Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengkritisi cara kerja lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang belakangan dinilai kurang efektif dalam menindak korupsi.

“KPK saya rasa nggak efektif ya. Itu udah 15 tahun dicoba tetapi tetap sama,” kata Fahri di kediamannya, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (13/6/2017).

Fahri beralasan, hal tersebut mengacu pada Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan KPK belakangan ini hanya menindak dugaan korupsi dengan nilai kecil.

Lebih lanjut ia menjelaskan, seharusnya sebagai lembaga penegak hukum, KPK melakukan perubahan pola kerja dalam menindak korupsi.

“Sebetulnya narasi dulu diperbaiki. Apa yang disebut dengan korupsi itu, mana yang disebut perilaku korup, bagaimana persinggungannya dengan agama, dan dengan kebudayaan. Itu dulu dielaborasi,” terangnya.

Mantan politisi PKS itu bahkan berani menjamin bahwa KPK tak akan berkembang jika hanya betah di dalam filosofi bekerja, namun tidak ada perubahan.

“Kata Albert Enstein, kalau kita bekerja dengan cara yang sama tetapi mengharapkan hasil yang berbeda itu namanya gila. Dan ini sudah dalam tahap gila,” tegasnya.

“Jangan main tabrak saja yang akhirnya 15 tahun semua lembaga sudah rusak. Kerja seperti ini jadinya hanya omong kosong,” tandasnya.

Seperti diketahui, lembaga anti rasuah ini kembali menjadi sorotan setelah melakukan OTT di Kejaksaan Tinggi Bengkulu dengan nilai uang suap sebesar Rp 10 juta.

OTT tersebut berkenaan dengan dugaan pengumpulan data atau bahan keterangan atas pelaksanaan proyek-proyek di Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII di Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran 2015 dan 2016.

http://kriminalitas.com/kpk-ott-kela...ak-berkembang/

ah pepek...
kelas cere bukan berarti kondisi dimana korup kecil2an = boleh
toh kasus kayak ektp az udah bisa bikin dpr + polis kejang2

anjing bangs4t