JAKARTA - Tawuran berdarah antar pelajar di Fly Over Pasar Rebo, Ciracas, Jakarta Timur telah mencoreng dunia pendidikan. Ditambah lagi dari bentrokkan tersebut memakan satu korban jiwa dan beberapa diantaranya luka berat.
Tawuran itu sendiri diketahui terjadi antara dua kelompok pelajar yang berasal dari SMK Adi Luhur dan STM Bunda Kandung. Kemudian, yang menjadi pertanyaan apakah tawuran berdarah itu memang sudah direncanakan atau terjadi secara spontanitas.
Berdasarkan video berdurasi sekira tiga menit yang viral di media sosial masyarakat, kedua pelajar itu berhadap-hadapan dengan sudah membawa dan memegang beberapa senjata tajam (sajam). Mulai dari samurai, celurit dan tali pinggang.
Jika melihat dari video itu, kemungkinan tawuran itu direncanakan sangat jelas dan kentara. Lagipula, apakah mungkin, seorang pelajar berangkat sekolah membawa sajam, bukan membawa buku dan alat tulis lainnya.
Namun, pihak kepolisian menampik jika tawuran antar pelajar itu sudah direncanakan. Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Muhammad Agung menyatakan kedua kelompok itu bentrok dengan cara spontanitas.
"Mereka pas datang ya sudah kejadian," kata Agung saat dihubungi Okezone di Jakarta, Jumat (24/2/2017).
Jika tak direncanakan dan terjadi secara tiba-tiba, apakah dapat diartikan aparat penegak hukum kecolongan dalam mengamankan keamanan di masyarakat.
Tetapi, isu tersebut dibantah oleh polisi. Menurut Agung itu hanyalah kelakuan para pelajar yang tidak mencerminkan seorang pemuda penerus bangsa. "Tawuran itu untuk para penggangguran kerjaannya," imbuh Agung.
Selama ini, Agung menegaskan telah mengerahkan pasukannya untuk melakukan patroli kepada para gerombolan pelajar yang berkumpul di pinggir jalan atau tempat lainnya.
"Program kita kalo ada kumpul anak-anak itu kita bubarin. Udah dari tahun lalu-lalu, ada kumpul-kumpul bubarin. Mau tawuran atau apa ya bubarin," ujar Agung.
Saat ini, pihak kepolisian telah melakukan penyelidikan dan memeriksa beberapa saksi. Bahkan, ketika menyambangi rumah para pelaku, ternyata mereka sudah kabur karena ketakutan akibat perbuatannya tersebut.
"Itu orangnya pada kabur semua. Kita sudah cari muter-muter terus. Semoga-ada cepat yang nyangkut (ketangkep) ini," tutup Agung. (ulu)
ZUMUR
Menarik nih apa tanggapan kedua cagub untuk case ini. Waktu debat, ahok maunya yg terlibat tawuran diberhentikan dari sekolah, kalo anies maunya mereka dibina spy gak berhenti lalu jadi sampah masyarakat. Kalo kayak gini yg brutal kira2 mana yg lebih baek yah?