- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Sweet Memories From School
TS
citanisa
Sweet Memories From School
"Ini berkas-berkasnya"
"Apa kamu sudah yakin?"
Aku menatap suster kepala sekolah di hadapanku. Beliau duduk di kursi hitam putarnya tepat di balik meja kerjanya yang hampir penuh dengan berbagai map berisikan dokumen penting tak lupa sebuah plakat kayu berukir namanya menjadi sebuah benda yang menghiasi meja kerjanya. Beliau menatapku lekat dari balik kacamatanya seolah berharap aku hanya sedang bercanda seperti biasanya.
"Saya yakin suster kepala, termakasih untuk dua setengah tahun ini" Jawabku mantab penuh dengan keyakinan.
"Baiklah kalau kamu sudah yakin dan mantab, sayang sekali padahal waktu ujian sebentar lagi" Balasnya sembari mengecek berkas-berkas milikku dan menandatanganinya dengan pena perak yang selalu dia bawa setiap hari.
Sekitar sepuluh menit kemudian seluruh berkas telah selesai ditanda tangani dan aku pamit dari hadapan beliau. Begitu keluar dari ruangannya, aku menarik nafas panjang dan tersenyum lega dan ketika berbalik ke kiri seorang wanita menyapaku hangat.
"Saya dengar kamu pindah?"
"Iya suster Grace, maaf mendadak dan saya belum sempat cerita"
"Kamu cepat berubah ya"
Aku hanya melempar senyum pendek padanya dan berujar
"Memang sebaiknya secepatnya kan sus? Oh iya pelajaran sudah selesai kan ya? Mau ambil beberapa barang di kelas"
"Sudah, sampai jumpa lagi Ditta"
"Iya, terimakasih suster maaf selama ini saya nakal di kelas"
Suster hanya tertawa kecil dan melanjutkan perjalanannya ke ruang guru di ujung koridor lainnya. Saat ini aku berada di lantai dua gedung bagian Barat dan hendak ke gedung sayap Timur menuju kelasku. Ada rasa takut sebenarnya, aku akan berjumpa lagi dengan mereka, sahabatku.
Beberapa siswi dari kelas lain yang berpapasan denganku menatapku dengan pandangan aneh, sepertinya mereka pangling padaku. Tak sedikit yang berbisik saat menatapku. Dan tiba juga akhirnya aku di depan pintu kelasku yang terbuka lebar. Aku berhenti tepat dua meter sebelumnya.
"Hai" sapaku pada perempuan pertama yang keluar dari dalam kelas, dan perempuan itu berlalu begitu saja tanpa memandangku. Perasaan sedih muncul kembali namun aku harus kuat menghadapi kenyataan. Ku buang jauh-jauh perasaan semu itu. Aku menatap ujung sepatu fantovel hitamku, dan mulai melangkah masuk ke dalam kelas. Suara kelas yang tadinya bising khas sekolah menengah atas mulai menjadi hening saat aku masuk. Semua mata cantik itu menatapku dengan penuh tanya dan aku tetap tersenyum saat melewati meja di antara mereka. Meja miliku sendiri terdapat di tengah kelas, dan teman sebangkuku masih duduk di kursinya seperti biasa.
"Apa kamu sudah yakin?"
Aku menatap suster kepala sekolah di hadapanku. Beliau duduk di kursi hitam putarnya tepat di balik meja kerjanya yang hampir penuh dengan berbagai map berisikan dokumen penting tak lupa sebuah plakat kayu berukir namanya menjadi sebuah benda yang menghiasi meja kerjanya. Beliau menatapku lekat dari balik kacamatanya seolah berharap aku hanya sedang bercanda seperti biasanya.
"Saya yakin suster kepala, termakasih untuk dua setengah tahun ini" Jawabku mantab penuh dengan keyakinan.
"Baiklah kalau kamu sudah yakin dan mantab, sayang sekali padahal waktu ujian sebentar lagi" Balasnya sembari mengecek berkas-berkas milikku dan menandatanganinya dengan pena perak yang selalu dia bawa setiap hari.
Sekitar sepuluh menit kemudian seluruh berkas telah selesai ditanda tangani dan aku pamit dari hadapan beliau. Begitu keluar dari ruangannya, aku menarik nafas panjang dan tersenyum lega dan ketika berbalik ke kiri seorang wanita menyapaku hangat.
"Saya dengar kamu pindah?"
"Iya suster Grace, maaf mendadak dan saya belum sempat cerita"
"Kamu cepat berubah ya"
Aku hanya melempar senyum pendek padanya dan berujar
"Memang sebaiknya secepatnya kan sus? Oh iya pelajaran sudah selesai kan ya? Mau ambil beberapa barang di kelas"
"Sudah, sampai jumpa lagi Ditta"
"Iya, terimakasih suster maaf selama ini saya nakal di kelas"
Suster hanya tertawa kecil dan melanjutkan perjalanannya ke ruang guru di ujung koridor lainnya. Saat ini aku berada di lantai dua gedung bagian Barat dan hendak ke gedung sayap Timur menuju kelasku. Ada rasa takut sebenarnya, aku akan berjumpa lagi dengan mereka, sahabatku.
Beberapa siswi dari kelas lain yang berpapasan denganku menatapku dengan pandangan aneh, sepertinya mereka pangling padaku. Tak sedikit yang berbisik saat menatapku. Dan tiba juga akhirnya aku di depan pintu kelasku yang terbuka lebar. Aku berhenti tepat dua meter sebelumnya.
"Hai" sapaku pada perempuan pertama yang keluar dari dalam kelas, dan perempuan itu berlalu begitu saja tanpa memandangku. Perasaan sedih muncul kembali namun aku harus kuat menghadapi kenyataan. Ku buang jauh-jauh perasaan semu itu. Aku menatap ujung sepatu fantovel hitamku, dan mulai melangkah masuk ke dalam kelas. Suara kelas yang tadinya bising khas sekolah menengah atas mulai menjadi hening saat aku masuk. Semua mata cantik itu menatapku dengan penuh tanya dan aku tetap tersenyum saat melewati meja di antara mereka. Meja miliku sendiri terdapat di tengah kelas, dan teman sebangkuku masih duduk di kursinya seperti biasa.
Diubah oleh citanisa 24-03-2017 17:34
anasabila memberi reputasi
2
1.6K
6
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan