kerong_xxxAvatar border
TS
kerong_xxx
KASKUS Road to Sumatera (alias Mudik Bareng Keluarga KASKUS ke Sumatera)







Mungkin agan agan semua baru mendengar kata-kata "KASKUS Road to Sumatera" emoticon-Shakehand2. Ya, itu adalah nama acara mudik bareng dari para Kaskuser yang berdomisili di tanah Jawa dan berkampung halaman di Pulau Sumatera disaat akan mudik hari Raya Idul Fitri atau mudik Lebaran. Acara ini pertama kali kami adakan di tahun 2015 dengan Kaskuser yang mudik bareng pertama kalinya sebanyak 13 orang (Kendaraan). Kemudian di tahun berikutnya (2016) silahturahmi kami tetap berlanjut dan rekan mudik bareng ini bertambah menjadi 52 kendaraan.
Pada tahun pertama karena yang mudik masih sedikit dan waktu keberangkatan kami bersamaan kali berangkat bersamaan sedangkan di tahun kedua keberangkatan kami bagi berdasarkan tanggal keberangkatan.


MUDIK BARENG 2015 (KASKUS ROAD TO SUMATERA 2015)


Mudik adalah kata-kata yang paling indah bagi kami sekeluarga. Saya, bunda dan kedua anak kami. Kami hanya bisa menikmati mudik sekali setahun dan untuk itu kami ingin mempersiapkan mudik ini dengan sebaik mungkin. Baik itu selama diperjalanan ataupun selama kami dikampung nantinya. Pada tahun ini bunda telah bekerja pada perusahaan yang baru sehingga cutinya pun belum full. Untuk itu kami berusaha untuk menghitung dan kalkulasi kapan kami pulang dan kapan kami balik lagi ke Jakarta eh Bekasi.

Sayapun demikian, karena telah lama bekerja di sebuah perusahaan swasta dan baru saja mendapatkan jatah cuti saya tidak mengalami masalah yang berarti. Akan tetapi tahun ini saya agak aktif mencari teman untuk mudik bareng. Tidak sengaja saya menemukan sebuah trit di Kaskus mengenai cerita orang yang mudik ke Medan. Secara aktif saya terus pantau itu trit dan komen disana. Sampai suatu kali karena saat akan mendekati puasa diangkatlah yang mau mudik bareng ke Sumatera. Makin lama makin banyak yang gabung dan komen disana dan banyak juga yang ingin ikut untuk mudik bareng. Secara jalan di Sumatera berbeda dengan jalan di Jawa. Dari list awal hampir sepuluh orang yang akan ikut mudik kami kali ini. Untuk meramaikan suasana ada ide juga untuk membuat stiker mudik bareng Kaskus. Tujuannya untuk lebih mengenal rekan seperjalanan waktu dijalan dan juga mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Untuk lebih saling mengenal satu sama lain sebelum berangkat diadakanlah kopdar antara peserta mudik,. Kopdar ini telah disepakati diadakan 2 minggu sebelum kami berangkat mudik, dikarenakan kesibukan para peserta maka yang hadirpun sedikit yaitu hanya 4 orang yaitu om Rio, Om Ricky dan om Hendrus beserta saya. Kopdar ini sendiri diadakan di sebuah restoran cepat saji dikawasan Salemba. Sekalian ini merupakan acara berbuka bersama kami diantara Kaskuser. Disana kami bercetita tentang pengalaman mudik masing-masing. Ada pula ini merupakan perjalan pertama bagi mereka melalui perjalanan darat. Berbagai cara turing kami rangkum disana untuk terciptanya mudik yang nyaman.

Untuk persiapan mudik sendiri kami bagi atas beberapa kategori, Persiapan kendaraan, persiapan barang bawaan, persiapan financial, persiapan diri. Untuk persiapan kendaraan, sebulan sebelum mudik saya sekeluarga telah mengunjungi dealer resmi unttuk melakukan service dan pengecekan atas kendaraan kami (sekalian bisa ngupi gratis di dealer hehehehe).

Persiapaan barang bawaan sendiri terdiri atas baran dalam mobil, barang diatas mobil, makanan kecil dan besar. Ini kami berikan tanggung jawab kepada anak tertua kami. Saya membuatkkan list awal mengenai barang-barang yang akan kami bawa nantinya. Barang mana yang didalam mobil, barang mana yang diatas mobil (karena mobil saya pakai roof box), makanan kecil yang akan kami bawa serta makan besar untuk lebih menghemat pengeluaran. Kami akan makan direstoran kalau makan yang kami bawa dari rumah telah habis. Tiap hari kami selalu mengadakan meeting untuk membahas kesiapan kami untuk mudik. Kadang saking capeknya dipaksa juga untuk meeting, dan ngomong sambil tidur dan setiap malam pula saya harus menceritakan cerita tentang pulang kampung kepada anak saya.

Untuk makan besar kami biasanya membawa 2 menu utama dan 1 menu tambahan selama kami diperjalanan yang bisa bertahan sekitar 24 jam. Untuk nasi kami bungkus dengan daun untuk memperlama masa tahannya. Sedangka untuk makanan kecil dikira-kira saja untuk 2 hari perjalanan. Biasanya Mie cup selalu tersedia di box makanan didalam mobil.

Untuk financial sendiri saya menyiapkan dana sekitar 2,5jt rupiah selama kami diperjalanan kali ini dan tentu saja dana stand by di ATM juga harus tersedia.

Dari awal telah diputuskan kalau mudik bareng kali ini adalah pada hari Jumat tangga 10 Juli 2015. Total peserta yang akan ikut adalah 13 orang yang akan mudik bareng menggunakan Jalur Tengah Lintas Sumatera. Ada juga yang menggunakan Jalur Lintas Timur Sumatera, karena saya lebih familiar dengan jalur tengah maka saya tetap menggunakan jalur ini walau lebih jauh dan agak kurang aman (kata orang-orang). Ini merupakan mudik kami ke tiga kalinya dengan menggunakan si neng ertiga. Menggunakan mobil untuk mudik jauh lebih murah menggunakan mobil pribadi dari pada naik pesawat apalagi pesawat pribadi (hehehe).

Seperti para pemudik lainnya yang mudik secara bersama-sama, kami juga menggunakan stiker untuk memudahkan diantara kami mengenal kendaraan peserta konvoi yang lain. Murni hanya satu kali kami bertemu sebelum mudik dan bahkan ada yang belum pernah bertemu satu sama lain. Kami hanya bertemu nanti di Rest Area Karang Tengah. Sedangkan stiker yang kami gunaka pada kendaraan kami adalah sebagai berikut:

Spoiler for Desain Stiker karya sendiri:


Tepat pada hari H, yaitu tanggal 10 Juli 2015. Semua persiapan barang telah dimasukkan kedalam mobil dan juga roof box. Saya awalnya mengalami kesulitan dalam memasang box dikarenakan hanya saya sendiri yang memasangnya. Dibutuhkan waktu 1 jam untuk memasang roofbox. Padahal 15 menit juga selesai. Sekitar jam 14.30 saya selesai packing dan anak-anak dimandikan oeh mbaknya. Selesai, saya melaksanakan sholat Ashar saya langsung berangkat meninggal rumah kami di Bekasi menuju meeting point kami di Jakarta. Perjalan kami menuju Jakarta berjalan lancar dan sampai di SPBU Shell di Jl. Jend. A. Yani jam 16.30. Setelah mengisi bensin dan mengecek tekanan angin ban saya langsung memarkir mobil kami di Parkiran SPBU tersebut. Mendekati jam 17.00 bunda datang ke mobil. Tidak beberapa lama kemudian kami meninggalkan SPBU tersebut untuk menuju Rest Area Karang Tengah Tangerang, tempat meeting point saya dengan rekan konvoi saya yang lain.

Perjalanan menuju meeting point tidak pula lancar dan tidak pula macet, kemacetan ini kadang ditimbulkan oleh Polisi yang melaksanakan Razia untuk menangkap pelanggar Lalu Lintas. Kemacetan bertambah pak…… Membutuh kan 2 jam perjalan dari A Yani menuju Karang Tengah via tol bandara. Jam 19.00 saya sampai ke Rest Area. Ada tiga titik kemacetan yang saya lalui tadi, 1 titik Polisi razia, 2 titik pintu tol. Sesampai di Karang Tengah dibutuhkan usaha yang keras untuk mencari tempat parkir dan kebetulan sekali saya menemukan ditempat jalan arah keluar Karang Tengah.

Satu persatu teman konvoi bertemu dengan saya, dan akhirnya saya mengenal sebagian besar rekan konvoi saya, seperti om Reza, Rio, Ricky, Hendrus, Ipung, Surya, Wike, Achil, Rinaldi, sapa lagi yah. Untuk Om Gusti, Siddig, Hery, Andri & Djayo berangkat belakangan. Pada saat inilah dibagikan stiker mudik ke kampung kita. Masing-masing peserta memasang stiker dibokong kendaraan masing-masing. Selesai memasang kami masih sempat ngerumpi satu sama lainnya sampai akhirnya waktu menunjukkan jam 20.00.

Setelah menyusun barisan kami mulai meninggalkan Rest Area Karang Tengah untuk bergerak menuju Merak. O iya pada konvoy kali ini kami menggunakan HT untuk memudahkan komunikasi walau ada beberapa rekan tidak menggunakannya. Sehingga kita bisa mudah berkomunikasi. Akibat kita berangkat maan dan ada kendaraan yang tidak pakai HT. Kami terputus hanya yang pakai HT yang bergabung. Kondisi jalanan yang habis diguyur hujan memperlambat kami dan juga suasana lalu lintas yang sudah mulai ramai oleh para pemudik yang menuju Sumatera.

Sesampai di gerbang tol Merak kami dari 5 mobil hanya tertinggal 3 mobil yang menggunakan HT, yang lain tertinggal. Akhirnya diputuskan kami menunggu di pelataran parkir dermaga Merak. Satu peserta konvoi grup saya mulai memasuki Merak. Akhirnya terkumpul semua dan bergerak menuju Dermaga 3. Dari awal kami telah memutuskan memilih Dermaga ini karena biasanya kapal disini besar-besar. Akan tetapi tidak semua berpikiran sama ada juga yang mengisi dermaga lain. Akhirnya turing kami terpecah, pada grup saya menjadi 7 kendaraan. Sambil menunggu kapal sandar kami ngobrol untuk menghabiskan waktu. Tapi sialnya kapal yang akan kami naik ini tidak 2 pintu masuk hanya 1 saja. Terpaksalah kami naik dari bawah dan parkir tetap diatas kapal.

Spoiler for Diatas Kapal:


Selesai memarkirkan mobil dikapal langsung aja kedua anak saya meminta untuk turun dari mobil dan jalan keliling kapal. Sedangkan kondisi kapal ada saat itu lumayan rame. Setelah kapal meninggal Merak barulah saya mengajak Istri dan Anak saya Turun. Mereka sangat senang sekali untuk berkeliling kapal dan tidak bisa diam. Saat saya bertemu dengan konvoi mereka langsung rewel minta keliling. Akhirnya dengan sukarela bunda mengajak mereka keliling. Setelah capek berkeliling, kami semua turun kekapal dan istirahat di mobil saja.

Jam 02.30 Pagi kami mendarat di tanah Sumatera dan kami bergerak menuju keluar Pelabuhan. Pada tanjakan pertama para konvoer telah menunggu. Tidak beberapa lama kemudian kami langsung jalan menuju Bandar Lampung. Kondisi jalan sudah lumayan lengang dan asik untuk memacu kendaraan. Kondisi jalan yang bervariasi dan ada yang masuh dalam tahan pelebaran. Kendaraan masih bisa dipacu diatas 80 kpj. Walau ada kejutan gelombang dijalan. Mendekati Bandarlampung Jalan sudah ada separator dan Jalannya lumayan lebar. Hampir jam 4 pagi kami sampai di Bandar Lampung. Setelah melewati bundaran kami berbelok ke Kanan menuju Lintas Tengah. Kami bertemu SPBU Pertamina pertama dan langsung masuk untuk istirahat sekalian regrouping. Tidak beberapa lama beberapa kendaraan konvoi kami juga bergabung seperti om Ricky dan Om Ade. Anak om Ade sedang sakit diare jadi dia sering berhenti, tapi die paling kenceng bawa mobilnya.

Berhubung Mushalla di sana kurang bersih jadi diputuskan untuk mencari Mesjid terdekat saja, dan saat itu Adzan Shubuh juga belum berkumandang Alangkah baiknya kami teruskan perjalanan ini. Padahal ini SPBU dua tahun yang lalu masih rame di kunjungi para pemudik kenapa sekarang jadi sepi yah????? Kami melanjutkan perjalanan untuk mencari Mesjid. Adzan Berkumandang jam 5 pagi dan tidak berapa lama kami menemukan Mesjid yang bisa dijadikan tempat Sholat Shubuh.

Kami langsung berangkat setelah melaksanakan Sholat Shubuh, akan tetapi om Ade masih tertinggal karena anaknya masih buang-buang air. Kami berangkat menuju Meeting Point selanjutnya di Rumah makan Taruko di Kotabumi. Kondisi jalan masih sepi dan kami masih bisa memacu kendaraan sedikit kencang. Dengan semakin terangnya hari semakin banyak juga warga yang beraktifitas. Dengan menggunakan kendaraan roda dua yang kadang memperlambat laju kendaraan kami. Kondisi jalan relative bagus dan kadang bergelombang. Masih sama dengan dua tahun sebelumnya.

Spoiler for Di Kotabumi:


Secara tidak terduga ternyata didepan kami berhenti dan kadang bergerak sedikit. Saya berkomunikasi dengan Reza ada apa ini? Pastinya dia juga tidak tau kenapa ada macet wong sama jalanya. Sedikit demi sedikit kami bergerak dan akhirnya baru ketahuan penyebab kemacetan ini. Ini disebabkan pertigaan yang menuju ke Lintas timur, ditambah lagi jembatan sebelum pertigaan yang jelek sekali. Ini yang menyebabkan kendaraan bergerak lambat dan pertigan yang menuju Lintas Timur itu juga kecil, semua kendaraan harus berjalan pelan.

Kami akhirnya sampai juga di rumah makan Taruko di Kota bumi. Sebenarnya rumah makan ini sebelum masuk ke Kota Bumi. Ternyata rekan konvoi Kaskus Road To Sumatera yang lain sudah parkir dengan rapi di parkiran rumah makan tersebut. Om Hendrus, Om Surya, Om Rio, Om Rinaldi, Om Achil sedangkan saya dan Reza datang berbarengan. Sedangkan Om ade dan Om Ricky datang belakangan. Kami berkumpul dan cerita tentang konvoi ini. Dan tidak lupa kami befoto Bersama. Karena masih pagi dan saya belum mau sarapan saya langsung bergerak menuju SPBU karena saya ga ingin di tinggalin yang lain. Setelah mengisi bensin saya dan reza bergerak pelan meninggalkan Kota Bumi menuju daerah istirahat kami berikutnya di Baturaja.

Spoiler for Dalam Perjalanan:


Selepas meninggalkan Kota Bumi kendaraan sedikit tersendat dengan adanya antrian kendaraan. Tidak jelas penyebab kemacetan itu dan katanya sih kecelakaan. Saya berpikir wah bakalan masuk malem nih ke Lubuk Linggau dan jam berapa nih masuh Lahat. Kondisi jalan waktu itu lumayan rme dan yang memperlambat kami kadang truk yang masih diperbolhkan beroperasi. Sedangkan kondisi jalan relative bagus dan kombinasi jalan lurus dan berkelok menuju Baturaja. Rata-rata bisa dapat 60kpj. Sepanjang perjalanan. Kombinasi perdesaan kadang hutan dan sawit bergantian dihadapan kita. Kelokan tajam dan jalan lurus datang bervarias sehingga tidak membuat perjalanan bosan.

Menjelang jam 1 siang kami memasuki meeting Point di Baturaja yaitu SPBU Bukit Indah Lestari. SPBU ini lumayan besar dan lengkap. Ada ATM, tolet, Mushalla, Mini Market dan bahkan Hotel. Hotel ini merupakan hotel langganan kami jika menuju Jawa. Karena masih siang dan belom Zhuhur kami langsung meneruskan perjalanan. Azra dan Nabil sangat menikmati perjalanan ini. Kadang mereka berdua bercanda di kursi belakang. Kadangkala mereka berantem satu sama lain.

Spoiler for Kota Lahat:


Demi mengejar masuk ke kota Lubuk Linggau lebih cepat saya bergerak cepat menuju kota Lahat. Keluar kota Baturaja barulah kita dihadapkan dengan ujian yang sebenarnya. Perjalanan menuju Muara Enim dan Lahat. Mulai dari jalan yang kecil dan jelek. Sampai-sampai untuk memilih jalan yang rata saja susahnya minta ampun. Anehnya ada suatu kampung yang jalannya super jelek padahal sebelum itu bagus. Katanya itu kampung ga mau jalannya diperbaiki. Dan berbagai cerita horror lainnya muncul dari para pemudik lainnya.

Nah pas sampai di daerah yang jalannya jelek ini saya secara tidak sengaja menabrak seeokor ayam kampung. Demi menjaga keamaan keluarga saya, saya langsung tancap gas. Bunda sempat bertanya yang saya tabrak tadi itu ayam atau anak kecil. Saya pastiin kalau yang saya tabrak itu ayam, barulah bunda tenang. Tapi saya belum tenang soalnya takut diburung orang kampung minta ganti rugi. Saya terus memacu kendaraan walau kadang mobil sedikit terhempas (hehehe). Kondisi jalan disumatera selatan ini tergolong lumayan (lumayan hancur maksudnya hehehe). Tapi jalan tahun ini lumayan lebih baik dari tahun kemaren.

Kami tidak bertemu denga rekan-rekan konvoi kami. Untuk makan siang kami makan didaerah Lahat (belum masuk kota sih). Ada sebuah SPBU yang punya rumah makan dan parkiran yang luas. Saya lupa mengambil gambar restoran nya. Tiap kami pergi dan pulang kampung kami selalu berhenti untuk makan siang disini. Restoran ini merupakan restoran langganan kami untuk berhenti hehehe tapi tidak makan di restonyannya (soalnya kita bawa bekel sih…..).

Pada jam 4 sore kami masuk ke kota Lahat. Kondisini ini sama dengan kondisi ketika kami mudik pertama kali. Dan dipastikan kami masuk lubuk linggau akan malam. Kemudian kami meneruskan perjalanan meninggalkan kota Lahat tanpa berhenti. Selepas kota lahan kita akan bertemu jalan yang meliuk liuk yang menguji kemampuan pengemudi. Dan menjelang magrib kami sekeluarga bertemu Om Ade yang mengendarai Avanza. Ini orangnya yang ngebut bawa mobilnya. Selalu terakhir berangkat tapi akhirnya pasti nyusul kami-kami rombongan turing.


tata604
takum!
shinichindo
shinichindo dan 3 lainnya memberi reputasi
4
59.4K
241
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan