JawaPos.com - Anggota Komisi III DPR Arsul Sani mencurigai ada motif politis di balik penyerangan terduga ISIS di pos polisi Yupentel, Cikokol Kota, Tangerang, Kamis pagi (20/10).
Oleh sebab itu, dia berharap agar penegak hukum tetap melakukan penyelidikan apakah benar si pelaku termasuk dalam jaringan ISIS atau tidak.
"Sehingga, tidak terkesan bahwa di tengah-tengah proses Pilkada , pembahasan RUU Terorisme, ini seperti pengalihan isu," tegasnya di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (20/10).
Kendati si pelaku penusukan anggota polisi itu baru saja meninggal, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PPP itu berharap agar pengusutan terap dilakukan.
"Benar ISIS atau bukan. Jangan segala sesuatu langsung dimishbahkan pada kelompok tertentu," tegas Sekretaris Jenderal PPP kubu Romahurmuziy itu.
Sementara soal pelaku yang berhasil meyerang tiga anggota dari korps Bhayangkara seorang diri, menurutnya tidak bisa disebut Polisi lemah menghadapi serangan. Nyatanya, serangan itu dilakukan secara tiba-tiba.
"Ya kalau diserang tiba-tiba, kan susah juga walaupun jago karate. Nggak kalah juga kan, buktinya bisa dilumpuhkan," pungkas Arsul.
Sebelumnya, pelaku berinisial SA (22) warga Lebak Wangi RT 04, RW 03 Kelurahan Sepatan tiba-tiba menyerang Kaposlek Tangerang, Kompol Efendi, Iptu Bambang Haryadi selaku Kanit Dalmas Restro Tangerang, dan Bripka Sukardi selaku anggota Lantas Polsek Benteng.
Selain menyerang secara membabi buta dengan golok, pelaku juga melempar dua sumbu yang diduga bahan peledak alias bom.
Polisi lantas mengamankan sejumlah benda yang digunakan pelaku menyerang yakni sebilah pisau, sebilah golok, dua benda yang diduga bom pipa, tas warna hitam, sorban putih dan stiker berlambangkan ISIS. (dna/JPG)
http://www.jawapos.com/read/2016/10/...-isu-pilkada/2
War byasa war kritis war smart....ternyata demi pengelihan isu kerjasama dgn teroris