GamegameAvatar border
TS
Gamegame
Keroncong Tugu, Riwayatmu....?
Semula saya beranggapan bahwa musik keroncong adalah jenis musik dari Indonesia asli. Kenapa demikian, sebab sejak kecil kuping saya sudah sangat akrab dengan musik keroncong, termasuk jenis-jenisnya, yaitu keroncong asli, keroncong langgam, dan keroncong stambul. Bahkan belakangan sejalan dengan perkembangan musik pop muncul pula julukan jenis musik “keroncong pop”. Tiap-tiap jenis musik keroncong punya pakemnya sendiri-sendiri dalam memainkan alur kunci-kuncinya untuk mengiringi masing-masing lagu jenis keroncong tersebut (kecuali keroncong pop). Soal liriknya, bisa dalam bahasa Indonesia juga bisa Jawa atau mungkin juga daerah lain. Sebab pengertian keroncong terletak pada jenis musiknya, bukan pada syair/liriknya.
Spoiler for Keroncong:


Quote:

Sebelum pada pokok bahasan, yakni tentang Keroncong Tugu, ada baiknya sepintas kita mengenal tentang akar keroncong tersebut dari mana bermula. Musik keroncong ternyata berasal dari sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado yang diperkenalkan oleh para pelaut dan budak kapal niaga bangsa itu sejak abad ke-16 ke Nusantara. Dari daratan India (Goa) masuklah musik ini pertama kali di Malaka dan kemudian dimainkan oleh para budak dari Maluku. Melemahnya pengaruh Portugis pada abad ke-17 di Nusantara tidak dengan serta-merta berarti hilang pula musik ini.

Bentuk awal musik ini disebut moresco (sebuah tarian asal Spanyol, seperti polka agak lamban ritmenya), di mana salah satu lagu oleh Kusbini disusun kembali yang kini dikenal dengan nama Keroncong Moritsko, yang diiringi oleh alat musik dawai. Dalam perkembangannya, masuk sejumlah unsur tradisional Nusantara, seperti penggunaan seruling serta beberapa komponen gamelan Pada sekitar abad ke-19 bentuk musik campuran ini sudah populer di banyak tempat di Nusantara, bahkan hingga ke Semenanjung Malaya.

Seperti diketahui bahwa Musik Keroncong masuk ke Indonesia ketika Ekspedisi Portugis pimpinan Alfonso de Albuquerque datang ke Malaka dan Maluku tahun 1512. Tentu saja para pelaut Portugis membawa lagu jenis Fado, yaitu lagu rakyat Portugis bernada Arab (tangga nada minor, karena orang Moor Arab pernah menjajah Portugis/Spanyol tahun 711 – 1492. Pada waktu tawanan Portugis dan budak asal Goa (India) di Kampung Tugu dibebaskan pada tahun 1661 oleh Pemerintah Hindia Belanda (VOC), mereka diharuskan pindah agama dari Katholik menjadi Protestan, sehingga kebiasaan menyanyikan lagu Fado menjadi harus bernyanyi seperti dalam Gereja Protestan, yang menggunakan tangga nada mayor.

Spoiler for Keroncong:


Quote:

Berbeda dengan jenis keroncong yang telah saya tuliskan di awal, Keroncong Tugu adalah jenis kesenian musik Betawi yang merupakan hasil akulturasi antara budaya Indonesia dengan budaya Portugis. Keroncong ini dimainkan dan dipentaskan oleh masyarakat Tugu di Jakarta Utara. Keroncong yang sampai kini masih ditampilkan dalam beberapa acara ini dimainkan oleh beberapa orang yang sebagian besar lagunya berirama 4/4 ketukan dan bernada mayor. Keroncong tugu kini masih dimainkan dan dilestarikan oleh Guido Quiko, putra keturunan Joseph Quiko, sang pendiri keroncong tugu.

Spoiler for Keroncong Tugu:


Keroncong Tugu ini berasal dari Eropa Selatan (Portugis) yang dibawa ke Indonesia, khususnya Jakarta oleh orang-orang keturunan Mardjiker yaitu tentara Portugis bekas tawanan Belanda. Saat mereka berpindah agama dari Katolik ke Protestan, mereka oleh pemerintah Belanda waktu itu dipindahkan ke Kampung Tugu di daerah Koja, Jakarta Utara. Dari sinilah asal muasal keroncong tugu muncul dan berkembang.

Pada tahun 1925, keroncong tugu mulai diperkenalkan oleh Joseph Quiko. Ia mendirikan orkes bernama Pusaka Krontjong Moresco Toegoe Anno 1661 (tahun pembebasan tawanan Portugis dan budak asal India oleh pemerintah Belanda). Sepeninggal Joseph, seni musik ini dilanjutkan oleh adik-adiknya, yaitu Jacobus dan Samuel Quiko.Pada tahun 1991 Krontjong Toegoe berubah menjadi Cafrinho yang berarti beramai-ramai. Namun, orang-orang masih lebih akrab dengan nama Keroncong Tugu.
Spoiler for Keroncong Tugu:


Quote:


Meskipun pada awalnya keroncong tugu ini hanya terdiri dari tiga komponen gitar frouga, gitar monica dan gitar jitera, namun dalam perkembangannya alat musik keroncong tugu tak banyak berubah. Alat Musik dari Tugu yang tak mengalami perubahan sejak dari tiga abad yang lalu hingga sekarang itu seperti biola, ukulele, banyo, gitar, tamborin dan celo. Dalam beberapa acara, terdapat penambahan pada alat musik keroncong tugu seperti flute, mandolin, pant dan kerincing.

Spoiler for Keroncong Tugu:


Dibandingkan dengan kroncong Jawa, keroncong Tugu memiliki tempo yang lebih cepat dan dinyanyikan dengan semangat. Karena itulah, keroncong Tugu seringkali dimainkan untuk mengiringi dansa. Perbedaan lainnya adalah terdapat pada gitar Tugu yang lain dari yang lain. Gitar tugu memiliki ukuran lebih kecil dari gitar biasanya. Memiliki senar yang jumlahnya lima yang dinamakan “jitera”. Jitera dibuat dati batang pohon waru yang dibobok. Di zaman dulu, “empu” jitera yang paling termasyur adalah Leonidas Salomons yang kini sudah mendiang.

Spoiler for Keroncong Tugu:


Quote:


Seniman keroncong Tugu yang tak bisa dilupakan namanya adalah Jacobus Quiko dan Samuel Quiko. Sejak tahun 1939, Jacobus Quiko memimpin Orkes Keroncong Tugu yang cukup unik. Bersamanya, dikenal Tante Christina, biduanita yang menerima penghargaan pada tahun 1974. Dan pada tahun 1975, akhirnya Jacobus Quiko menyusul Chistina menerima piagam penghargaan dari Gubernur DKI Jakarta.
Spoiler for Keroncong Tugu:



Lagu lagu yang tidak pernah ditinggalkan adalah lagu lagu lama seperti:

  1. Kaparinyo (bahasa Portugis)
  2. Keroncong Moresco
  3. Stambul Betawi Tempo Dulu
  4. Stambul Japang
  5. Sinyo Betawi
  6. Lieve (bahasa Belanda)
  7. Gordel Van Smaragd (bahasa Belanda)

Dan tentunya juga beberapa lagu lainnya.


Quote:



Kostum yang dipakai para pemain Keroncong Tugu (biasanya) ialah memakai baju koko, topi baret, dan syal yang menggantung di leher. Itu yang dulu kerap kita lihat pada berbagai tampilan pada bebrgai kesempatan, tapi kini sejalan dengan zaman tentu kadang juga menggunakan kostum yang sesuai dengan zamannya. Yang jelas karakter sebagai Keroncong Tugu tak pernah luntur dan masih kental terdengar di telinga kita. Dan itulah justru yang kerap dirindukan oleh para penggemarnya hingga kini. Semoga juga untuk selamanya, karenanya regenerasi harus berlanjut. Bravo Keroncong Tugu…!


Quote:



SUMBER


Diubah oleh Gamegame 10-06-2018 08:05
0
5.7K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan