Bangganya jadi orang Indonesia.
Hari ini merupakan hari besar di keluarga saya. Sekarang sedang diperingatinya hari "selapan" (peringatan sebulan bayi lahir) ponakan saya sekaligus peringatan 1000 hari nenek saya. Ada banyak sekali makanan mulai dari yang berat hingga jajanan pasar memenuhi penjuru rumah. Semua saudara berkumpul saling membantu untuk menyiapkan segala sesuatunya. Awalnya, atau setidaknya dari dulu saya termasuk orang yang tidak begitu paham esensi dari acara macam ini. Maaf, bukannya apa, saya merasa orang yang sudah meninggal (apalagi sudah 1000 hari yang lalu) ya sudah sih, apa yang bakal bisa kita lakukan? Maksudku, for god's sake that was 1000 days (about 3 years) ago. Sementara peringatan bayi lahir sebulan? Apa acara ulang tahun tiap tahun dia nanti masih kurang? Toh si bayi juga gak paham apa itu selapan, the baby got nothing from this stuff. Tapi setelah entah apa yang membentur saya, semua pemikiran itu sirna. Saya akhirnya paham apa maksud semua itu.


Saya terlahir di Malang - Jawa Timur. Asli Jawa tapi tak pernah paham esensi budaya Jawa. Maafkan. Hingga tadi saya baru sadar bahwa budaya nenek moyang saya yang sangat rumit-merepotkan itu semua adalah bentuk "memanusiakan manusia". Itu semacam kepedulian tingkat kritis pada sesama manusia dimana sudah sewajarnya kita saling menganggap satu sama lain. Sudah semestinya kita menghargai satu sama lain dan sudah sewajibnya kita mengadakan mereka yang sekarang masih ada, baru ada, bahkan yang pernah ada. Prinsip Orang Jawa adalah saling menghargai, menghormati, tahu diri dan peduli. Semua paket sempurna itu mereka sebut JAWA. Hingga ada istilah "nggak jowo"(tidak jawa) bagi mereka yang tidak memiliki unsur-unsur di atas. Seperti saya ini.



Jika saya kembalikan semua itu pada diri saya sendiri, saya merasa bersyukur menjadi orang Indonesia khususnya orang Jawa. Saya tidak tahu bagaimana budaya luar mengimplementasikan esensi macam ini tapi setahu saya mereka "nggak jowo". Bersyukurlah kita sebagai orang lokal yang dikelilingi oleh banyak sekali cinta dan penghormatan atau bahkan penghargaan yang diberikan untuk kita tanpa kita minta. Orang lain mungkin susah payah mengumpulkan perhatian macam likes Instagram, gerombolan subscribers dan followers atau bahkan penghargaan bergengsi macam Grammy dan Oscar hanya untuk bisa dianggap. Tapi kita, saya, tak perlu susah payah untuk dianggap karena kita, saya pun disambut sangat hangat dan tulus saat baru saja lahir, hidup bahkan hari-hari yang panjang setelah mati kelak. Bahkan meskipun kita bukan siapa-siapa, mereka keluarga kita akan selalu mengganggap kita luar biasa karena kita sudah ada atau bahkan nanti saat kita pernah ada. Mereka akan selalu menganggap kita.

Selamat kalian termasuk orang Indonesia.









Malang, 31 Agustus 2016