Selain itu, kebudayaan Cina merupakan salah satu kebudayaan dan peradaban tertua di jaman sejarah, yang sudah mengenal perhitungan kalender. Kalender cina berusia lebih tua dibandingkan dengan kalender masehi dan juga kalender hijriyah. Selain lebih tua, lamanya hari dalam perhitungan kalender cina, lebih banyak di banding dengan perhitungan masehi dan hijriah. 

Kalender Tionghoa adalah kalender lunisolar. Kalender lunisolar merupakan gabungan dari 2 kata Luna atau bulan dan solar atau matahari. Jadi kalender cina dibentuk dengan menggabungkan kalender bulan dan kalender matahari. Namun dalam siklus perhitungannya setiap 2-3 tahun sekali terdapat bulan ganda. Sumber wikipedia.

Di negeri kita setiap tahunnya perayaan Imlek juga berlangsung meriah. Hal ini di karenakan sejak jaman sebelum kemerdekaan bahkan sejak jaman jayanya beragam kerajaan besar di wilayah nusantara, kebudayaan cina sudah banyak memberi pengaruh terhadap keseharian hidup bangsa kita Indonesia.


Terlepas dari soal seluk beluk sejarah dan kapan masuknya kebudayaan tionghoa di negeri kita, persoalan ucapan selamat tahun baru cina, atau perayaan Imlek, masih saja menuai pro kontra. Ramai persoalan pro kontra mengenai ini nampaknya hampir setiap tahun terjadi, khususnya di linimasa sosial media.

Indonesia, merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan pengguna internet yang pesat . Data berita di tahun 2017 lalu menyebutkan, terdapat 132 juta pengguna internet aktif di Indonesia. 

Dan 40% dari itu di beritakan sebagai pengguna sosial media. Mengingat besarnya jumlah tersebut, tak heran bila persoalan pro kontra apapun yang terjadi di tanah air kita, kerap menjadi trending topik dunia.

Kembali ke persoalan ucapan perayaan Imlek bagi umat Islam. Ada sebagian orang berpendapat mengucapkan selamat hari Imlek itu di larang agama. Padahal persoalan ini bukanlah persoalan agama, namun, itu hanya persoalan atau masalah kebudayaan dan ilmu perhitungan waktu saja.

Cuplikan capture dari Twitter, yang di ambil dari akun Professor Mahfud MD, setidaknya memberikan gambaran penerangan kepada kita. Dari capture tersebut dapat kita tarik kesimpulan singkat sebagai berikut:
* Perhitungan tahun cina itu lebih tua dari perhitungan tahun hijriyah.
* Perhitungan kalender tionghoa juga lebih tua dibandingkan dengan perhitungan kalender masehi.
* Penghormatan kepada pertanda peradaban dan kebudayaan yang lebih tua, itu tak ada salahnya.
Lalu bagaimana bila ada yang bersikukuh atau memiliki alasan kuat untuk tidak boleh mengucapkan selamat tahun baru Imlek?.

Jawabnya, ya tidak usah dan tidak perlu untuk mengucap kan itu, Jika menganggap ucapan itu adalah sebuah dosa. Begitulah isi dari cuitan akun twitternya prof Mahfud MD. Sebagai kesimpulan yang mempertegas, menurut prof Mahfud MD, sekedar ucapan selamat, itu InsyaAllah tidak ada larangan nya. 

Karena sama saja dengan mengucapkan selamat tahun baru 2018 misalnya. Kecuali pada hari itu kita ikut serta dalam ritual keagamaan yang bertepatan dengan hari awal tahun baru, dalam perhitungan kalender tersebut. Soal ritual keagamaan atau ibadah kan sudah jelas itu larangan nya.