cowey
TS
cowey
JURNAL SEORANG CALON DOKTER
Hai Agan2 dan Aganwati, Salam kenal untuk semua teman-teman SFTH, ijinkan saya untuk  mencoba berlatih menulis dan berbagi cerita ya.
Mohon kritik dan saran dari teman-teman semua karena mungkin masih terdapat banyak kesalahan dalam penulisan cerita ini yang menjadi thread pertama saya di Kaskus.
 
 
Nama saya Jessy. Saya jebolan dari FK sebuah universitas swasta di Jakarta. Nah sebagian besar cerita saya ini adalah pengalaman ketika saya kuliah dulu. Baik waktu masa pre-klinik maupun klinik atau Ko-As. Pengalaman yang akan saya ceritakan tidak melulu tentang satu topik ( horror melulu)  Tapi lebih ke pengalaman sehari-hari yang saya jalani pada masa perkuliahan dulu.
 
Saya mulai saja ya ceritanya.
 
Part 1. – Ruang kelas Biologi .
 
Saya bukan seorang Indigo, bukan juga seseorang yang punya kemampuan untuk melihat, mendengar atau berkomunikasi dengan mahluk-mahluk halus. Tapi pernah ga sih kalian walau ga punya kelebihan seperti itu tetap merasa diganggu?
Nah salah satu pengalaman saya pas pertama kali banget kuliah adalah dengan Ruang Kelas Biologi.
Ruang kelas ini letaknya di lantai dasar dari FK saya. Letaknya tuh dipojokkan deket tangga paling ujung dari gedung ini.
Pada masa pre-klinik sih semua kuliah itu diadakan siang hari. Cuma hari itu saya harus balik lagi ke ruangan itu karena diktat saya yang penuh catatan sepertinya tertinggal di ruangan tersebut.
Dan besok ada tentamen (ujian yang tingkatannya diatas quis dan dibawah uts). Ya sudah, mau ga mau saya harus balik lagi dan ambil diktat itu.

Waktu itu sih sudah jam 17.30 WIB dan karena cuaca agak mendung, jadi suasana juga agak gelap.
Saya berdua teman saya Vonny berjalan menuju ruangan itu sambal ngobrol.
V : Koe wis belajar? ( Vonny ini orang Solo, yang perawakannya kecil mungil dan orangnya sangat halus dan lembut, sedangkan saya dari Palembang yang ga semungil dia daaaaan tau sendiri lha ya kalo orang Sumatera bicara seperti  apa… hahaha tentu lebih keras kalau dibandingkani orang Solo. Saya kenal sama Vonny ini bener pada hari pertama masuk kuliah, masa OSPEK. Nah Vonny ini walau tau saya orang sumatera dan ga bisa bahasa Jawa, tetep aja keukeuh ajak ngomong pake bahasa Jawa, karena dia juga belum terbiasa dengan bahasa Jakarta, jadi ya kalo didenger kita kalo ngobrol tuh seperti bebek dan ayam, tapi saling ngerti kok hehehe)
J : Belum Von. Makanya pokoknya itu diktat harus ketemu. Soalnya aku nyatat semua disitu.
V: Yo wis, kita cari pelan2 ya.
 
Sesampainya di ruangan kelas Biologi, kami segera menyisir ruangan itu. Lampu sih menyala, Cuma entah kenapa tetap terasa remang-remang, mungkin karena diluar juga mendung.
Ruangan kelas itu cukup besar, bisa menampung kira2 150-200 mahasiswa. Bangkunya modelan bangku yang terbuat dari kayu yang mejanya bisa di angkat itu.
Kami pun segera menuju ke posisi tempat tadi siang kami duduk dan mencari di bangku-bangku dan lantai sekitar. Baru 30 detik kami mencari, tiba-tiba terdengar suara orang berlari di lorong depan kelas. Seperti anak anak lagi bermain kejar2an.
Langsung kami berdua saling berpandangan.
V : Jes, Koe krungu ora?
J : Hah? Apa?
V : Itu lho ada suara bocah lari larian?
J : Oh.. Iya, aku denger.
V: Anak siapa ya sore2 begini?
J : Anak yang jaga kantin kali Von, biarin ajalah, ayo bantu aku cari diktatku lagi.
V : Itu bukan? Katanya sambal menunjuk lembaran fotokopian penuh stabillo dan coret2an.
J : Yes, bener itu punyaku. Thank yo.
V : Yo wis, pulang yuk. Aku kok ya merinding.

Tetiba terdengar suara anak2 berlari mendekat sambil tertawa. Suaranya seperti anak2 yang sedang asyik bermain kejar-kejaran.
Kami berdua segera keluar kelas dan berdiri di lorong depan kelas untuk melihat anak2 tersebut.
Tetapi lorong itu kosong, tidak ada siapapun. Bulu kuduk ku langsung berdiri, tapi aku memberanikan diri dan berkata ke Vonny.
J : Mungkin mereka naik tangga kesana Von, yuk pulang.
Kulihat Vonny pun seperti merasakan sesuatu yang tidak wajar, terlihat dari raut wajahnya yang terlihat takut.
V : Yow is Jess, kita pulang saja yuk. Aku kok takut.
J : Yuk, kita lewat tangga sana saja, sepertinya tadi anak2 itu berlari kearah tangga.
Kami pun segera mengarah ke arah tangga.
Tapi pas sesampainya kami di tangga yang aku maksud tadi, tangga itu  sudah terkunci dengan rolling door. Padahal jelas sekali suara anak- anak  tadi mengarah ke tangga ini.
Kami pun segera mempercepat jalan kami keluar dari gedung ini.
Dan sampai hari ini, kami berdua tidak tahu itu suara siapa. Karena menurut tukang kantin, dia tidak punya anak kecil, dan petugas2 disana tidak pernah membawa anak kecil.
Hmm…..
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
3.2K
25
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan