Minggu, 22 Januari 2017 23:45



TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kekerasan senior terhadap peserta Pendidikan Dasar (Diksar) Mapala UNISI Mahasiswa UII Yogyakarta diduga menjadi pemicu tewasnya dua peserta Diksar.

Hal ini terungkap dari pengakuan Syaits Asyam (19).

Saat masih dirawat di RS Bethesda Yogyakarta, Jumat (20/1/2017) Asyam sempat memberikan testimoni kepada ibunya terkait apa yang ia alami.

Kepada ibunya, Asyam mengaku kesakitan setelah punggungnya dipukuli menggunakan rotan.

Pengakuan ini pun dicatat oleh ibunya menggunakan kertas memo berkop RS Bethesda. Ada tiga poin yang ditulis oleh ibunda Asyam atas pengakuan putra tunggalnya tersebut.



Kesaksian Syaits Asyam sebelum meninggal. Ia mengaku dipukuli menggunakan rotan di bagian punggung, diinjak kakinya dan disuruh mengangkut beban air. Kesaksian ini ditulis oleh ibunya menggunakan kertas memo
Selain mengaku dipukuli dengan rotan, mahasiswa UII yang merupakan warga Jetis RT 013, RW 013 Caturharjo, Sleman tersebut juga mengaku diminta mengangkut air terlalu banyak menggunakan lehernya.
Selanjutnya, kakinya juga diinjak oleh seniornya dalam acara Diksar yang digelar di Hutan Tlogodringo, Desa Gondosuli, Tawangmangu, Karanganyartersebut.

1. UII Akan Lakukan Investigasi
Pihak kampus Universitas Indonesia Islam (UII) membenarkan bahwa dua mahasiswa jurusan Fakultas Teknik Industri meninggal usai berkegiatan di kaki Gunung Lawu pada Jumat (20/1/2017). Pihak UII akan menginvestigasi kronologis dan penyebab kematian kedua mahasiswa tersebut.
Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc. mengatakan, kedua mahasiswa mengikuti kegiatan Pendidikan Dasar The Great Camping dari Kelompok Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) selama 13-20 Januari 2017. Kegiatan yang diikuti 37 peserta di Gunung Lawu, Lereng Selatan, Tawangmangu, Jawa Tengah itu terhenti karena pada Jumat (20/1), mahasiswa atas nama Muhammad Fadhli meninggal.
"Almarhum meninggal dalam perjalanan menuju RSUD Karanganyar, sedang mahasiswa lain atas nama Syaits Asyam meninggal dunia pada Sabtu (21/1/2017) usai dirawat di RS Bethesda Yogyakarta," ujar Harsoyo pada Minggu (22/1/2017).
Ia menambahkan, pihak UII telah membentuk tim investigasi dari internal UII yang terdiri dari bidang kemahasiswaan, medis forensik dan hukum untuk menelusuri fakta dan kronologis kematian dua mahasiswa angkatan 2015 tersebut. Pihak UII juga akan menindak tegas bila ditemukan penyimpangan prosedur dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
"UII berkomitmen bekerjasama dengan semua pihak untuk mengunkap kebenaran atas wafatnya kedua mahasiswa itu, apabila terbukti ada penyimpangan makan seluruh kegiatan akan dibekukan sampai ada komitmen untuk perbaikan mekanisme pelaksanaan kegiatan," terang Harsoyo.
Lain hal, 35 peserta lainnya telah dilakukan pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit JIH pada Sabtu (21/1/2017). Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan kesehatan peserta lain, namun pihak UII tidak menyebutkan penyebab kematian kedua mahasiswa.
Direktur Humas UII Karina Utami Dewi menjelaskan, UII masih melakukan investigasi dan menggali informasi perihal kronologis kematian mahasiswa. Pihak UII telah menggali informasi dari pihak panitia dan pihak berwenang.
"Kalau ada pelanggaran, kami akan lakukan tindakan tegas, walaupun saat ini belum ada informasi yang cukup untuk bisa kami beritahukan kepada media," ungkap Karina.
Sementara itu, jenazah Muhammad Fadli telah dimakamkan pada Sabtu (21/1/2017). Jenazah Fadli sendiri telah disemayamkan ke Kampus UII di Cik di Tiro lalu dikembalikan kepada pihak keluarga di Batam, Kepulauan Riau. (*)

Sumber Berita


===========================================================
Komentar TS
Turut berduka buat kedua korban yang meninggal
Seniornya maho keknya...
Ane bayanginnya..., tangan korban diiket di pohon trus disuruh nungging sambil disabet rotan.. ouughhhh esssshh ouuhhhh yeahh.. yeah..

senior homo nih.. cabul.. diksar gay