BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Banyak wilayah Indonesia terdeteksi WannaCry

Suasana di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta, Senin (15/5) saat terjadi gangguan karena virus Ransomware WannaCrypt atau WannaCry. Virus tersebut menyerang ratusan komputer yang ada di RS Kanker Dharmais.
Persebaran ransomware WannaCry terdeteksi di banyak wilayah di Indonesia.

Menurut Malwaretech, total ada 163.420 komputer di dunia yang terinfeksi WannaCry. Di Indonesia, dalam 24 jam virus ini terdeteksi di banyak wilayah di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi.

Di Indonesia, program jahat itu mulai menyerang beberapa rumah sakit sejak Jumat (12/5). Setidaknya, rumah sakit Dharmais dan Harapan Kita di Jakarta terkena serangan ini.

Willy, salah satu staf rumah sakit Dharmais, kepada Reuters menyatakan, serangan itu diketahui Sabtu pagi sekitar pukul 5. Sejam kemudian, setidaknya 400 komputer sudah terkunci.

Hingga Senin (15/5), terjadi penumpukan pasien. Direktur Utama RS Dharmais, Abdul Kadir, menyatakan penumpukan terjadi, sebagian karena pelayanan diproses secara manual.

"Sekarang ini masih sekitar 70 persen IT (teknologi informasi), sisanya manual karena ada sistem yang terganggu... Belum pulih semua," ungkapnya, seperti dikutip dari BBC Indonesia.

Menurut Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel A. Pangerapan serangan ini bisa dikategorikan teroris siber.

Sebab serangan ini bersifat tersebar, masif dan menyerang sumber-sumber sangat penting. Semmy, sapaan akrab Semuel menjelaskan serangan siber yang menyerang Indonesia berjenis ransomware.

Malware (malicious software) adalah istilah yang merujuk pada perangkat lunak yang berbahaya bagi perangkat komputer.

Sementara ransomware adalah jenis malware yang menginfeksi dan kemudian mengambil alih komputer sehingga tak bisa digunakan pemiliknya. Agar bisa dipakai kembali, pemilik mesti membayar tebusan (ransom) kepada peretas.

Detikinet menuliskan, korban yang komputernya terkunci, harus membayar uang tebusan senilai US$300 atau sekitar Rp3,9 juta. Tebusan itu harus dibayar dengan mata uang bitcoin. Uang tebusan itu dikirimkan ke satu dari dua alamat 'dompet bitcoin' yang ada dalam software tersebut.

Beberapa lembaga publik di Indonesia mulai waspada atas serangan WannaCry.
Yuk #SobatKom lakukan 2 (dua) prosedur awal antisipasi serangan Ransomware WannaCry [URL="https://S E N S O RZJWrfxx4Cz"]pic.twitter.com/ZJWrfxx4Cz[/URL]
— Kementerian Kominfo (@kemkominfo) May 15, 2017
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mematikan 21 layanan online mereka. OJK juga berkoordinasi dengan industri keuangan, untuk menginventarisasi semua lembaga jasa keuangan.

"Hingga Senin ini belum ada laporan adanya layanan yang terganggu," kata Kepala Departemen Komunikasi dan Internasional OJK, Triyono, Senin (15/5) sepeti petik dari FinanceDetik.

Menurut Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Budi Gunawan mengingatkan instansi publik strategis di Indonesia perlu meningkatkan kemampuan sistem pengamanan informasi.

"Negara dan seluruh instansi terkait pengamanan informasi harus mulai mengubah paradigma sistem pengamanan informasi," kata dia. Dari pengamanan informasi konvensional, menjadi sistem pengamanan terintegrasi

Budi menilai, perlu ada koordinasi dan konsolidasi antar instansi bidang intelijen dan pengamanan informasi. Sehingga jika terjadi serangan siber pada suatu instansi, maka bisa segera menentukan mitigasi dan tindakan preventif sebelum terjadi serangan.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...teksi-wannacry

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Alasan KIP tolak permohonan membuka kajian reklamasi Teluk Jakarta

- Ada penurunan nilai, neraca April 2017 tetap surplus

- Kisah Didin: jadi tahanan gara-gara cacing

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
25.2K
197
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan