TELEGRAF- Langkah pebulutangkis penyumbang medali emas Olimpiade Brazil di Rio de Janeiro, 2016 yakni Liliyana Natsir bersama rekannya Tantowi Ahmad, tak mudah.

Penampilannya merebut medali emas, usai mengalahkan pebulutangkis asal Malaysia Chan Peng Soon dan Goh Liu Yang, sempat membutanya gugup.

'Bertarung' di hadapan ribuan penontin, Rabu (17/8) 2016, pasangan Liliyana dan Tantowi sukses menjegal pemain Malysia dalam dua set dengan kurun waktu 45 menit yakni 21-14 dan 21-12.

Gadis asal Manado yang akrab dipanggil Butet, menjelaskan, di menit-menit awal permainan, dia merasa canggung, khawatir dan gugup. Jam terbang bermain yang dimiliki, soelah tak berguna di laga awal pertindangan yang menghasilkan emas untuk Indonesia.

(baca juga: Ibunda Liliyana Natsir: Saya Kos 3 Bulan dan Lily Pernah Bikin Nasi jadi Basah dengan Air Mata

"Awalnya gugup, prestasi ini luar biasa. Kondisi stres dialami sejak awal, padahal pengalaman sudah dimiliki. Namun, optimisme meraih kemenangan membuat saya tenang hingga akhirnya bersama Tantowi menghadiahkan emas," ujarnya seperti dikutip dari Olympic.org.

Raihan kemenangan itu, menempatkan atlet berusia 30 tahun tersebut, mampu melampaui torehan prestasi pendahulunya yakni Susi Susanti. Liliyana berhasil meraih, medali perak dalam pertandingan akbar pada tahun 2008 saat Olimpiade digelar di Beijing. Sedangkan Susi Santi hanya meraih emas dan perunggu masing-masing satu.

Rekor terbaik itu, menempatkan Liliana Natsir sebagai pemain bulu tangkis Olimpian tersukses dan fenomenal di Indonesia. Rekornya menyumbang emas dan perak.

Selain emas, penghargaan Negara Indonesia kepada keduanya yakni berupa uang tunai sebesar Rp5 miliar. (ind/cnn)

http://www.telegrafnews.co/2016/08/a...-liliyana.html