archangel03Avatar border
TS
archangel03
6 Alasan Sekacau Apapun Hidup di Usia 23-an, Kita Cukup Tersenyum dan Tetap Bertahan




Banyak orang mengira hidup yang sesungguhnya dimulai pada saat usia 25-an. Tapi sebelum memasuki usia seperempat abad sebenarnya kita telah merasakan jatuh bangunnya kehidupan. Mulai dari euforia lulus kuliah lalu jadi pengguran tak kentara, teman satu per satu pergi hingga putus cinta yang membuat patah hati parah. Hal-hal semacam itu pun akhirnya membuat usia 23-an semakin berat adanya.

Seberat apapun hidup di usia 23-an, sebaiknya kita tak menyudahi langkah. Yakinkan hari untuk tetap bertahan dan mengembangkan senyuman kalau masih ada sisa energi. Semoga dengan 6 alasan ini, kita mampu melewati fase seperempat abad yang berat ini.

1. Goncangan hidup di usia 23-an memang kadang hampir membuat gila. Yakinlah fase ini hanya akan kita lewati sekali, jadi jalani dengan sepenuh hati
Spoiler for :


Tak perlu menunggu umur seperempat abad untuk merasakan hidup yang sesungguhnya. Diusia yang baru 23-an ini, kita sudah merasakannya. Diangkat setinggi langit lalu dihemapaskan dengan kenyataan pahit. Goncangan yang dahsyat dalam hidup ini memang hampir membuat gila dan menyerah. Namun sayang rasanya jika perjalanan harus berakhir tanpa usaha sebelumnya. Bertahanlah meski sakitnya sampai ke ulu hati. Yakin saja bahwa fase nggak enak ini hanya akan kita lalui sekali seumur hidupmu.


2. Mengeluh dan menyalahkan keadaan menjadi pilihan yang logis untuk dilakukan. Tapi bukankah itu terlalu kekanak-kanakan?
Spoiler for :


Saat hidup lagi tak bersahabat, wajar jika kita sejenak berhanti untuk menghimpun semangat lagi. Tapi godaan untuk mengeluh dan menghentikan langkah selalu saja mencari celah. Makanya kita selalu melirik ke dua pilihan sesat itu di kala berhenti sejenak tak cukup untuk mengembalikan semangat. Namun jika mengeluh setelah perjalanan panjang selama ini, rasanya kekanak-kanakan sama sekali. Di usia yang sebentar lagi seperempat abad ini memang sudah saatnya untuk menjadi dewasa. Baik secara usia maupun pemikiran.


3. Meski hidup rasanya brengsek sekali, tapi bertahan adalah satu-satunya pilihan agar ke depannya kita lebih tangguh berjuang
Spoiler for :


Dinamika hidup di usia 23-an ini memang tak semudah yang kamu bayangkan. Karena kegagalan dan hal-hal buruk lainnya tak masuk dalam angan-angan kita dulu. Yang ada hanya main-main, mencoba hal-hal baru dan melakukan apapun sesuka hati. Tapi setelah kita benar-benar memasuki usia 23-an, kita mulai merasakan bahwa hidup di umur segini ternyata brengsek sekali. Banyak pilihan yang ada di sekitar kita. Namun pilihan logis yang mampu membuat kita semakin berkembang adalah bertahan. Meski sakit dirasakan, tapi yakinlah bahwa kelak kitaakan menjadi seseorang yang lebih tangguh berjuang.


4. Jatuh bangun jalani hidup di usia 23-an ini memang tak enak. Tapi dari sana kita belajar bahwa hidup kadang tak berjalan sesuai kehendak
Spoiler for :


Sebelum kita benar-benar masuk usia ini, kita pernah menyusun berbagai rencana indah. Dapat pekerjaan, mandiri secara finansial, bahagiakan orangtua, sampai merdeka masalah hati. Tapi rencana tinggal rencana ketika Pemilik Semesta punya ketetapan lain untuk kita. Meski harus merasakan jatuh bangun kehidupan yang nggak enak sama sekali, tapi dari sana kita jadi belajar sesuatu. Bahwa dalam kehidupan kadang harus ada yang direlakan berjalan tak sesuai dengan kehendak kita.


5. Hidup di usia 23-an ini mungkin fase terbrengsek dari semua yang telah kita lalui. Namun lihat betapa hebatnya kits sudah mencapai usia 23-an ini!
Spoiler for :


23 tahun bukanlah waktu yang singkat dalam menjalani waktu di hidup ini. Cobaan yang terus membuat kita jatuh dan sulit bangkit berhasil menyita seluruh pikiran. Hingga kita menobatkannya sebagai fase paling brengsek dalam hidup. Namun sadarkah kita bahwa apa yang telah kita lalui selama ini perlu mendapatkan apresiasi? Meski masih ada sakit yang kita rasa, tapi ada sisi lain yang menegaskan kalau kita hebat sebagai manusia. Karena berhasil sampai di titik ini.


6. Meski ingin merutuki hidup, lebih baik kembangkan senyum agar semangat kembali meletup-letup. Sebab perjalanan hidup ini masih panjang
Spoiler for :


Sakit, lelah dan merasa payah adalah hal-hal yang harus kita akrabi. Kumpulan rasa yang nggak enak itu membuat kita ingin sekali merutuki hidup ini. Namun masih ada sisi dalam diri kita yang selalu menahannya untuk tak melakukan hal itu. Daripada merutuki hidup yang tak ada manfaatnya sama sekali, coba kumpulkan sisa-sia niat dan kembangkan senyum kita. Kalau kita sudah bisa tersenyum dan hadapi brengseknya hidup di usia 23-an ini, semangat kita yang telah menipis pelan-pelan akan terisi lagi. Biarkan senyum itu terus menaikkan semangat hingga meletup-letup seperti saat kita masih usia belasan dulu.

Kalau boleh memilih, kita pasti sudah mengatakan bahwa hidup di usia 23-an ini tidak menyenangkan. Tapi hidup tak sekedar pilihan senang atau tidak senang. Sebab hidup ini hanyalah perkara sudut pandang. Jika yang kita rasakan memang hanya brengseknya hidup, jangan lekas menyerah dulu. Mungkin yang perlu diubah adalah cara pandang kita. Maka tersenyum dan bertahanlah. Perjalanan hidup kita masih panjang dan banyak hal-hal menyenangkan di luar sana.

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star





sumber
1
3.6K
41
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan