q4billAvatar border
TS
q4bill
Prabowo: Rp 11.400 Triliun Dana Orang Indonesia di Luar Negeri
Prabowo: Rp 11.400 Triliun Dana Orang Indonesia di Luar Negeri

5 Mei 2018


(Prabowo Subiyanto, Menyampaikan Pidato Politik di GOR Dabonsia Bojonegoro)

Bojonegoro-Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan, kekayaan negara dikuasai segelintir penduduk Indonesia, dimana ada satu persen penduduk menguasai 80 persen kekayaan Indonesia. 

Sumber daya alam dikuasai oleh asing dan rakyat hanya jadi penonton di negerinya sendiri.”Rakyat jadi tamu di pekarangannya sendiri,” ujar mantan Danjen Kopassus ini saat pidato di depan kader Gerindra di GOR Dabonsia Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander, Bojonegoro, Sabtu (5/5/2018).

Lebih lanjut dalam pidato politiknya Prabowo Subianto menyebutkan, ada dana senilai Rp 11.400 triliun milik orang Indonesia yang ada di luar negeri. Selain itu, beras harus import sebanyak 500 ribu ton, padahal Indonesia adalah negara agraris. 

Di negeri dimana dua pertiganya wilayah negeri ini, adalah laut. Tetapi kenapa harus impor ikan sebesar 290.072 ton.”Ini menunjukan Indonesia salah urus,” tambah putra begawan ekonomi Soemitro Djojohadikoesemo ini.

Prabowo lalu mengajak kader yang hadir untuk merebut kembali kekayaan alam Indonesia yang dikuasai asing agar tidak menjadi jongos dan penonton di negeri sendiri.

Setelah pidato politik, Prabowo kemudian mengajak seluruh hadirin untuk menyanyikan lagu maju tak gentar dan selanjutnya meninggalkan lokasi acara.

https://damarkita.com/2018/05/05/prabowo-rp-11-400-triliun-dana-orang-indonesia-di-luar-negeri/


Menkeu (sebelum Sri Mulyani): 
Duit WNI di Luar Negeri Tembus Rp 11.400T
Selasa, 5 April 2016 | 16:25 WIB




Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro - (Foto: inilahcom)

INILAHCOM, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyebut angka Rp 11.400 triliun untuk uang warga negara Indonesia (WNI) yang diparkir di luar negeri. Jauh di atas PDB (Produk Domestik Bruto).


"Dalam hal ini, saya bicara potensinya. Dari perhitungan kasar, potensi uang Indonesia di luar negeri, lebih besar dari PDB kita. Ya, sekitar Rp 11.400 triliun," kata Bambang di Hotel Pullman Jakarta, Selasa (05/04/2016).


Kata Bambang, potensi uang sebanyak itu merupakan kekayaan dari para pemain lama, yang sudah bertahun-tahun menyimpan uang di luar negeri.


Kata suami dari Irina Justina Zega ini, praktek penyimpanan uang di luar negeri diperkirakan sudah terjadi sejak 1970-an. Di mana, waktu itu kondisi politik dan keamanan Indonesia, lebih rawan ketimbang saat ini.


"Nah, dari data tersebut bahwa nama-nama lama, kemudian juga uang lama, jadi dalam menyimpan valas, pernah Rp 2 ribu per dolar AS, pasti secara rupiah lebih besar (dihitung nilai kurs saat ini), ketimbang tahun 1970-an," papar Bambang.

Bambang mengatakan tempat-tempat favorit orang Indonesia menyimpan uangnya di negara kecil, yang tidak memiliki sumber pendapatan bagi negaranya, seperti Singapura, Selandia Baru, Swiss, Monaco, Vatikan, dan San Marino.


Untuk orang Indonesia sendiri tempat favoritnya ada bank-bank di Singapura, Selandia Baru (British Virgin Island/BVI) dan di Swiss. Negara-negara tersebut disebutnya sebagai tax havens (surga pengemplang pajak)


"Tax havens itu, negara yang bebas pajak. Kan enggak mungkin, negara seperti AS, Italia, menjadi tax havens. Mereka mau mensejahterakan rakyatnya dengan cara apa? Tax havens itu biasanya negara kecil, enggak punya apa-apa. Data yang kami miliki, tax havens adalah BVI, Swiss, dan Singapura," papar Bambang.


Kendati demikian, Bambang berharap, kebijakan tax amnesty menjadi repatriasi dana-dana Indonesia yang selama ini berada di luar negeri. "Kalau yang repatriasi mudah-mudahan cukup banyak dan ini akan membantu perekonomian kedepannya," pungkas mantan wakil menkeu era SBY ini.

https://ekonomi.inilah.com/read/detail/2285946/menkeu-duit-wni-di-luar-negeri-tembus-rp-11400t


Sri Mulyani: Ada Rp 2.067 T Harta Orang RI di Luar Negeri

Senin, 29 Mei 2017 17:25 WIB



Jakarta - Pemerintah bersikeras untuk mengikuti aturan internasional, terkait Automatic Exchange of Information (AEoI). Beberapa pekan lalu juga diterbitkan Peraturan Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 1 tentang Akses Keterbukaan Informasi Data Perbankan Untuk Kepentingan Perpajakan.

Alasannya, selain ekonomi yang mengalami pelemahan, keterbatasan Indonesia dalam mengakses informasi data nasabah menyebabkan rendahnya rasio pajak dan cenderung turun dalam beberapa tahun.

Dalam hitungan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, ada sekitar Rp 2.067 triliun aset orang Indonesia yang disimpan di perbankan negara lain. Ini adalah potensi pajak yang cukup besar.

"Kami perkirakan masih ada potensi Rp 2.067 triliun aset orang Indonesia yang disimpan di luar negeri," ujar Sri Mulyani di gedung DPR RI, Jakarta, Senin (29/5/2017).

Indikasinya terlihat dari riset Mckinsey, terkait aset under management terdapat sekitar Rp 3.250 triliun harta kekayaan dari high network individual Indonesia yang berada di luar negeri.

Kemudian total deklarasi aset pajak di luar negeri ketika program tax amnesty tercatat Rp 1.036 triliun jumlah ini tersebar di British Virgin, Hong Kong, Cayman Island dan Australia.

Informasi yang didapatkan dari aset yang sudah terdeklarasi itu amat penting sebagai basis data perpajakan Indonesia. Dana repatriasi dari 5 negara seperti Singapura mencapai Rp 85,3 triliun, Cayman Island Rp 16,5 triliun, Hong Kong, British Virgin dan China.

Dengan adanya komitmen AEoI, maka akan lebih mudah bagi otoritas pajak untuk bisa mengejar potensi yang selama ini sulit disentuh.

""Pada 2014 di Brisbane Summit, negara anggota G 20 sepakat menerapkan AEoI pada 2017 dan 2018, kesepakatan tersebut dituangkan dalam bentuk penandatanganan nota kesepahaman sebagai landasan hukum untuk mengimplementasikan," tukasnya. 

https://finance.detik.com/berita-eko...di-luar-negeri

Ini Faktor Penyebab Migrasinya Ribuan Triliun Dana WNI ke Luar Negeri 
25/07/2016, 19:41 WIB 


Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati seusai acara diskusi di Jakarta, Sabtu (30/4/2016)(KOMPAS.com/NABILLA TASHANDRA) 

JAKARTA, KOMPAS.com — Sudah bukan rahasia umum bila para orang kaya di Indonesia lebih gemar menyimpan dananya di luar negeri. 

Diperkirakan, totalnya lebih dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang mencapai Rp 11.400 triliun. Menunut Direktur Indef Enny Sri Hartati, ada dua faktor yang membuat ribuan triliun dana tersebut migrasi dari Indonesia ke luar negeri. Pertama, lemahnya penegakan hukum di Indonesia. 

"Tranksaksi ke luar negeri itu longgar sekali. 

Misalnya dokumen ekspor impor bisa berbeda dengan barang yang ada di dalam kontainer," ujar Enny kepada Kompas.com di Jakarta, Senin (25/7/2016). 

Ia menilai, praktik culas perdagangan luar negeri tersebut sudah jelas menyalahi aturan. Namun, pengawasan yang longgar membuat penegakan hukum menjadi mandul. Akibatnya, pemerintah tidak mampu menangkap potensi pajak sebenarnya dari aktivitas ekonomi tersebut. 

Para pengusaha pun akhirnya memilih menempatkan hasil culasnya tersebut di luar negeri. 

Para pengusaha akan berpikir berkali-kali lipat menempatkan hasil bisnisnya di dalam negeri. Sebab petugas pajak pasti akan mempertanyakan asal dana tersebut. 

Faktor kedua, kata Enny, migrasinya dana orang Indonesia disebabkan perbedaan kebijakan pajak antar-negara. 

Sejumlah negara tidak sungkan memberikan tarif pajak korporasi, PPh, hingga PPn jauh rendah dibandingkan di Indonesia, bahkan ada yang nol persen. 

Meski imbal hasil deposito perbankannya kecil, sejumlah negara menawarkan pajak yang sangat rendah sehingga dana dari luar negeri berbondong-bondong masuk. Indef sendiri, kata Enny, belum memiliki data mengenai kapan migrasi besar-besaran dana orang Indonesia ke luar negeri terjadi. 

Meski begitu, ia menilai, pemerintah harus mengambil langkah perbaikan. Hal yang paling mendasar adalah menciptakan iklim investasi atau bisnis yang sehat. 

"Perbaiki investasi dan pemberian perizinan dunia usaha harus lebih mudah dan transparan sehingga tidak ada lagi underground economy," kata Enny. 


https://ekonomi.kompas.com/read/2016...e.luar.negeri.


--------------------------

Dana sebesar itu bisa dipastikan dimiliki oleh sekitar 1% penduduk Indonesia paling kaya , yang kata bank Dunia memiliki hamir 55% kekayaan nasional Indonesia, yang umumunya WNI Keturunan China. Sisanya  adalah milik WNI asli, tapi umumnya koruptor!

emoticon-No Hope
0
3.1K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan