curvyasianAvatar border
TS
curvyasian
Hubungan Unik Agama dan Kekerasan
Hubungan Unik Agama dan Kekerasan



Jika agama-agama bumi (earthly religions) seperti Shinto, Tao, Budha dan sebagainya yang muncul sejak masa agraris secara historis dan sosiologis memunculkan teologi dan praksis kekerasan, bagaimana dengan agama-agama wahyu (revealed religion) seperti Islam, Kristianitas, dan Yahudi sering dipandang sebagai “lebih rawan bagi kekerasan dan terorisme”.

Seperti dicatat Karen Armstrong dalam bukunya Religion and the History of Violence, kalangan pemilik ketiga agama wahyu tersebut sering menampilkan kekerasan yang mereka artikulasikan secara keagamaan.

Dalam sejarah kekerasan— yang berlanjut sampai saat ini yang paling menonjol adalah penaklukan dan pembantaian kabilah Kanaan oleh bangsa Israel, 1530-1420 SM; penaklukan Eropa Barat oleh Dinasti Umayyah, 1453-1683; Perang Salin Kristen Eropa terhadap kekuasaan Islam di Timur Tengah, dan 1478-1501; Inkuisisi Spanyol terhadap umat Islam dan Yahudi.

Daftar ini bisa sangat panjang, hingga detik ini dapat ditemukan orang atau kelompok dalam ketiga agama tersebut terlibat konflik dan kekerasan atas nama agama. Mengapa demikian? Karen Armstrong menjawab sejak awal munculnya agama melintasi zaman kuno dan Abad Pertengahan, agama merasuk ke dalam setiap aspek kehidupan, tidak hanya dalam agama itu sendiri, tapi juga mempengaruhi politik, ekonomi, sosial, budaya dan seterusnya.

Memandang pengalaman Eropa, tidak heran kalau filsuf John Locke percaya, pemisahan gereja dan negara adalah kunci menuju perdamaian. Tetapi hal lain juga terlihat dalam sejarah selanjutnya, negara juga
tidak jauh dari kekerasan dan perang. Setelah terjadi pemisahan agama dan negara, tetap saja kekerasan dan perang dilakukan oleh suatu negara— meski kebanyakannya tidak lagi mengatasnamakan agama.

Oleh karena itu, masalahnya terletak bukan pada berbagai kegiatan atau ritual yang disebut atau terkait dengan “agama”, tetapi pada kekerasan yang terdapat pada watak manusia dan negara itu sendiri.

Menurut keimanan Kristiani, Yesus Kristus mengajarkan tentang kerajaan yang penuh kasih dan inklusif, tetapi ia sendiri kemudian disalib penguasa Romawi. Begitu juga umat Muslim, yang semula menjadi alternatif bagi ketidakadilan jahiliyah masyarakat pedagang Makkah, akhirnya menjadi negara dinasti kuno yang sering melakukan penindasan dan ketidakadilan.

Mengingat hal ini, Karen Armstrong menganjurkan agar orang-orang beriman menjaga jarak dengan musuh, termasuk di masa sekarang ketika agama kembali ke kancah politik.

Sekarang agama tidak jarang kembali menjadi isu sentral, sehingga negara terkena tekanan arus utama bagi suatu oknum dengan cepat menyatakan suatu kelompok agama tertentu sebagai sesat dan menyimpang, hingga dapat mengancam tatanan kosmis, teologis, dan bahkan politik di suatu negara tertentu. [ann/but]

http://www.beritajatim.com/politik_pemerintahan/333105/hubungan_unik_agama_dan_kekerasan.html

==================================================

Mending buat agama baru, agama CINTA DAMAI emoticon-Big Grin
0
2K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan