- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kata Para Pesohor Pro-Ahok, Terenyuh Lihat Sidang hingga Suka Ketegasan
TS
manjuntak15
Kata Para Pesohor Pro-Ahok, Terenyuh Lihat Sidang hingga Suka Ketegasan
Jakarta - Beberapa artis dan pengusaha menyatakan dukungannya pada calon gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Beberapa artis tersebut antara lain Cathy Sharon, Dion Wiyoko, Aline Adita, dan pendiri Kaskus Andrew Darwis.
Mereka mendukung Ahok karena merasakan banyaknya perubahan yang sudah dilakukan oleh Ahok untuk Jakarta. Mereka juga terenyuh pada Ahok saat menangis di persidangan.
"Pas pengadilan terakhir itu turning point (titik balik) banget sih. Simpati publik dan pandangan publik berubah. Karena kita sudah melihat bagaimana dia menyampaikan secara jujur, dan itu kayaknya kena di hati orang dan teman-teman. Dan ini saatnya untuk membela Pak Ahok," kata Cathy di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (15/12/2016).
Cathy juga mengatakan bahwa Ahok adalah sosok yang tepat untuk membangun Jakarta. Selain jujur, Ahok juga tidak melupakan kesejahteraan rakyat Jakarta. Apa yang dikatakan oleh Ahok, pasti ditepati dengan kerja nyata.
"Pak Ahok menurut saya adalah sosok yang sangat baik, jujur, dan pekerjaannya sangat nyata. Apa yang diucapkan sama apa yang dikerjakan sejalan gitu. Saya lihat dari kesejahteraan rakyat, dari orang-orang yang bekerja pada saya ya, itu terlihat nyata. Jadi saya harus maju dan membela Pak Ahok karena saya yakin dia orang yang benar," ucap Cathy.
Sementara Dion, mengatakan mendukung Ahok-Djarot karena sisi kebhinekaan. Dion yang mengaku ber-KTP Tangerang, mendukung Ahok juga karena hasil kerja Ahok selama menjadi Gubernur. Ketegasan Ahok sangat diperlukan untuk membenahi Jakarta.
"Kalau saya lebih concern masalah kebhinekaan ya. Akhir-akhir ini bhinneka tunggal ika hanya diucapkan saja, tapi kayaknya kalau direalisasikan oleh masyarakat Indonesia jauh belakang banget gitu," ujar Dion di lokasi yang sama.
Dion melihat Ahok sebagai sosok yang tegas. Jakarta butuh pemimpin yang tegas dan berani mengambil risiko. Dia merasakan ada perbedaan selama Jakarta dipimpin Ahok.
"Memang kalau aku melihatnya, kelebihan Pak Ahok itu di ketegasannya. Jakarta butuh pemimpin yang sangat tegas dan berani mengambil resiko. Itu semua ada di Pak Ahok. Buktinya terasa, selama dipimpin Ahok, Jakarta terasa perbedaannya," lanjutnya.
Sedangkan Aline, menganggap Ahok adalah sosok yang inspiratif. Kemauan Ahok untuk bekerja keras membangun Jakarta dan mendengarkan keluhan masyarakat adalah nilai tambah untuk Ahok.
"Beliau sosok yang sangat menginspirasi dan dia orang yang jujur. Dia juga mau bercapek-capek ngurusin orang Jakarta. Enggak gampang loh ngurusin karakter orang-orang Jakarta dengan 12 juta orang," tutur Aline di Rumah Lembang.
"Tapi beliau sosok yang sangat sabar mau mengayomi dan rajin mendengar masyarakatnya. Jarang gubernur yang mau duduk mendengarkan keluhan warganya, dan langsung mengambil real action untuk menyelesaikan permasalahan tersebut," lanjutnya.
Untuk pendiri Kaskus, Andrew Darwis, dirinya datang mendukung Ahok karena keinginannya pribadi bukan mewakili Kaskus. Dirinya mendukung Ahok karena Jakarta butuh pemimpin yang tegas, bahkan Andrew menganggap Ahok sebagai guru yang galak. Namun dibalik sifat galak Ahok, dirinya melihat kemauan Ahok untuk membuat Jakarta lebih rapi dan lebih keren.
"Sebenarnya saya datang ke sini enggak mewakili kaskus ya, tapi mewakili pribadi. Karena saya lihat Jakarta ini sejak kepemimpinan Ahok banyak perubahan lebih bagus, lebih rapi, lebih keren. Kayaknya Jakarta perlu orang seperti itu, orang yang keras. Kita masih dalam tahap belajar jadi perlu guru yang galak," kata Andrew di Rumah Lembang.
"Terlihat daerah Pluit sekarang jarang banjir. Kemudian, Kalijodo jadi rapi, jadi tempat main skateboard, bisa buat tempat kumpul-kumpul. Pembangunan di Semanggi, perlakuan genap ganjil. Jadi dilihat kalau perubahannya lebih terasa," tutupnya.
https://news.detik.com/berita/d-3372387/kata-para-pesohor-pro-ahok-terenyuh-lihat-sidang-hingga-suka-ketegasan

Gaya Kepemimpinan Ahok dalam Penegakan Kebijakan di Jakarta
Seorang pemimpin mempunyai cara dan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda dalam mengaktualisasikan kekuasaan dan kebijakannya masing-masing. Dalam jurnalnya, Kartono (2009 dalam Utami, 2013) menyebutkan beberapa gaya kepemimpinan, di antara lain: 1) gaya kepemimpinan paternalistik, 2) gaya kepemimpinan karismatik, 3) gaya kepemimpinan bebas, 4) gaya kepemimpinan demokratis, 5) gaya kepemimpinan otokratis, 6) gaya kepemimpinan militeristis, 7) gaya kepemimpinan populistis, dan 8) gaya kepemimpinan administatif atau eksekutif
Basuki Tjahaja Purnama atau biasa dipanggil Ahok merupakan salah satu pemipin, lebih tepatnya seseorang yang menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta saat ini. Beliau cukup ramai dibicarakan oleh masyarakat karena memiliki retorika dan gaya kepemimpinan yang berbeda dibandingkan pemimpin lain. Beliau dipandang sebagai pemimpin yang arogan, tempramen, dan
to the point.
Berdasarkan gaya kepemimpinan tersebut, Ahok dapat dikategorikan dalam gaya kepemimpinan otokratis. Pembawaan Ahok yang tegas dan keras membuat Ahok disegani oleh masyarakat. Hal tersebut juga berlaku ketika Ahok menyampaikan retorikanya di depan media atau publik. Gaya kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja (Ahok), saat ini menjadi sorotan publik.m
Retorika Ahok dalam Penegakan Kebijakan
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa setiap pemimpin mempunyai gaya kepemimpinan dan retorikanya masing-masing. Begitu pula dengan Ahok, retorikanya yang selalu tepat sasaran dan tanpa basa-basi mampu mempengaruhi masyarakat untuk mempercayai setiap kata-katanya. Retorika Ahok menunjukkan bagaimana gaya kepemimpinan dirinya. Dengan retorika yang menekankan pada fakta yang ada, tegas, dan tepat sasaran menunjukkan bahwa Ahok adalah pemimpin yang otokratis, dimana pemimpin otokratis adalah pemimpin yang berusaha mewujudkan tujuannya dengan berbagai cara. Pemimpin ini cenderung tegas, keras, dan obsesif dalam mencapai tujuannya. Namun, tujuan tersebut berusaha dicapai dengan perhitungan dan perencanaan yang sistematis.
Salah satu contoh yang menunjukkan hal diatas adalah kejadian saat Ahok marah karena temukan kartu virtual account untuk para penghuni Rusunawa Marunda yang tidak dilengkapi nama dan foto pengguna.
Kejadian ini salah satunya dimuat dalam portal media online Kompas.com pada tanggal 4 September 2014. Saat itu Ahok meluapkan kekesalannya karena kecewa dengan kartu virtual account produksi Bank DKI, Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono yang duduk di hadapannya terlihat pucat. Ia tertunduk, mengangguk, dan berbincang dengan Direktur Operasional Bank DKI Martono Suprapto.
Basuki kecewa karena kartu virtual account itu hanya mencantumkan nomor unit rusun para penghuni. Tidak ada identitas beserta foto penghuni. Basuki mempermasalahkan hal ini karena rancangan kartu dibuat seadanya. Pemprov DKI menjadi tidak bisa mengontrol penghuni dan status kepemilikan rusunnya. Menurut Ahok, pencantuman nama dan foto penting untuk mencegah mafia menjualbelikan rusun.
Kejadian ini bisa menggambarkan bagaimana Ahok mempunyai ketegasan dan perencanaan yang jelas dari setiap system atau program yang dibuat. Hal ini juga menunjukkan bahwa Ahok termasuk dalam salah satu karakter pemimpin public yang baik, menurut Subowo (2013) salah satu karaketr yang harus dimiliki pemimpin public yang dapat membina masyarakat menghadapi tantangan masa depan.
Kejadian lain yang juga bisa menggambarkan ketegasan, dan komitmen Ahok pada pemberantasan korupsi dan pungutan liar adalah ketika KPK menunjukkan praktik pungutan liar di Balai Uji Kir Jl Kedaung, Jakarta Barat. Mengetahui praktik tersebut Ahok langsung menutup tempat tersebut
Retorika Ahok sepertinya memang mudah membuat orang meradang, namun retorika tersebut yang membuta orang menilai bahwa Ahok merupakan individu yang tanpa takut merubah apa yang selama ini salah. Ia dari seseorang yang berasal dari kelompok minoritas yang dengan tegas dan terlihat dari segala perbuatan dan perilakunya, menantang siapa saja yang tidak ingin dirubah menjadi lebih baik. Keliatannya dia berpegang pada sebuah pakem yang dalam manajemen di sebut confront the brutal fact.
Menghadapi fakta yang brutal alias menghadapi kenyataan sebenarnya , dan tidak lari menghindarinya dengan segala dalih.
Kenapa Ahok termasuk orang yang confronting brutal facts? Karena bisa dibilang selama ini warga Jakarta sudah menerima keruwetan dan segala macam komplikasi kenegatifan Jakarta dengan pasrah. Mereka mungkin berfikir itulah yang memang terjadi dan akan seterusnya seperti itu, namun Ahok hadir disana dan mulai memvisualisasikan keadaan Jakarta yang sebenarnya kepada masyarakat dan menunjukkan bahwa keruwetan dan segala komplikasi tersebut dapat diatasi. Tentunya ia memvisualisasikannya melalui retorika yang tegas. Contohnya adalah kebijakan yang ia lakukan mengenai pengaturan Tanah abang yang ruwet.
Perda tentang ketertiban umum sudah ada sejak lama, tapi nampaknya Perda tentang ketertiban umum juga telah lama diinjak-injak dan tidak digubris oleh para Pedagang Kaki Lima dan preman yang mem-backing mereka. Para pembuat Perda sebelumnya mungkin juga sudah melakukan banyak hal untuk menegakan peraturan tersebut. Hanya saja ketika kemudian persoalan menertibkan pedagang kaki lima ini juga harus berhadapan dengan dunia gelap premanisme, mereka tidak punya nyali. Terlebih ketika di balik premanisme Tanah abang itu ternyata ada ―oknum oknum hantu‖
yang tidak dapat tersentuh dan secara kasat mata kebal hukum,
dimana pengaruh mereka mencengkeram kekuasaan tertinggi di negeri ini. Semakin ciut lah nyali para aparat itu untuk menegakan ketertiban umum. Daripada mereka kehilangan nafkahnya, lebih baik mereka tutup mata dan telinga soal Tanah abang.
Berpuluh tahun situasi pembiaran itu terjadi. Dan orang Jakarta nyaris percaya bahwa di Tanah abang kesemrawutan itu memang sebuah keniscayaan yang harus diterima secara legowo dan pasrah. Warga Jakarta tidak mampu melakukan apa-apa dengan keadaan Tanah abang yang seperti itu. Mereka memaksa akal sehatnya untuk mempercayai kebenaran tersebut bertahun-tahun lamanya sehingga sampai di keadaan dimana mereka tidak mempertanyakan hal itu lagi.
Keadaan tersebut terus berlanjut sampai Ahok menunjukan kepada kita bagaimana seharusnya merawat akal sehat. Dia menggebrak kemapanan Tanah abang, kemapanan para pedagang kaki lima, kemapanan preman yang mem-
backing PKL tersebut, kemapanan para ―oknumoknum hantu‖ yang
bermain di Tanah abang. Dan yang terpenting mengkonfrontasi fakta brutal yang sudah diterima oleh masyarakat Jakarta sekian lama tersebut. Dengan retorika nya yang keras, tegas namun memiliki tujuan
Ahok akhirnya dapat menunjukkan bahwa dengan ketegasan dan kekerasan niat yang selama ini ditunjukkan dengan retorikanya dapat memuluskan kebijakan yang selama ini susah dan rumit untuk dilakukan
Setelah dua tahun berjalan, kinerja pemerintahan Jakarta Baru dianggap semakin baik oleh sebagian besar warga Ibu Kota. Masyarakat menyukai perubahan yang dilakukan, terutama di bidang kesehatan, birokrasi, dan pendidikan. Penilaian ini seiring dengan pernyataan 71,4 persen responden yang mengaku puas terhadap kinerja pemerintahan Jakarta Baru. Berikut adalah beberapa upaya pembenahan yang dilakukan oleh Jokowi sebelum mengundurkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta yang tentunya juga akan diteruskan oleh Ahok:
Pelayanan Kesehatan
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat di pasar tradisional dan rumah susun serta pengembangan puskesmas rawat inap. Juga muncul kebijakan penambahan kapasitas tempat tidur kelas tiga pada rumah sakit umum daerah (RSUD) dan peningkatan kesejahteraan tenaga kesehatan.
Hampir 80 persen responden puas terhadap kebijakan kesehatan yang ada. Salah satunya, kemunculan Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang kemudian melebur menjadi satu dengan sistem Jaminan Kesehatan Nasional. Sebelum ada KJS, warga miskin harus melalui birokrasi panjang mendapatkan surat miskin untuk pengobatan gratis. Dengan KJS, warga bisa mendapatkan layanan kesehatan di puskesmas, dilanjutkan ke rumah sakit jika diperlukan
Problem bidang kesehatan juga diyakini oleh mayoritas responden bisa diperbaiki Basuki. Pemprov DKI berencana mengubah beberapa puskesmas menjadi RS tipe D untuk mengatasi keterbatasan jumlah tempat tidur di RS. Pemprov DKI juga akan memperbaiki kualitas RSUD menjadi lebih baik hingga setara RS swasta dan menempatkan dokter spesialis di RSUD
Birokrasi
Sebanyak 76 persen responden mengaku puas dengan perbaikan birokrasi. Lelang jabatan lurah dan camat menjadi gebrakan yang patut diacungi jempol. Melalui uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) ala Jokowi-Basuki, didapatkan pegawai negeri sipil yang punya kompetensi dan profesionalisme untuk memimpin kelurahan atau kecamatan
Keberadaan lelang jabatan kepala sekolah juga menjadi hal baru yang positif. Melalui program ini, profesionalitas tenaga pendidik diuji. Semua tenaga pendidik PNS di Jakarta yang berusia maksimal 54 tahun berhak mendaftar lelang. Dengan lelang ini, kepala sekolah baru diharapkan lebih mementingkan manajemen kegiatan belajar-mengajar dibandingkan dengan mengurusi proyek. Bulan Maret, 180 kepala sekolah hasil lelang jabatan telah dilantik Gubernur Jokowi
Keberadaan lelang jabatan kepala sekolah juga menjadi hal baru yang positif. Melalui program ini, profesionalitas tenaga pendidik diuji. Semua tenaga pendidik PNS di Jakarta yang berusia maksimal 54 tahun berhak mendaftar lelang. Dengan lelang ini, kepala sekolah baru diharapkan lebih mementingkan manajemen kegiatan belajar-mengajar dibandingkan dengan mengurusi proyek. Bulan Maret, 180 kepala sekolah hasil lelang jabatan telah dilantik Gubernur Jokowi
Pendidikan
Perbaikan di sektor pendidikan juga dinilai memuaskan oleh 75 persen responden. Kartu Jakarta Pintar (KJP) menjadi kebijakan yang menonjol. Keberadaan KJP membawa angin segar bagi pelajar miskin di Jakarta. Setiap bulan, siswa SD mendapat dana KJP Rp 1,08 juta, siswa SMP Rp 1,2 juta, dan siswa SMA Rp 1,4 juta. Sampai saat ini, sudah 576.000 KJP yang dibagikan kepada pelajar miskin berprestasi. Pelaksanaan KJP yang relatif lancar selama dua tahun menyebabkan 83,8 persen responden berharap banyak pada perbaikan di sektor pendidikan. Ke depan, KJP akan tetap dilaksanakan untuk membantu pelajar miskin. Pekerjaan rumah lain yang harus diselesaikan adalah peningkatan kualitas tenaga pendidik dan tawuran pelajar.
Kesimpulan
Peran seorang pemimpin begitu besar dalam kemajuan bangsa, dan menegakkan kebijakan demi mengantarkan masyarakat untuk menjawab tantangan masa depan. Masyarakat yang bisa menjawab tantangan masa depan adalah masyarakat yang maju, beretika, berpendidikan dan yang paling penting adalah tertib atau taat pada kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Dalam upaya penegakan kebijakan oleh pemimpin tentunya tidak semata-mata tugas dari pemimpin, namun juga harus dibantu oleh segenap
pemerintahan yang berwenang. Untuk mewujudkan pemerintahan yang ―bersih‖ pun tidak mudah, hal ini harus diawali dengan hubungan yang baik antara pemimpin dan semua dinas terkait yang membantunya. Berulangkali penulis mengatakan bahwa segala upaya yang dilakukan tidak mudah, oleh karena itulah retorika dan gaya kepemimpinan seorang pemimpin sangat berperan dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam penegakan kebijakan. Retorika dan gaya kepemimpinan yang dimiliki seorang Ahok pemimpin dalam meyakinkan masyarakat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan meskipun dengan caranya yang tegas, bahkan cenderung keras, dan cara yang dilakukan Ahok ini terbukti berhasil dalam mengatur warga Jakarta. Hal ini tentu merupakan hal yang positif karena seorang pemimpin dituntut untuk membawa transformasi bagi organisasi dan masyarakat yang dipimpinnya.



Diubah oleh manjuntak15 17-12-2016 14:44
0
3K
20
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan