Muchlis Hanafi, Ahli Tafsir yang Jadi Penerjemah Presiden
Jakarta - Sambil menunggu kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud mendarat di Halim Perdanakusuma, Rabu (1/3/2017), Presiden Joko Widodo berbincang ringan dengan seorang menteri dari Arab Saudi. Karena tak melihat ada penerjemah yang mendampingi, Muchlis Hanafi, yang kebetulan berada di ruang VIP, mendekati Presiden. Dia membantu menerjemahkan percakapan antara Presiden dan si menteri.
"Sebetulnya cuma percakapan ringan saja sih, seperti soal cuaca Jakarta siang itu," kata Muchlis saat berbincang dengan detikcom, Senin (6/3).
Muchlis Hanafi, Ahli Tafsir Yang Jadi Penerjemah Presiden Foto: Dokumentasi pribadi Muchlis Hanafi
Dari situ, kata Muchlis, dia sebetulnya langsung undur diri karena tugas utamanya adalah menjadi penerjemah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Tapi Presiden Jokowi justru meminta Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran Kementerian Agama itu ikut mendampingi sampai di Istana Bogor.
Hanya, Presiden mengizinkannya tetap menunaikan kewajiban utama menjadi penerjemah Menteri Agama. Presiden Jokowi menugasi Lukman Hakim mendampingi Raja Salman selama perjalanan dari Halim hingga Istana Bogor. "Saya jadi ketiban berkah Pak Menteri, bisa ikut naik limusin Maybach," canda Muchlis.
Tapi naik mobil mewah jenis limusin itu bukan yang pertama kali dialaminya. Pada pertengahan Februari 2016, ia pernah mendampingi Lukman Hakim menyambut Grand Syekh Al-Azhar Prof Dr Syekh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb. Karena jabatan Syekh Al-Azhar hampir setara dengan perdana menteri dan menjadi tamu Wakil Presiden Jusuf Kalla, kendaraan penjemput menggunakan mobil kepresidenan, Mercedes jenis limusin.
Suami Rifqiyatul Mas'ud itu mengaku telah menjadi penerjemah bahasa Arab sejak 2002. Kala itu rombongan para hakim agama mengikuti pelatihan di Kairo. Dia selama dua pekan ditugasi sebagai penerjemahnya. Muchlis berada di Kairo untuk mengikuti studi doktoral bidang tafsir Alquran di Universitas Al-Azhar, Mesir. Ia menyelesaikannya dengan yudisium summa cum laude.
"Saya di Mesir sekitar 13 tahun, dari 1992-2006," ujar Muchlis. Pengalaman selama di Kairo itulah yang kemudian membawa lelaki kelahiran 18 Agustus 1971 tersebut ke berbagai forum internasional sebagai penerjemah bahasa Arab. Dia juga pernah dipercaya menjadi penerjemah setiap kali Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima tamu dari Timur Tengah.
"Dengan Presiden Jokowi juga sudah beberapa kali. Jadi Pak Jokowi juga memang sudah kenal saya," ujar Manajer Program di Pusat Studi Alquran dan Konsultan Kerja Sama Luar Negeri (Timur Tengah) itu.
Tentang kiprahnya sebagai penerjemah, Muchlis menyebut nama Abdul Wadud dan Widodo Sutiyo sebagai senior yang turut memotivasinya. Kedua nama itu menjadi penerjemah sejak era Presiden Soeharto. "Pak Wadud untuk bahasa Arab, almarhum Pak Widodo bahasa Inggris. Saya menaruh hormat kepada beliau-beliau itu," ujarnya.
(jat/erd)
Smur :
https://news.detik.com/berita/343964...281.1451007672