Dalam beberapa hari kebelakang hewan kalajengking menjadi naik pamor dan bahan pembicaraan. Hal ini lantaran statemen dari presiden RI Jokowi yang menyebutkan bahwa racun kalajenging memiliki nilai ekonomis tinggi. Banyak yang meragukannya. Namun sejumlah pakar peneliti serangga membeberkan fakta-fakta menarik tentang racun kalajengking yang dikutip dari www.kompas.com (04/05/2018).



Obat Kanker



Jenis racun yang dihasilkan kalajengking adalah racun saraf. Kemampuan racun yang dapat masuk dengan cepat kedalam saraf inilah yang digunakan untuk terapi kanker. Kemampuan inilah yang digunakan para dokter untuk terapi kanker.

Bernilai Fantastis



Racun dari kalajengking didunia medis dihargai sekitar Rp. 145 Milyar per liter. Sebuah perusahaan dibidang obat-obatan salah satunya Sigma Adrich menjual harga racun kalajengking sebesar Rp. 16 juta per 10 mg.

Satu Ekor menghasilkan racun sangat sedikit



Salah satu faktor mengapa racun kalajengking mahal dikarenakan satu ekor kalajengking hanya menghasilkan 0,06 mg – 0,25 mg racun. Atau dibutuhkan sekitar 167 ekor untuk 10 Mg racun. Selain itu satu ekor kalajengking hanya dua kali dapat diambil racunnya. Setelah itu kalajengking akan mati.

Tidak Semua Jenis Kalajengking



Ramadhan Eka Putra peneliti serangga di Institut pertanian bogor mengatakan tidak semua jenis kalajengking dapat diambil racunnya. Hal ini lantaran tidak semua spesies kalajengking memiliki kadar racun yang tinggi. Kalajengking ini biasanya ditemukan di benua Afrika. Sedangkan kalajengking dibenua Asia tidak memiliki kadar racun tinggi sehingga tidak bisa dimanfaatkan.

Sulitnya Pemrosesan Serum



Untuk dapat dimanfaatkan menjadi obat. Racun kalajengking harus diproses terlebih dahulu untuk diambil venom yang dibutuhkan. Karena prosesnya yang rumit tidak semua perusahaan medis dapat mengolah racun kalajengking. Selain itu penggunaan serum racun kalajengking juga diatur ketat, dan hanya dapat diedarkan oleh perusahaan yang sudah bersertifikat. Itulah sebabnya kenapa racun kalajengking bernilai mahal.

Disadur dari nihdia