Kaskus sebagai forum komunitas terbesar di Indonesia tidak diragukan lagi eksistensinya sebagai ajang diskusi, menambah wawasan dan silaturahim. Dengan jargon Freedom Of Speech, Kaskus terbukti handal menjadi tempat persembunyian para anonim yang punya tujuan jahat, terselubung, baik itu jangka pendek atau jangka panjang.

Bagi para jombloer, Kaskus bisa menjadi lahan untuk tebar pesona. bagi para PK atau penjahat kelamin, Kaskus menjadi ajang uji coba kelihaiannya menebar SSI, meskipun mungkin dia gak tau, apakah yang diajak bicara itu cewek atau cowok!
Bagi para penipu, FJB adalah alat untuk menebar kebusukan mendapatkan untung tanpa bersusah payah. Dan bagi para buzzer berbayar, forum Berita Politik menjadi acuan paling utama untuk menggalang opini sesat. Sementara yang biasa berkata kasar, memaki, menghina, forum Debat Club menjadi kawah Candradimuka. Mereka tak peduli dosa, tak peduli orang mungkin sampai punya niat membunuh para penebar kebencian ini. Tapi tenang. Kaskus menganut Freedon Of Speech. Semua anonim aman dibawah ketiak Andrew Darwis. Jadi segahar-gaharnya dan segalak-galaknya para keyboard warrior, sejatinya mereka adalah pecundang dominan yang sebenarnya bersembunyi dibalik badan seorang Andrew darwis yang dengan sukarela, baik hati, melindungi semua para penjahat ini.

Tak bisa dipungkiri, sama halnya dengan games online yang bisa merubah perilaku seseorang dari yang tadinya sopan, biasa-biasa aja, bisa berubah jadi manusia yang doyan berkata kotor, suka mengumpat, tak peduli disekelilingnya banyak orang. Ibarat kata, Skillnya berbanding terbalik dengan Bacotnya! Lebih gede bacotnya dibanding skillnya.



Tak bisa dipungkiri juga,para pengunjung Kaskus, terutama membernya, terdiri dari segala jenis strata pendidikan maupun ekonomi. Yang gagal dalam pendidikan, kelas kroco, bisa jadi Kaskus menjadi ajang bersombong diri, bisa mengaku berpendidikan S3 meskipun pola pikir yang tertuang dalam tulisannya tak bisa menipu. Tapi hal inipun gak bisa menjadi acuan. Buktinya ada beberapa penggiat sosial media seperti di Twitter yang berpendidikan Doktor pun bisa berlaku dan berkata-kata seperti manusia yang hanya tamat SD, bahkan lebih hina dibanding mereka yang hanya lulusan SD. Ini bukan menghakimi bahwa para lulusan SD pasti berperilaku dan berkata-kata yang gak sopan. Justru fakta membuktikan, pendidikan sekaranggak bisa lagi menjadi tolak ukur.

Itu baru sebatas jenjang pendidikan. Seorang pemuka agama bahkan bisa menjadi corong hoax, corong kebencian layaknya pengikut Dajjal laknatullah! Dan hal inipun terjadi di Kaskus. bagaimana seseorang yang mengaku dekat dengan agama, selalu menjalankan perintah agama, tapi dengan entengnya menhina-hina orang lain dengan alasan perintah agama! WTF????

Lalu, sampaikah tujuan dibuatnya Kaskus sebagai ajang diskusi yang membangun bagi bangsa dan negara ini? Oh, kalau itu pertanyaannya, coba tanya kepada para pembuat senjata tajam seperti pisau. Sampaikah tujuan mereka membuat pisau? Pisau yang seharusnya dipakai untuk mempermudah pekerjaan manusia, dalam tatanan yang aman, justru dipakai untuk membunuh, menodong, merampok, bahkan memutilasi! Jadi kalau mau tanya, silakan tanya para penggunanya. Buat apa mereka menjadi member kaskus.

Coba lihat HTH. Ada seseorang anonim yang mengadukan masalahnya, berharap mendapatkan solusi demi kebaikan hidupnya, justru dihujat oleh beberapa akun anonim yang katanya dekat dengan agama, tapi dengan entengnya menghina anonim yang ingin mendapatsolusi. Waras? Untuk ukuran manusia yang terbiasa memandang dunia terbalik menurut pola pikirnya, itu mungkin waras. Jadi kita bisa menilai tingkat kewarasan dia dalam beragama. Simpel!

Lalu, kalau kita menilai, dari urutan 10 sampai 1, dengan 10 adalah bilangan yang menggambarkan penyumbang kerusakan terbesar sikap, pola pikir, dan kesantunan berbicara, manakah forum yang paling bejat?

Maaf, ini kalau dibilang curhat ya silakan. Dibilang gw lagi galau ya masa bodo. Gw cuma mau nulis apa adanya. dan nulis itu gak perlu disusun dulu, dibuat kerangkanya, dan lain-lain. Nulis ya nulis. Yang penting apa yang mau kita ungkapkan tersampaikan. Perihal yang membaca mau nerima atau gak ya silakan.