Musim 2014/2015 Leicester harus kejar-kejaran dengan lubang hitam degradasi, dan mampu bertahan. Kemudian musim ini yang dimulai 8 Agustus 2015 merupakan awal mula perjuangan Jamy Vardy dkk. Dari bawah. Dengan modal Konsisten, The Thinkerman Caludio Ranieri membawa anak asuhnya merajai Inggris dengan penuh luka sepanjang kompetisi.
Kita sang penikmat bola yang telah melihat perjuangan Leicester dari bawah hingga sekarang pasti terenyuh dan menginginkan klimaks Happy Ending di drama ini. Sebuah kehormatan bisa melihat keringat keluar dari setiap pemain yang tidak pernah terpikir berakhir dramatis. Saya pun tak menyangka ternyata: “Tuhan mengisikan tinta emas di ujung pena Leicester yang siap dituliskan di akhir buku atas perjuangan mereka.”

Industri sepak bola sekarang mulai tergeser atmosfirnya. Jika dulu klub dengan akademi dan klub produsen pemain bintanglah yang menjadi klub terbaik. Sekarang tidak selalu demikian, sepak bola dimasuki pengusaha-pengusaha kaya raya yang mengucurkan dana fantastis. Sebut saja Real Madrid, Man. City, PSG, Chelsea, MU, AS Monaco dll. Semua klub ini dikucuri alat tukar bernama uang untuk merebut prestasi.
Musim ini Money Power dikalahkan oleh tim yang bermarkas di King Power Stadium. Leicester City seolah-olah ingin berkata : “Tidak segalanya bisa dibeli dengan uang.” Kita pun sama ingin sekali menjungkirbalikkan orang-orang berduit yang selama ini merasa “Uang adalah senjata terbaik”. Terima kasih Leicester telah menjawab itu dengan : “Perjuangan adalah mahar terindah dalam sebuah pencapaian.”
Belum lagi jika kita melihat pasar taruhan awal musim liga Inggris yang tak jauh berbeda dengan opini di atas. Awal Agustus tahun lalu, pasar taruhan di Inggris memasang 5000:1 bahwa Leicester tidak juara Faktanya justru Terba(l)ik . Alumnus pemain Leicester Gary Linker punya saran seperti ini: “Kita bisa merayakan kekecewaan (kalah taruhan) terbesar dalam olahraga sepanjang masa.”

“Eh yang juara liga Italy tim mana? Biasa. Oh Juventus”. Kalau Liga Spanyol? Seperti tahun kemarin.”
Percakapan penikmat bola di akhir-akhir kompetisi ini sering kita dengar. Mungkin kita sudah jenuh. Tapi akhir musim ini di Liga Inggris jauh berbeda. Penonton bola juga butuh twist ala film-film Hollywood mengejutkan yang mampu merubah peta kekuatan. Karena kita sudah terlalu bosan melihat papan klasemen akhir yang di isi timi-tim itu saja dan itu lagi. Dan tidak menutup kemungkinan tim-tim lain baik di Liga Inggris maupun di Liga lainnya akan termotivasi untuk menujukkan bahwa keajaiban tidak hanya terjadi di Inggris. Dan saya sangat merindukan atmosfir baru seperti itu. Marvelous !!!

Tak ada yang salah dengan kita yang secara otomatis mendukung Leicester city juara. Walaupun kita bukan suporter fanatiknya, walau pun kita hanya sekedar penonton tv. Alasan di ataslah yang membuat kita otomatis mendukungnya. Sekali lagi selamat Leicester City mampu merebut hati jutaan penikmat.
Ada yang mau menambahkan ?

Sumber:
Riauonline.co.id
Google.com
Pemikiran sendiri