suhu_omtatokAvatar border
TS
suhu_omtatok
MANTERA ETNIS MELAYU (Sumatera Utara, Riau, Kepri & lainnya)
Dalam perkembangannya, Mantera bisa bermakna Sesuatu bunyi suara, gerak, rasa dan/atau fikir yang diyakini bisa menghasilkan metaenergi jika diucapkan, digerakkan, dirasa dan diolah fikirkan oleh orang yang menguasainya, sehingga masuk ke dalam alam pikiran sadar maupun bawah sadar serta sistem syaraf. Mantra bisa didapat dari sumber agama, ilham atau diciptakan oleh manusia dan lainnya yang memiliki kelayakan.Alix Needham, seorang specialist advisor on stress to the National Council of Hypnotherapists di Inggeris, menyarankan agar Anda menciptakan mantra keberuntungan sendiri. “Mulai dan akhiri setiap hari dengan mengulangi pernyataan yang membuat Anda selalu merasa positif. Misalnya, ‘Hal-hal baik pasti mendatangi saya.’ Jadikan itu sebagai mantra. Jika Anda sering mengatakannya, maka akan merasuk ke alam bawah sadar dan bersenyawa dengan tubuh Anda. Otomatis, cara Anda berinteraksi pun ikut berubah.”Untuk membuat sebuah mantra, dibutuhkan Olah Kognitif, Olah Afektif, Olah Psikomotorik yang mendalam dan totalitas secara sugestif atau laku spiritual sehingga tercipta metaresonansi antara fikiran-tubuh, kondisi sadar, bawah sadar dengan Kausa Prima yang kita yakini.

Dalam berbagai mobilitas kehidupan, Etnis (puak) Melayu mempunyai tradisi membaca mantera. Mantera jenis ini bertujuan untuk mempermudah pekerjaan, biasanya dibaca ketika akan memulai pekerjaan. Mantra pekerjaan jumlahnya lebih sedikit dibanding mantra pakaian dan pelindung diri, dan terkadang, terjadi juga tumpang tindih antara kedua jenis mantra ini, sehingga mantra pelindung diri dipakai untuk mempermudah pekerjaan. Sebagai contoh, seseorang sering membaca mantra ‘pemanis’ dengan harapan orang lain akan senang kepadanya, sehingga pekerjaan jadi mudah dan lancar. Pekerjaan yang dibacakan mantra biasanya berkaitan dengan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, seperti bercocok tanam, berburu, berniaga, melaut dan lain sebagainya.

Dalam pandangan hidup puak Melayu, ada keyakinan bahwa tanah, air, matahari, bulan, tanaman, binatang, jin dan makhluk/benda lainnya memiliki semangat (spirit). Untuk itu, diperlukan pembacaan mantra agar semangat benda atau makhluk tersebut tetap positif bagi manusia.

btw, Melayu secara puak, bukan dilihat dari faktor genekologi seperti puak-puak lain.
Di Malaysia, tetap mengaku berpuak melayu walau moyang mereka berpuak Jawa, Mandailing, Bugis, Keling dll. beberapa tempat di Sumatera Utara, ada beberapa Komunitas keturunan Batak yang mengaku "Orang Kampong"- Puak Melayu. Ini semua karena diikat oleh kesamaan agama yaitu islam, Bahasa dan Adat Resam Melayu.

Coba kita telaah puisi karya Alm. Dr.Datuk Usman Awang, yang berjudul Melayu:

"……………………………………
Melayu di tanah Semenanjung luas maknanya:
Jawa itu Melayu, Bugis itu Melayu
Banjar juga disebut Melayu,
Minangkabau memang Melayu,
Keturunan Acheh adalah Melayu,
Jakun dan Sakai asli Melayu,
Arab dan Pakistani, semua Melayu
Mamak dan Malbari serap ke Melayu
Malah mua'alaf bertakrif Melayu
(Setelah disunat anunya itu)
……………………..”.


jadi, Melayu adalah: "Beragama Islam, beradat resam Melayu dan Berbahasa melayu".

Karena ikatan Islam itulah, Orang melayu yang masih berpegang pada konsep tradisi namun akan takut jika tidak disebut Islam.

Kata "Laailaha Illallah Muhammadarosulullah" sebagai gerbang keislaman, selalu dipakai Orang Melayu dalam berbagai amalan, karena melayu percaya bahwa semua amalan akan tidak tertolak dalam pemahaman Islam jika mengucap Laailaha Illallah Muhammadarosulullah
haqazhari4111
haqazhari4111 memberi reputasi
1
54.4K
131
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan