Halo para kreator kaskuser semuanya yang membaca ulasan ringan, siraman semangat kehidupan kita kali ini. Rasa iri tentu saja lumrah, dan pasti ada pada mahluk yang bernyawa. Iri seperti halnya juga cinta, yang juga selalu ada pada insan yang bernyawa pula. Nah sering kita lihat, terkadang prestasi rekan kita jauh dibatas kita. Padahal menurut pemikiran kita kerja dia biasa aja. Atau bahkan jauh dibawah kinerja kita.

Contohnya, di Kaskus ini, tentu saja sering sesama kita kaskuser ada timbul iri. Betul atau tidak begitulah adanya. Contohnya begini, kita sudah membuat tema suatu persoalan yang di bahas melalui thread. Isi dari thread kita lebih berbobot, lebih lengkap dan lebih sedap di pandang mata. Menurut pemikiran kita, tentunya. Namun thread yang kita buat ternyata sepi tanggapan, dan terpojok di tempat sunyi.

Lalu, beberapa hari kemudian, muncul threadyang bertemakan sama, walaupun susunan isinya beda. Tapi, thread yang baru muncul, justru tanggapan nya lebih lumayan ramai. Dibanding dengan thread yang kita buat sebelumnya. Kesel kan, tapi itulah kenyataan yang harus kita hadapi. Ada kalanya begitu.


Nah persoalan serupa itu, tidak hanya terjadi dalam persoalan membuat thread atau tulisan. Dalam pekerjaan dan aktivitas kita setiap hari, hingga ke pola hubungan kita terhadap saudara di lingkungan keluarga ataupun kehidupan bermasyarakat kadang kala, kita juga menemui kejadian serupa itu. Untuk itu, beberapa hal berikut ini bolehlah kita cermati, untuk sekedar di jadikan bahan masukan untuk kita bisa berbenah diri. Mari kita simak poin per poin nya pelan perlahan ;


Ungkapkan saja perasaan kita di depan umum, terutama di hadapan orang yang kita iriin. Sampaikan dengan di awali permohonan maaf.,, contoh : Maaf ni gan, ane ngiri Ama ente yang begini begitu bla bla bla bla....

Perhatikan reaksi dari orang sekitar kita. Abaikan reaksi yang pro atau mendukung kita. Lalu perhatikan reaksi yang kontra atau tidak mendukung pernyataan kita ini. Pernyataan yang pro itu seperti gula yang tumpah saja, sebentar di keributan semut, lalu setelah gula habis hilang semuanya.

Sebaliknya, pernyataan orang yang kontra, terkadang memang keluar dari hati yang tulus, tanpa basa-basi, mereka marah dan kadang memaki kita, namun di situlah banyak pelajaran berharga untuk di serap. Contoh kasusnya, tentu para pembaca semuanya sudah banyak menjumpai hal serupa itu.


Berpikir positif saja, apa yang kurang dari kita adalah suatu kenikmatan tersendiri yang di anugerah kan kepada kita untuk berbenah diri. Dengan bersyukur bahwa kita masih di berikan kesempatan meraih prestasi lebih baik dari orang lain, maka itu akan menjadi energi tersendiri yang memacu semangat kita untuk beraktifitas.

Terima kenyataan saja kenyataan yang ada, karena dengan menerima itu apa adanya, pintu pintu pemikiran baru yang bisa membuka berbagai pintu rezeki lainnya ikut pula terbuka lebar. Ga percaya,? Cobalah satu dua kali hingga berulang-ulang kali.


Setelah kita mengungkapkan rasa iri, sebagai aksi, lalu kita lihat dan serap beragam reaksi yang timbul, ditambah dengan pemikiran bersyukur dan terbuka untuk menerima keadaan apa adanya, langkah selanjutnya adalah melakukan gerakan perubahan. Ada beberapa kekurangan pastinya, yang menyebabkan nilai kita menurun atau kurang baik di mata orang lain. Nah perubahan mengikuti arah pasar ( pandangan orang lain ) ini di butuhkan.

Berubah melakukan perbaikan diri dengan cepat, akan membuat iri menjadi energi baik yang memacu potensi terpendam kita untuk ukuran mengukir prestasi. Dan jagalah selalu hati, agar iri yang sebetulnya bagus, sebagai pemacu kemajuan, tak berubah menjadi dengki yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Waspadalah......