jonioktoraAvatar border
TS
jonioktora
Belajar Ikhlas Dalam "Menyumbang"
IKHLAS, satu kata yang mudah untuk diucapkan namun sangat sulit untuk dilakukan. Sulit dilakukan bukan berarti tidak bisa kita kerjakan, asal ada kemauan untuk terus belajar mudah-mudahan kita bisa menjadi orang yang ikhlas. Mari kita belajar bersama untuk ikhlas, terutama ikhlas saat memberi sumbangan pada saat acara pesta (hajatan), ikhlas memberi dan tak berharap kembali.


Gambar Ilustrasi

Ditempat tinggal saya, di daerah Lampung bagian selatan, tradisi kondangan atau nyumbang atau menghadiri undangan pesta baik itu nikahan, lahiran, sunatan, ulang tahun maupun kematian selalu diahiri dengan salaman yang diselipi dengan amplop yang berisi uang atau bisa juga amplop langsung dimasukan pada kotak yang telah di sediakan. Tapi jangan senang dulu jika mendapatkan sumbangan puluhan bahkan ratusan juta dari acara seperti itu. Karena modal yang dikeluarkan untuk mempersiapkan acara tersebut juga tidak sedikit dan meskipun tidak ada perjanjian tertulis, si penerima sumbangan memiliki kewajiban secara moral untuk mengembalikan dana sumbangan tersebut jika si penyumbang memiliki acara pesta yang sama. Besarnya sumbangan pun minimal harus sama dengan saat kita menerima sumbangan, kurang sedikit saja akan menjadi bahan gunjingan.

Tradisi seperti ini entah kapan dimulainya dan sepertinya tidak akan pernah ada ahirnya. Karena ini seperti lingkaran rantai dan akan berhenti jika sudah mati. Dan anehnya, meskipun banyak yang mengeluh ketika mendapat undangan atau menerima besek acara hajatan, pada ahirnya si penerima akan melakukan hal yang sama ketika akan mengadakan pesta hajatan, menyebar undangan dan membagi-bagikan besek, yang menyebabkan tradisi seperti ini akan tetap terus ada sampai anak cucu cicit dan buyut.

Sebenarnya tradisi kondangan (nyumbang) ini bagus untuk masyarakat indonesia dengan sifat kegotong royongannya. Akan tetapi menjadi sangat tidak manusiawi ketika si penerima undangan/ besek dalam kondisi terpuruk, belom gajian, hutang disana sini, jangankan untuk nyumbang, untuk makan sehari-hari saja butuh perjuangan. Apalagi di musim-musim orang hajatan, menjelang 1 Muharam atau sebelum masuk bulan Suro. Di hari yang sama kita bisa mendapatkan 5-6 undangan untuk menghadiri acara pesta, bahkan bisa lebih. Mau berangkat menghadiri undangan tidak ada uang, mengabaikan undangan dengan tidak berangkat takut dosa dan jadi omongan.Serba salah ....

Mungkinkah tradisi kondangan di tempat saya akan menghilang. Saya pernah menghadiri undangan sodara yang menikahkan anak nya. Pestanya meriah, hidangannya pun ala hotel bintang lima lengkap dengan penyajiannya yang tidak biasa saya liat. Namun satu yang tidak saya temukan di situ, saya tidak menemukan kotak amplop yang bisa ada di dekat pelaminan. Sembari menikmati hidangan, padangan saya menyapu keseluruh sudut ruangan yang ada di dalam tenda, benda itu tak juga saya dapatkan. Ahirnya saya dengar bisikan dari sesama tamu undangan, ternyata si punya hajat memang tidak menyediakan kotak tersebut dan menolak amplop sumbangan. "Wajar saja tuan rumah melakukan hal tersebut", pikir saya. Bisnisnya lancar, usahanya jalan semua. Mulai dari usaha pembuatan sumur bor, toko perlengkapan mesin air sampai mempunyai water boom terbesar di lampung. Jadi wajar saja tidak lagi membutuhkan sumbangan dari kami yang masih kesusahan ini.

Dan saya pun mencoba mencontoh saudara yang sudah sukses tersebut. Saat mengkhitan Iqbal, anak saya yang nomor dua. Saya juga tidak menyediakan kotak amplop bahkan sampai ke hidangannya pun tidak ada, hanya ada air mineral. Itu semua saya lakukan bukan karena tidak mau menerima amplop, tapi karena saya tidak mengadakan pesta untuk sunatan Iqbal. Saya mencoba belajar ikhlas untuk tidak berharap sumbangan dari apa yang sudah saya berikan. Waktu itu kami hanya mengundang guru ngaji dan beberapa teman mainnya (ga sampe 10 anak) untuk membaca do'a agar Iqbal diberi keselamatan, menjadi anak soleh, berbakti kepada orang tua, berguna bagi keluarga, bangsa, dunia dan agama. Dan sepulangnya anak-anak hanya kami beri sedikit bingkisan dan ucapan terimakasih.

Diahir tulisan ini, semoga kita semua bisa menjadi lebih ikhlas dalam menjalani hidup. Yang mau punya hajat dengan menyebar ribuan undangan dan ratusan besek silahkan, tapi jangan kecewa jika banyak yang tidak datang. Mungkin bukan karena tidak tau (undangan tidak sampai) atau tidak ada waktu, mungkin karena mereka lagi tidak ada uang untuk menyumbang anda. Terimakasih dan jangan lupa bahagia.


Thread ane yang lain, yang punya anak laki-laki yang masih balita. Silahkan di baca, semoga bermanfaat dan jangan lupa bahagia.
Spoiler for :

Diubah oleh jonioktora 30-10-2017 07:38
b4perman
b4perman memberi reputasi
2
432.3K
189
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan