Elektabilitas calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dianggap tinggi disejumlah survei. Namun, pengamat politik, Said Salahudin menilai, elaktabilitas itu tidak menjamin Ahok bakal menang di Pilgub DKI 2017.

"Soal popularitas dan memang sudah terbukti dari beberapa Pilkada popularitas tidak menjadi acuan," ujar Said di forum diskusi Manilka Research and Consulting, Jakarta Pusat, Minggu (19/6/2016).

Terlebih dalam survei Manilka, elektabilitas Ahok hanya berbeda tipis dengan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang sempat digadang-gadang bakal maju di Pilgub DKI.

"Tingkat kesukaan Ahok dan Ridwan Kamil tipis beda 1,2 persen," sambungnya.

Meski Ridwan Kamil telah menyatakan tidak akan maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta, Said menyebutkan bahwa, hal tersebut tidak berpengaruh atas popularitasnya bagi warga Jakarta. Merujuk pada pengalaman Joko Widodo (Jokowi) yang sebelumnya menyatakan tidak akan maju di Pilpres 2014.

"Walaupun RK (Ridwam Kamil) sudah bilang tidak, tapi kita mengacu ke Jokowi," bebernya.

(Baca juga: Jika Pilgub DKI Digelar Sekarang, Perindo Ungguli Parpol Lain)

Sementara itu, Wakil Sekjen PKB, Daniel Johan menilai, elektabilitas Ahok masih rawan. Berdasarkan pengalaman di Pilgub DKI 2012, elaktabilitas Fauzi Bowo juga tinggi tapi malah kalah oleh Jokowi.

"Lihat dulu Pilgub 2012, dulu Foke (Fauzi Bowo) elektabilitasnya tinggi hampir 49 persen dan Jokowi-Ahok 14 persen, kalau incumbent emang lebih besar biasanya dalam elektabilitas," tandasnya.

elektabilitas tinggi tapi kasus korupsi yg menyangkut namanya juga tinggi, blm lagi penolakan masyarakat dimana-mana plus kinerja yg enggak ada..
cuma mengandalkan propaganda doang, ahok bisa menang pilkada kalo warga dki msh kemakan cara pipres dulu.