MEXICO CITY, SENIN -- Dilansir dari harian Kompas, Selasa (4/4), media cetak atau koran regional Meksiko, Norte de Ciudad Juarez, ditutup karena alasan keamanan setelah salah satu wartawannya Miroslava Breach, tewas dibunuh bulan lalu. Pada halaman depan koran edisi terakhir itu, Minggu (2/4), tertulis editorial berjudul "Adios!". Dalam waktu dekat, versi digital media ini pun hendak ditutup. Kekerasan terhadap wartawan dan tindak lanjut proses hukum terhadap pelaku yang minim memaksa media massa ini menghentikan operasionalnya.



Breach (54) adalah wartawan koresponden koran Nortedan La Jornada yang bekerja di wilayah kota Chihuahua dan sering menulis mengenai geng dan kartel narkoba Meksiko. Ia ditemukan tewas di dalam mobilnya dengan beberapa luka tembak di kepala, 23 Maret lalu, di Chihuahua, ibu kota Chihuahua. Situs BBC menyebutkan ia ditembak delapan kali di dalam mobil yang diparkir di garasi luar rumahnya. Salah satu anaknya juga berada di dalam mobil, tetapi tak terluka. Pelaku meninggalkan catatan dengan tulisan "Akibat menjadi orang yang bermulut besar".

Breach adalah wartawan ketiga Meksiko yang dibunuh selama bulan Maret saja. Selama ini, Breach, yang sudah menjadi wartawan di Meksiko utara selama 20 tahun, sering menulis artikel investigasi membedah kaitan antara kejahatan terorganisasi dan politikus di Chihuahua.

Ciudad Juarez berada di Negara Bagian Chihuahua yang berdekatan dengan titik perbatasan Texas, Amerika Serikat. Kawasan ini selama bertahun-tahun menjadi salah satu wilayah pertikaian paling berdarah di Meksiko antarkartel narkoba yang memperebutkan jalur penyelundupan narkoba untuk masuk ke AS.

Baru-baru ini, Breach menulis tentang konflik di antara pemimpin kelompok La Linea, bagian dari kartel Juarez yang berkuasa. “Serangan mematikan termasuk impunitas kejahatan terhadap wartawan menjadi bukti wartawan tidak bisa bebas menjalankan tugas. Koran di tangan pembaca sekarang adalah edisi cetak terakhir,” tulis Direktur Norte Oscar Cantu Murguia.

Cantu juga menyalahkan sikap tidak bertanggung jawab pemerintah yang tidak mau membayar iklan di koran. “Dalam kehidupan selalu ada awal dan akhir, ada harga yang harus dibayar. Jika ternyata kehidupan harus begini, saya tidak akan membiarkan satu pun wartawan yang harus membayar dengan nyawa mereka,” kata Cantu dalam tulisannya.

Di Meksiko, iklan pemerintah menjadi sumber pendapatan utama bagi banyak media. Akibatnya, banyak media yang tak kritis terhadap pemerintah.

Negara Rawan

Menurut kelompok HAM, Reporters Without Borders (RSF), Meksiko merupakan negara ketiga yang paling berbahaya di dunia bagi wartawan setelah Suriah dan Afganistan. Setelah Breach, ada lagi wartawan yang ditembak di Veracruz hanya beberapa hari setelah pembunuhan Breach. Kelompok HAM Article 19 menyebutkan terdapat 11 wartawan yang dibunuh di Meksiko selama tahun 2016. Adapun menurut catatan kelompok advokasi media Komite Perlindungan Wartawan sejak 1992, sebanyak 38 wartawan tewas di Meksiko dengan motif terkait dengan peliputan.

Oscar A. Cantú Murguía menulis dalam bahasan Spanyol bahwa jurnalis "tidak memiliki garansi atau keamanan untuk menyeimbangkan jurnalisme."

"Semua yang ada di hidup ini memiliki awal dan akhir, dan harga yang harus dibayar, dan bila harga itu adalah nyawa, saya tidak dipersiapkan oleh perusahaan untuk membayarnya dan saya pun tidak siap membayarnya sendiri."

Cantú adalah teman dekat Breach. Kepada Washington Post, Cantú mengatakan bahwa sekitar 150 orang pekerja akan kehilangan pekerjaannya.

Pada saat Breach dilaporkan tewas, sebanyak 100 jurnalis dan suporter berdemonstrasi pada hari Sabtu-nya (25/3) untuk memprotes Breach yang tewas tertembak di bagian utara negara Chihuahua pada hari Kamis (23/3).



Sumber:
Kompas (4/4)
Time (3/4)
Newindianexpress (26/3)