BOGOR –Ratusan sopir angkot di Kota Bogor yang berasal dari enam trayek, melakukan aksi mogok massal dan mengontrog kantor balaikota Bogor, dengan memblokade jalur sistem satu arah (SSA) di Jalan Ir Juanda Bogor. Para sopir angkot ini merasa dirugikan lantaran, Pemkot Bogor telah mempermanenkan kebijakan SSA tersebut.

Dalam aksinya ini, para sopir angkot membentangkan spanduk bertuliskan penolakan SSA, didepan kantor Bima Arya, dan menyuarakan aspirasinya diatas mobil komando. Alhasil, aksi para sopir angkot ini melumpuhkan jalur SSA, dan membuat kemacetan panjang di pusat kota hujan tersebut.

Para demonstran itu pun memberikan waktu satu jam agar Bima Arya mau bernegosiasi. Namun, politisi PAN itu tak kunjung keluar, dan massa aksi nekat melakukan sweeping pada angkot dan bis yang masih beroperasi, sehingga menimbulkan kericuhan. Puluhan anggota Shabara dan Dalmas Polres Bogor Kota bersenjata lengkap, turun kejalan untuk mengurai kericuhan.

Koordinator aksi Empat Supardi mengatakan, kebijakan Bima Arya memberlakukan SSA secara permanen telah menindas rakyat kecil.

“Batalkan SSA, karena merugikan sopir dan pengusaha angkutan,” teriak Empat, (27/4).

Ia mengungkapkan, warga kota hujan memilih walikota yang pintar, dengan harapan mampu membuat kebijakan pro rakyat, bukan malah menyengsarakan rakyat.

“Bima Arya harus bertanggung jawab atas penderitaan rakyat,” kesalnya.

Dengan kebijakan SSA, lanjut Empat, para sopir angkot menjadi korban karena penghasilannya berkurang dengan drastis, sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

“Biasanya kami mendapatkan Rp45-50 ribu per hari, tapi sejak diterapkannya SSA, mendapatkan uang Rp20 ribu saja sulit,” keluhnya.

Ia meminta, orang nomor satu di kota hujan itu harus segera bertaubat, dan berhenti melakukan pencitraan yang mengorbankan rakyat. (Asep Supriyanto).