powerpunk
TS
powerpunk
Para Manusia Pengusir Tuhan





Sore itu, aku masih menyusuri jalan yang sama. Jalan yang beberapa tahun lalu masih menjadi jalan satu - satunya untuk ku lalui pulang dan berangkat sekolah, sebelum akhirnya jalan tembus melalui komplek perumahan di buat . Situasinya pun tak banyak berubah, masih sama dengan kala itu. Beragam bentuk kemiskinan masih menjadi pemandangan yang kutemui. Entah, berapa puluh bahkan ratus manusia yang kelaparan dan kekurangan di sana.

Sudah beberapa belokan dan gang sempit yang aku lalui, tapi potret kemiskinan itu masih terus ada. Membuat siapapun yang lewat akan terenyuh. Aku turun, tepat di sebuah pusat perbelanjaan besar di kotaku, kunaiki sebuah jembatan penyeberangan. Oh Tuhan, ternyata di sana masih banyak lagi kutemui kelaparan. Kemiskinan masih mengerak di setiap dinding kota ini. Kala selembar uang rupiah ke keluarkan dari kantong, sebuah tangan kurus dari wajah lusuh menerimanya dengan penuh harap. Dari bibirnya, kudengar lirih ucapan syukur yang di sertai doa untukku.

Aku masih terus berjalan menyusuri jalan itu. Sambil berjalan, kurenungi betapa besar nikmat Tuhan yang masih bisa aku dan keluargaku dapatkan hingga saat ini, meski aku sendiri masih hidup dalam keterbatasan, tapi setidaknya aku masih jauh beruntung di banding orang - orang yang baru saja aku temui. Mungkin saja, aku tak akan sanggup jika Tuhan memberiku cobaan seperti mereka. Sejenak aku pun berfikir, dengan segala kenikmatan yang aku terima ini, kenapa aku masih sering mengabaikanmu ya Tuhan? Segala nikmat-Mu ini masih sering ki balas dengan pengingkaran..



Siang terik kala itu menuntunku untuk mampir ke sebuah warung degan milik Mang Samin. Ku pesan segelas es degan tanpa gula. Sejenak kemudian es degan pesananku sudah tiba dan sudah siap ku teguk. Hanya sebentar, tiba - tiba datanglah seorang pengemis buta. Ia datang dengan di tuntun oleh anak laki - lakinya. Tangannya menengadah, berharap uluran logaman rupiah. Aku pun tak langsung memberinya. Sebab, posisiku sedikit jauh dari tempat pengemis tadi berdiri, terhalang oleh tumpukan degan yang di pajang.

"Sudah sana pergi, dasar pengemis buta.. Kalau mau dapat duit, kerja...!! Sana .. Sana.. Pergi...!!" teriak orang yang duduk di depan pintu. Kukira orang ini akan memberikan uang kepada pengemis tadi, tapi ternyata justru hardikan dan hinaan yang ia berikan. Ingin ku berikan logaman rupiah yang sudah kusiapkan kepada pengemis tadi, tapi aku tidak enak dengan orang mengusir pengemis dan duduk di depan pintu. Akhirnya, niatku pun ku urungkan.



Sore pukul 4 sore, aku bergegas membereskan meja kerjaku. Dalam bis kota yang aku tumpangi, kembali datang dua orang anak kecil mengalunkan lagu. Bermodal beberapa tutup botol yang di rangkai dengan kayu, mereka berusaha menghibur orang - orang dengan suara paraunya. Beberapa orang justru terlihat tersenyum bahkan tertawa mendengar mereka bernyanyi. Bisa jadi karena irama musik dan lirik yang mereka alunkan tak seirama. Bahkan terkesan asbunsaja.

"Yah, namanya juga anak kecil,.. Mungkin tak ada yang bisa di kerjakannya untuk membantu ekonomi keluarganya selain dengan mengamen.." pikirku. Lamunanku buyar kala sepasang tangan mungil menengadah di depanku. Aku pun bergegas merogoh kantong celana untuk meraih logaman rupiah, kembalian dari beli air galon tadi pagi. Belum sempat ku ulurkan, seorang perempuan setengah baya yang duduk di sampingku memberikan gesture seolah melarangku memberi logaman uang kepada dua pengemis cilik tadi.

"Mas, nggak usah di kasih, ntar mereka malah jadi malas..." ucap perempuan itu lirih kepadaku. Aku hanya membalasnya dengan senyum sembari tetap menyerahkan logaman rupiah pada anak kecil tadi, sembari berdiri karena halte yang ku tuju sudah dekat.

Dari halte ini, untuk sampai ke rumahku aku harus berjalan melalui jalan tembus yang ada di perumahan. Rumahku ada di belakang perumahan ini. Saat kususuri gang di perumahan, secara tidak sengaja ku jumpai dua orang gadis berkerudung. Salah seorang di antaranya membawa map kuning. Dari kejauhan, tampak mereka berjalan dari rumah ke rumah. Nampaknya mereka meminta sumbangan.

" Maaf ya dik, Bapak sedang tidak di rumah.. Lain kali saja ya...

" Waduh, saya di sini cuman pembantu.. Saya belum gajian.."

" Bik, tolong bilang sama mereka ya, kita nggak ngasih dulu, lagi nggak ada uang...

Maaf dan lagi - lagi maaf, kata penolakan halus yang selalu mereka dapat dari orang - orang yang mereka temui. Sedang kata maaf, tentu tak bisa mereka pakai untuk memberi makan anak yatim yang ada di yayasan.



Sambil berjalan, aku pun terus memikirkan kejadian yang akhir - akhir ini kujumpai. Kejadian semacam ini, sebenarnya tak hanya kali ini saja kutemui. Jauh sebelum aku menikah dengan Raisanem, istriku, aku sudah sering melihat peristiwa serupa.

Mungkin, esok, lusa atau seterusnya aku akan tetap menjumpai orang - orang seperti ini. Bukan orang yang meminta - minta, tapi orang yang membuang - buang kesempatan berbuat baik. Aneh memang, kenapa juga mereka justru sanggup mengusir peluang berbuat kebaikan? Apakah mereka sudah merasa terlalu banyak kebaikan yang sudah ia perbuat? Sehingga tak perlu lagi berbuat baik? Ataukah karena mereka juga tidak tahu jika Tuhan selalu menjelma pada setiap kemiskinan, kelaparan, kekurangan dan pada setiap kaum yang lemah?



Sesampainya di rumah, istriku sudah menyambutku. Tak seperti biasa, istriku tampak heran dengan guratan di wajahku.

"Kenapa to mas...? Kok mukanya di tekuk gitu..." tanya istriku sambil merapikan sepatu dan kaos kaki yang baru saja ku lepas.

" Mas capek ya... sambungnya.

Akupun masih terdiam, sambil ku hela nafas, aku menjawab pelan "Iya capek dik.., aku lagi memikirkan sesuatu..."

"Mikir apa mas..? Kok kayaknya serius amat..." tanya istriku dengan harap cemas.

"Nggak, aku tadi di jalan ketemu orang....."

Belum sempat ku selesaikan kalimatku, tiba - tiba istriku menyambar : "Namanya juga di jalan, ya pasti ketemu orang mas.. Masa ketemu hantu..." goda istriku yang memang suka becanda.

"Nggak dik, aku tadi bukan ketemu sama orang - orang biasa. Tapi orang - orang yang suka mengusir Tuhan.." jawabku dengan nada datar dan serius.

"Mengusir Tuhan...? istriku menimpaliku sambil meraba jidatku.

"Sampean sehat to mas... Nggak kesambet kan..? "

Istriku ngeloyor ke dapur untuk mengambilkanku air putih. Sambil mengulurkan gelas, istriku nyeletuk : "Ya udah lah mas, kalau sampean capek istirahat dulu aja.. Nggak usah banyak pikiran..

"Lagian Tuhan kok di usir.. Aliran opo iku.."

Akupun tersenyum mendengar istriku berkata seperti itu. Mungkin dia berfikir aku sudah hilang akal atau terkena pengaruh aliran sesat. Tapi bukan itu maksudku.

"Nggak gitu dik.. Jadi gini lho.. Kemarin waktu pengajian Isra Mi'raj di langgar, Pak Ustad Sodikin kan pernah bilang Tuhan itu menjelma ke setiap bentuk ketertindasan, kekurangan, kemiskinan dan juga berpihak pada kaum lemah. Kata Pak Ustad juga, orang miskin yang datang ke rumah trus meminta sumbangan ke kita, itu berarti bentuk kepedulian Tuhan ke kita, jadi kita masih diberi peluang berbuat baik oleh Tuhan, Ya kan?"

"Nggih, trus..?"

"Nah, di jalan tadi banyak mas temui orang - orang yang menyia - nyiakan kesempatan berbuat baik. Mereka mengusir pengemis, pengamen bocah, bahkan orang - orang di komplek depan juga mengusir dua bocah peminta sumbangan, meski dengan kata yang halus.."

"Berarti mereka sama aja dengan mengusir Tuhan ya mas...?"

"Tepat sekali dik.. Mereka kan.."

"Assalamu'alaikum.. Belum sempat ku selesaikan kalimatku, tiba - tiba ada salam dari luar.

Tampak dua bocah berkerudung yang kutemu di komplek tadi berdiri di luar rumah. Kedatangannya jelas untuk meminta sumbangan, sama seperti yang mereka lakukan di komplek tadi. Tanpa di komando, istriku mempersilakan mereka untuk masuk.

Ya Tuhan, terima kasih telah hadir ke gubug sederhana kami. Sekalipun seribu lagi Kau datangkan orang miskin kerumah kami, maka itu tak akan cukup untuk membalas kebaikan-Mu. Tetapi, sekali lagi, terima kasih Tuhan, Engkau masih memberi peluang untuk kami berdua berbuat baik.



Thread ini untuk meramaikan
#CerpenReligi


Diubah oleh powerpunk 02-06-2018 02:38
anasabilapulaukapokbukhorigan
bukhorigan dan 2 lainnya memberi reputasi
3
3.7K
30
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan