diselenggarakannya Piala Dunia di Jerman, ada lebih banyak cara kreatif untuk membuat bola.”




Teknologi baru memungkinkan Adidas untuk mulai mendesain bola dengan panel yang lebih sedikit. Yang menciptakan masalah serius. Karena panel yang lebih sedikit berarti lebih sedikit jahitan. Dan, yang lebih penting, permukaannya lebih halus.

“Jika bola terlalu halus, hambatan udara akan naik. Ini seperti menendang bola pantai.”, ujar Goff.


Evolusi desain, pola, jahitan, dan tekstur kekasaran bola


Pada Piala Dunia 2006, para pemain mengeluh bola Teamgeisttidak mendarat ke titik yang mereka harapkan. Pada edisi itu, Adidas pertama kali memperkenalkan teknologi bola 14 panel dengan jahitan yang lebih sedikit.

Pada tahun 2010, Adidas mengurangi jumlah panel menjadi 8 sekaligus menambahkan beberapa tekstur untuk memperkeras permukaan. Masalah terpecahkan? Ternyata tidak.

Goff mengomentari: “Jabulani merupakan kegagalan spektakuler karena tidak cukup kasar. Ketika bola ditendang dalam kecepatan tertentu, Anda akan melihat itu akan melambat secara dramatis di tengah perjalanan.”


Jumlah panel semakin berkurang

Bola Piala Dunia 2014, Brazuca, memiliki panel paling sedikit, yaitu hanya 6.

Walaupun memiliki dua panel lebih sedikit, total panjang jahitan di sekitar bola 68% lebih panjang daripada Jabulani.

Jadi, bola memiliki jumlah kekasaran yang tepat sehingga mampu terbang lebih jauh daripada bola 2010.




Adapun bola Piala Dunia 2018 yang juga mengadaptasi 6 panel, punya total jahitan 30% lebih panjang daripada Brazuca!

Adidas mengimbangi ini dengan membuatnya tampak lebih dangkal. Hasil uji penelitian yang dipimpin Goff menunjukkan bahwa Telstar 18memiliki kinerja yang sama dengan Brazuca. Tapi ia masih memiliki sedikit lebih banyak hambatan sehingga kualitasnya jauh lebih baik.


Lantas kenapa tampilan bola selalu berubah-ubah?

Dari segi teknologi, kita dapat memahami kalau bola perlu dikembangkan demi kenyamanan para pemain.

Dari segi bisnis, kita sama-sama ngerti bahwa mustahil apabila FIFA dan Adidas menjual bola dengan desain yang sama di setiap edisinya.

Kalau Agan dan Sista gak percaya, di bawah ini ane tampilkan koleksi bola resmi FIFA World Cup 2018 yang bisa dibeli sesuai warna dan harga yang kalian sukai. Sumbernya langsung dari situs web Adidas ya.




Empat pilihan warna bola di atas dapat Agan dan Sista borong dengan harga masing-masing $20. Untuk harga bola resminya adalah $165 sedangkan replika yang mendekati aslinya dihargai $40.

Itu baru satu edisi Piala Dunia lho, belum edisi-edisi lainnya. Makin jelas kan alasan utamanya. emoticon-Embarrassment



__________



__________



Polling
Poll ini sudah ditutup. - 17 suara
Bola Piala Dunia Favorit Agan dan SIsta?
Fevernova (2002)
18%
Teamgeist (2006)
24%
Jabulani (2010)
18%
Brazuca (2014)
12%
Telstar 18 (2018)
29%
Diubah oleh ideotlogi 13-07-2018 10:54
swiitdebby
swiitdebby memberi reputasi
1
2.2K
13
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan