- Beranda
- Komunitas
- Sports
- Berita Olahraga
Malam Yang Indah Untuk Liverpool FC
TS
dhdggr
Malam Yang Indah Untuk Liverpool FC
Quote:

Liverpool berhasil memastikan langkahnya ke babak semifinal UEFA Europa League setelah menang 4-3 (agregat 5-4) atas wakil Jerman, Borussia Dortmund pada Jumat dinihari (15/4) waktu Indonesia. Sempat ketinggalan dua gol pada babak pertama dan harus mencetak setidaknya 3 gol untuk lolos, Liverpool akhirnya membuktikan memiliki mental yang kuat untuk bersaing meraih gelar juara.
Liverpool tertinggal cepat pada saat laga baru berjalan lima menit saja. Henrikh Mkhitaryan yang memanfaatkan kesalahan pemain Liverpool yaitu Philippe Coutinho dan Alberto Moreno, langsung mengirim umpan kepada Piere-Emerick Aubameyang di dalam kotak, namun bisa diblok kiper Simon Mignolet. Bola yang bergulir liar dimanfaatkan Mkhitharyan menjadi gol pertama di laga tersebut.
Belum sampai 10 menit, Liverpool dikejutkan oleh gol kedua Dortmund yang dicetak oleh Pierre-Emerick Aubameyang. Marco Reus menjadi aktor gol kedua ini. Reus yang melakukan penetrasi kemudian mengirimkan umpan ke sisi kiri area penalti. Bola yang dikirim Reus gagal dihalau Mamadou Sakho sehingga menjadikan Aubameyang bisa menggandakan keunggulan.
Dua gol tersebut membuat Liverpool kaget. Dortmund sendiri terlihat langsung merapatkan lini tengah dan garis pertahanan agar mencegah pemain sayap Liverpool mengirimkan umpan.
Usai turun minum, Liverpool yang mencoba mengejar ketertinggalan mampu memperkecil defisit gol. Menit ke-47 Divock Origi sukses membuat agregat menjadi 4-2.
Satu gol balasan tuan rumah membuat pasukan Thomas Tuchel ini tidak surut untuk mencetak gol. Alih-alih langsung membayar kontan kebobolannya di babak pertama, Liverpool kembali kebobolan. Berawal dari operan Mats Hummels, Marco Reus sukses melepaskan tembakan dari jarak dekat dan menjadikan skor 3-1 untuk tim tamu di menit 57.
Situasi sulit yang dihadapi tidak membuat James Milner dkk. menyerah. Philipe Coutinho sukses membangkitkan moral Liverpool dengan golnya di menit ke-66 menerima umpan matang James Milner.
Gol Coutinho membuat kepercayaan diri pemain Liverpool naik. Mamadou Sakho yang memiliki andil kesalahan dalam gol cepat Dortmund di awal laga mampu menyamakan agregat. Sakho yang tak terjaga di kotak penalti sukses menyundul bola sepak pokok yang diambil Coutinho.
Tampaknya andil Jürgen Klopp mengasah mental juara Liverpool terbukti dalam laga ini. Di waktu injury time, bek Liverpool, Dejan Lovren yang berhasil menyudul bola operan James Milner akhirnya sukses membuat The Reds memenangkan laga dan memastikan langkah ke babak semifinal Liga Europa.
Anak asuh Jürgen Klopp terbukti sangat efektif di laga ini. Liverpool berhasil mengkonversi semua tembakan yang mengarah ke gawang Dortmund. 4 tembakan ke gawang yang mereka ciptakan berhasil dikonversi menjadi 4 gol.
Kemenangan ini juga merupakan kali pertama bagi Liverpool sejak final Liga Champions 2005 untuk memenangkan laga setelah tertinggal 2 gol terlebih dahulu.
Manajer Liverpool, Jurgen Klopp mengungkapkan bahwa dirinya sulit percaya bahwa comeback luar biasa ini bisa terjadi.
"Sulit untuk dijelaskan. Laga ini sungguh indah, malam yang indah. Laga ini sungguh aneh sejak awal," ujarnya pasca-laga mengutip ESPN.
"Ketika kami memasukkan Joe Allen dan Daniel Sturridge, kami memberi [pemain] pesan untuk menunjukkan karakter. Jika kami kalah, kami tidak peduli tapi kami telah menunjukkan karakter tersebut dan oke, mereka menunjukkan hal yang lebih daripada itu," tambahnya.
"Sangat brilian. Saya pikir itulah sepakbola [kompetisi] Eropa pada saat yang terbaik. [Laga] ini merupakan pengalaman luar biasa indah dan sulit dipercaya bisa bena-benar terjadi," tukasnya.
Selain itu, langkah Liverpool ke semifinal Liga Europa merupakan yang pertama sejak terakhir mereka raih pada musim 2009/10. Namun kala itu Liverpool tumbang di tangan tim yang kelak menjadi juara, Atletico Madrid
Quote:
Rafael Benitez, manajer asal Spanyol, diagungkan Kopites, sebutan untuk pendukung Liverpool, atas hasil yang terjadi di final Liga Champions pada 2005 yang digelar di Istanbul, Turki. Menghadapi AC Milan, Liverpool sempat tertinggal 0-3 sebelum akhirnya menyamakan kedudukan 3-3 untuk memaksa pertandingan berlanjut hingga babak tambahan waktu dan adu penalti. Liverpool akhirnya keluar sebagai juara setelah menang 2-3 pada adu penalti.Tapi keajaiban bukan hanya milik Rafael Benitez semata. Keajaiban pun tidak hanya terjadi di Istanbul, karena pada dasarnya keajaiban itu berserakan di mana pun dan semua tergantung kepada bagaimana keajaiban itu dipungut, kemudian diwujudkan menjadi sebuah kenyataan. Juergen Klopp, manajer asal Jerman yang sekarang menukangi Liverpool, sudah melakukannya saat ia memungut satu keajaiban yang ada di Anfield.
Siapa sangka, dari skor yang mulanya 0-2, lalu menjadi 1-2, kemudian menjadi 1-3, tiba-tiba saja berakhir menjadi 4-3? Kalau bukan karena kerja keras dan perubahan strategi atau taktikal yang dilakukan oleh manajer pasti ada sebuah tangan keajaiban yang menolong di situ. Setidaknya, itulah yang Liverpool rasakan pada Jumat (15/4) dini hari WIB saat mereka mengalahkan Borussia Dortmund di babak delapan besar Europa League.
Dengan kemenangan ini, mereka berhak melaju ke babak semifinal Europa League bersama dengan tiga kontestan yang lain, yaitu Sevilla, Villarreal, dan Shakhtar Donetsk. Kesempatan untuk berlaga di Liga Champions Eropa melalui jalur Europa League, seperti yang pernah digemborkan oleh Klopp, bisa saja terjadi musim ini.
Tapi, keajaiban pun awalnya tidak berjalan mulus di Anfield. Di awal pertandingan, keajaiban sempat menjauh dari genggaman para pemain Liverpool saat Henrikh Mkhitaryan dan Pierre-Emerick Aubameyang mencetak dua gol untuk membawa Dortmund unggul. Meski sudah tertinggal dua gol, wajah Klopp tetap santai dan tidak terlalu gusar. Lewat suntikan motivasi yang diberikan di waktu jeda, Divock Origi mampu memperkecil ketertinggalan menjadi 1-2.
Namun, di pertengahan babak kedua, ekspresi Klopp mulai berubah menjadi lebih keras ketika Dortmund memperbesar kedudukan lewat gol dari Marco Reus. Saat itulah, Klopp mulai mengeluarkan ekspresi magisnya dengan berteriak-teriak dan menyuruh para pemainnya agar berlari lebih cepat dan berjuang lebih keras dari sebelumnya dan menekan para pemain Dortmund.
Ekspresi Klopp itu berhasil membungkus sebuah keajaiban bagi Liverpool yang kemudian ia bagikan kepada Anfield. Lewat perintahnya agar para pemain Liverpool bergerak lebih cepat, keajaiban itu pun datang. Pelan-pelan, Phillipe Coutinho dan Mamadou Sakho mulai bisa mewujudkan keajaiban tersebut lewat gol-gol yang mereka cetak sehingga kedudukan berubah dari 1-3 menjadi 3-3. Thomas Tuchel mulai cemas, Klopp malah semakin agresif dalam memberikan instruksi.
Sampai akhirnya, tepat di masa injury time, Dejan Lovren membuat keajaiban bagi Liverpool menjadi nyata lewat sundulannya. Bukan di Istanbul, tapi di Anfield, markas mereka sendiri, rumah bagi para Liverpudlian, keajaiban itu terjadi. Liverpool menang 4-3 setelah sempat tertinggal 0-2 dan 1-3.
Tuchel terdiam, Klopp dan pelatih kiper Liverpool, John Achterberg, bersorak dan merayakan kemenangan itu di lapangan. Keajaiban kembali meliputi kubu Liverpool, yang sontak mengingatkan kembali pada memori Istanbul 2005.
Juergen Klopp berhasil mengantarkan Liverpool melaju ke babak semifinal Europa League. Bukan hanya itu, ia juga unggul segalanya atas Tuchel, setelah di leg pertama, perasaan yang ia bawa ke Westfalen/Signal Iduna Park membuat laga berakhir imbang 1-1. Sekarang, dengan semangat membara yang ia tunjukkan, Liverpool mampu menang dramatis 4-3.
Sekali lagi, keajaiban bukan hanya milik Rafael Benitez. Keajaiban juga milik Juergen Klopp.
Quote:
Source : panditfootball.com
Diubah oleh dhdggr 15-04-2016 11:30
0
1.6K
Kutip
13
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan