solit4ireAvatar border
TS
solit4ire
Dikawal & Disosialisasikan Aqil Siradj: Hary Tanoe juga Berencana ke Pilpres 2019?
Said Aqil Siraj dan Promosi Pemimpin Non-Muslim
Senin, 25 Apr 2016 09:50 0


Hari Tanoe saat berkunjung ke salah satu pesantren

Umat Islam Indonesia terus diuji dengan berbagai cobaan yang datang silih berganti. Ujian itu bukan hasil kerja sporadis dan tiba-tiba tetapi hasil pemikiran yang terencana dan dilakukan secara sistematis. Salah satu musibah besar saat ini adalah sebuah pendangkalan akidah terhadap sosok pemimpin.

Pendangkalan akidah itu bisa dilihat dari inisisiasi dan sosialisasi pemimpin non-muslim di tengah komunitas masyarakat Islam. Hal ini berujung memarginalisasi peran politik umat Islam di panggung politik. Ujung dari drama ini adalah tampilnya sosok pemimpin non-muslim yang belum jelas kiprah dan kontribusinya terhadap umat Islam di panggung politik.

Di berbagai media sosial sudah tampil bagai sosok Hary Tanoesoedibjo (Hary Tanoe) melakukan sebuah safari politik di tengah-tengah basis umat Islam yakni pesantren. Banyak media sosial menampilkan slogan Said Aqil Siraj, saat mempromosikan pemimpin partai Perindo (Persatuan Indonesia) itu, yang mengatakan “Lebih baik orang kafir tapi jujur daripada muslim koruptor”. Dalam acara itu, Said Aqil mengajak Hary Tanoe berkeliling pondok pesantrennya yang sedang dibangun. Sang pemimpin Perindo di ajak masuk masjid dan pesantren dengan baju taqwa dan peci putih. Pada kesempatan itu, para santri pria dan wanita berebut mencium tangan. Bahkan di sejumlah daerah ditemukan sejumlah tokoh Islam mulai ikut jadi pengurus Perindo (detiknews.com).

Fakta di atas menarik untuk dicermati. Pertama, adanya promosi calon pemimpin non-muslim yang dilakukan oleh pemimpin ormas Islam terbesar di Indonesia. Karya “besar” untuk menanam bibit konflik di tubuh internal umat Islam ini sudah benar-benar ditancapkan oleh Said Aqil. Pendampingan untuk mempromosikan Hari Tanoe menjadi calon pemimpin Indonesia, bukan hanya tindakan pragmatis dan gelap mata, tetapi juga tindakan pembodohan terhadap akidah dan pemikiran umat Islam. Apa yang dilakukan Ketua Umum PBNU, dalam mempromosikan calon pemimpin non muslim ini, jelas akan melahirkan friksi-friksi dalam kalangan umat Islam.

Kedua, adanya pendangkalan akidah dan idealisme umat Islam. Pernyataan Said Aqil bahwa “Lebih baik orang kafir tapi jujur daripada muslim koruptor” bukanlah slogan yang baik untuk melakukan pendidikan politik bagi umat Islam. Bagaimana mungkin seorang yang pernah mengenyam pendidikan tinggi di negeri Mekkah ini menempatkan dan membandingkan dua hal yang tidak seimbang. Kalau mau jujur, semestinya menampilkan dua hal yang seimbang dan selevel ketika membandingkan sesuatu. Dalam konteks memilih pemimpin, seharusnya dia menunjukkan pemimpin kafir yang jujur disandingkan dengan pemimpin muslim yang jujur pula. Mengapa dia tidak mengambil slogan, “Lebih baik orang muslim tapi jujur daripada kafir koruptor.” Bukankah pernyataan terakhir ini merefleksikan dirinya sebagai pemimpin yang layak dan tepat dalam mengangkat harkat dan martabat umat Islam. Pernyataan “Lebih baik orang kafir tapi jujur daripada muslim koruptor” sepertinya merupakan pernyataan yang sengaja menjual harga dirinya dengan ongkos sosial yang sangat mahal.

Ketiga, seakan pemimpin muslim lekat dengan kasus korupsi. Pernyataan Said Aqil Siraj ini seolah-olah menunjukkan data bahwa calon pemimpin sudah sedemikian lekat dengan kasus-kasus korupsi. Pernyataan“Lebih baik orang kafir tapi jujur daripada muslim koruptor”seolah-olah menunjukkan bahwa orang-orang kafir sedemikian bersih dan telah berkontribusi besar dalam mendharmabaktikan dirinya dalam menjunjung harkat dan martabat umat Islam. Prestasi apa yang diberikan Hary Tanoe kepada umat Islam selama ini. Apakah gagasan-gagasan brilliannya sudah dirasakan umat Islam dalam bentuk kebijakan praktis ? Sementara realitas empiriknya, kebijakan dia belum terlihat relevansinya bagi peningkatan kualitas umat Islam.

Keempat, adanya penghancuran karakter berpikir umat Islam. Kalau selama ini, Islam mengajarkan bahwa memilih pemimpin muslim adalah wajib, guna menegakkan urusan kaum muslimin, serta larangan pemimpin non muslim yang sudah jelas tidak peduli terhadap perkara umat Islam. Maka dengan munculnya promosi Said Aqil Siraj terhadap Hary Tanoe menunjukkan adanya penghancuran akidah dan pemikiran umat Islam dalam memilih pemimpin.

Pertanyaan yang layak dimunculkan : (1) Apakah Said Aqil merujuk hasil survei yang menunjukkan pemimpin Indonesia yang kafir telah berlaku adil dan peduli terhadap perkara umat Islam. (2) Apakah Said Aqil merujuk hasil statistik yang menunjukkan bahwa tidak ada lagi pemimpin muslim yang adil dan semuanya terlibat dalam kasus korupsi, sehingga tidak layak dipilih. Konteks berpikir seperti ini menunjukkan bahwa pikiran “mendingan” memilih pemimpin kafir yang adil itu, layaknya disematkan pada kondisi darurat atau tidak normal. Sebagaimana kondisi ketika tidak adanya makanan halal, maka diperbolehkan memakan makanan yang diharamkan. Begitu pula dengan pilihan terhadap pemimpin, ketika tidak ada lagi pemimpin muslim yang jujur dan adil maka pemimpin kafir jujur merupakan alternatif terbusuk. Sementara kondisi saat ini menunjukkan yang sebaliknya, dimana banyak pemimpin muslim taat terhadap ajaran agamanya, adil, pintar, cerdas, berpengalaman dan berwawasan luas sangat banyak, sehingga layak untuk dipilih.

Apa yang dilakukan Said Aqil Siraj jelas-jelas telah melakukan pembunuhan karakter terhadap calom pemimpin dari kaum muslimin. Bahkan pendangkalan akidah itu bisa dilihat dari penghormatan, dalam bentuk cium tangan, yang dilakukan para santri baik laki-laki maupun perempuan. Pembolehan memilih pemimpin kafir sudah jelas implikasi negatifnya, yakni adanya cium tangan yang dilakukan oleh perempuan muslimah pesantren. Sementara mencium tangan laki-laki yang bukan muhrim, apalagi laki-laki kafir, merupakan larangan dalam Islam. Kondisi apapun, umat Islam harus memilih pemimpin muslim dan menghindari pemimpin kafir.
http://fokusislam.com/2800-said-aqil...on-muslim.html


Said Aqil Siraj yang Mempromosikan KAFIR CINA Masuk ke Pesantren dan Masjid “Mendadak Jadi Ustadz for 2019”
Apr 24th, 2016



INNAA LILLAHI WA INNAA ILAIHI ROJI’UUN…

Musibah besar menimpa Umat Islam Indonesia dengan tampilnya Kiyai mempromosikan cina kafir ke berbagai pesantren.

NA’UDZU BILLAAH MIN DZALIK…

Said Aqil Siraj yang mempromosikan KAFIR CINA masuk ke pesantren dan masjid dengan slogan :

“Lebih baik Orang Kafir Tapi Jujur dari Pada Muslim Koruptor”

Setelah memberikan “Mauidhoh Hasanah” lalu Said Aqil mengajak “Syeh” Hari Tanoe berkeliling pondok pesantrennya.

Tidak lupa, Said Aqil menunjukkan lokasi-lokasi bangunan yang sedang dikerjakan.

Sekarang yang paling berbahaya adalah hadapi Ketum Perindo HARI TANOE Tokoh China Kafir Sponsor MISS WORLD yang mulai masuk masjid dan pesantren dengan pakaian Baju Taqwa dan Peci Putih mengelabui umat ISLAM.

Para Santri Pria dan Wanita berebut cium tangan. Bahkan Deklarasi Perindo di Tasik diadakan di sebuah Pesantren.

Sejumlah Tokoh Islam Daerah mulai ikut jadi pengurus Perindo. Ini harus dicegah dan diusir secara ELEGAN untuk sadarkan umat jangan undang dia atau buka pintu untuknya.

SANGAT BERBAHAYA..!!!
https://www.nahimunkar.com/said-aqil...tadz-for-2019/


Said Aqil: Mending Pemimpin Non-Muslim Tapi Jujur daripada Muslim Tapi Zalim
Sabtu 16 Apr 2016, 21:28 WIB


Ilustrasi: Ketum PBNU Said Aqil Siraj (Foto: Lamhot Aritonang)

Jakarta - Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengimbau rakyat agar yakin untuk memilih calon kepala daerah yang jujur dan bersih di Pilkada serentak 2017. Menurutnya, tak masalah bila calon kepala daerah itu non-Muslim tapi jujur dan dipercaya rakyat.

"Siapa saja yang mampu dan dipercaya rakyat, pemimpin yang adil meski itu non-Muslim tapi jujur, itu lebih baik daripada pemimpin Muslim tapi zalim. Di mana saja dan siapa saja," kata Said Aqil di kantor PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta, Sabtu (16/4/2016).

Dia mengatakan imbauan ini bukan bermaksud mendukung bakal calon di daerah tertentu yang maju di Pilkada 2017. Namun, diingatkan, pemimpin yang baik adalah bisa memikirkan kemashlatan rakyatnya.

Ia pun menepis bila dianggap mendukung bakal cagub DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Enggak, enggak. Saya bukan dukung Ahok ya. Bagi saya pemimpin yang adil, meski non-Muslim lebih baik. Itu membawa kemaslahatan," tuturnya.

Kemudian, dia mencontohkan kejadian pemimpin Libya, Muammar Khadafi. Meski Muslim, tapi Khadafi tak memikirkan kemashlatasan rakyatnya. Ia tak ingin di Pilkada nanti, masyarakat salah memilih calon kepala daerah.

"Pemimpin yang zalim dan tak adil, masyarakat akan merasakan kezalimannya. Kayak Muammar Khadafi , dia Muslim itu. Tapi, apa? rakyatnya sengsara," ujarnya.

Tak ketinggalan, Said Aqil berpesan agar partai politik mulai memberanikan bisa mempraktikan tidak menggunakan politik uang. Bila tak bisa, maka sulit mengubah sistem ini.

"Politik uang itu harus dihindari. Kalau tidak bisa ya masih lama. Kita harus sadar berdemokrasi untuk negara. Nah, ini tugas parpol," sebutnya.
http://news.detik.com/berita/3189642...lim-tapi-zalim


SMRC: Hary Tanoe & RK Potensial Saingi Jokowi di Pilpres 2019
Rabu, 13 Januari 2016 - 15:48 wib


Harry Tanoe

JAKARTA - Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) telah mengeluarkan hasil survei terbarunya yang salah satunya berisikan tentang nama-nama potensial penyaing Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019.

Nama-nama tersebut di antaranya Prabowo Subianto, yang juga menjadi pesaing Jokowi pada Pilpres 2014, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Kota Bandung Ridwan Kamil (RK), Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, dan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo.

Dari para tokoh tersebut, nama Prabowo bercokol di posisi paling atas dengan perolehan 21,2 persen dukungan dari responden. Sementara tiga tokoh lainnya masih di bawah angka 10 persen, dan untuk Jokowi sendiri mendapat kepercayaan publik sebanyak 33,4 persen.

"Nama-nama itu sudah beredar di publik. Kalau kita pikir-pikir, empat tahun ke depan belum ada nama baru. Dan kalau terus sosialisasi, dan popularitasnya sampai 80 persen, maka akan menempel pada memori masyarakat. Saya kira, nama-nama itu yang akan menjadi pesaing Jokowi," ujar Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan kepada Okezone, di Jakarta, Rabu (13/1/2016).

Selain SBY yang sudah menjabat dua periode sebagai presiden dan pernah menyatakan tidak akan maju di Pilpres 2019, Djayadi mengatakan, tokoh muda seperti Hary Tanoe, Ahok, dan lainnya bisa menyalip popularitas yang dimiliki Prabowo yang selama ini menjadi pesaing berat Jokowi.

"Mereka itu masih fresh, dan mereka potensial. Tapi apa mampu mengalahkan Jokowi, tentu tergantung pada sosialisasi yang mereka lakukan, dan kedua apakah kinerja Jokowi selama menjadi presiden dianggap positif atau tidak," tandasnya.

Sekedar diketahui, survei SMRC dilakukan kepada 1.220 responden dan yang berhasil diwawancarai sebanyak 82 persen. Margin of error dari survei yang pengambilan sample-nya menggunakan multistage random sampling itu sebesar 3,2 persen.
http://news.okezone.com/read/2016/01...i-pilpres-2019


Perindo Siap Hadapi Pilpres 2019
Jumat, 09 Oktober 2015, 21:54 WIB


Hary Tanoe

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perindo melakukan kunjungan ke Kantor Harian Umum Republika. Tujuan dari kunjungan itu adalah untuk menjalin hubungan baik dengan Republika sekaligus menyampaikan visi misi serta persepektif dari Perindo.

Ketua Umum DPP Perindo, Hary Tanoesoedibjo mengatakan, partai yang didirikanya pada Oktober tahun lalu kini tengah terus mempersiapkan untuk menghadapi pilpres 2019.

"Saat ini, kami fokus untuk memperkokoh partai," ucapnya dalam kunjunganya ke Kantor Harian Umum Republika, Jakarta Selatan pada Jumat (9/10).

Ia juga mengatakan, pada prinsipnya, Perindo melakukan persiapan pilpres secara mengalir saja. Akan seperti apa nantinya, lanjut dia, yang terpenting adalah Perindo dapat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan Indonesia.

"Sambil menuju Pilpres, kami bekerja keras untuk memperkuat jaringan partai," ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini jaringan Perindo telah mencapai tingkat kecamatan. Targetnya, lanjut Hary, tahun depan sudah dapat memperluas jaringan hingga ke seluruh kelurahan di Indonesia.

Dengan begitu, ia berharap Perindo dapat segera mengakar di masyarakat. Baginya, mengakar itu mutlak diperlukan oleh sebipuah partai agar dapat lebih memasyarakat.
http://www.republika.co.id/berita/na...i-pilpres-2019

AHOK akan membayangi Harry Tanoe menuju Kursi RI-1 kelak?
Quote:


-------------------------------

Wahhhh .... bisa pecah nih fokus Habib Rizieq dan FPI untuk berjuang agar NKRI kagak sampai dipimpin chinese-kapir macam si Ahok atau si Harry Tanoe ini.

Untuk pak Aqil Siradj, emang dari sekian puluh juta calon pemimpin muslim di negeri ini, nggak ada yang amanah dan jujur atau semua emang dzolim adanya sehingga tak perlu didukung?
Diubah oleh solit4ire 25-04-2016 13:57
0
10.2K
74
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan