bonta87Avatar border
TS
bonta87
Tak Temukan Cadangan Baru, Indonesia Dipastikan Impor Gas pada Tahun 2019
Jika tetap tidak menemukan cadangan gas baru, maka Indonesia dipastikan akan melakukan impor gas pada tahun 2019 mendatang untuk pertama kalinya.

Melalui prediksi data neraca gas bumi Indonesia hingga 2030, disebutkan bahwa kebutuhan impor Indonesia pada tahun 2019 yaitu sebesar 1.777 juta standar kaki kubik per hari (Million Standard Cubic Feet Per Day/MMSCFD).

Direktur Pembinaan Program Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumbwr Daya Mineral (ESDM) Agus Cahyono Adi mengatakan, angka tersebut hanya sebagai acuan pemerintah sementara. Dirinya mengaku, sekalipun impor gas tetap harus dilakukan maka prosesnya akan dilakukan secara bertahap.

"(2019 akan impor) prediksi iya, volume gak hafal. kecil kok. Itu hanya ancer-ancer aja segitu, kan gak langsung semuanya impor," ungkap Agus usai memberikan sambutan di acara Gas Indonesia Summit and Exhibition di Hotel Shangri La, Jakarta, Rabu (16/3).

Menurutnya, besaran volume impor tersebut tidak akan benar-benar menjadi patokan pasalnya angka akan terus diperbarui seiring dengan usaha penemuan cadangan gas yang dilakukan.

"Volumenya tergantung, masih dinamis tiap tahun akan kita evaluasi. Kalau nanti ada penemuan lebih baru lagi gas maka intinya impor itu kita buka dalam hal kita kekurangan pasokan," ujarnya.

Lebih lanjut, dengan adanya rencana impor ini maka Agus menilai, perlu adanya regulasi yang mengatur. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi alokasi gas domestik justru tidak terserap secara maksimal, malah justru tertutup dengan gas hasil impor.

"Kita sedang siapkan. Jangan sembarangan bentuk regulasi impor jangan sampe barang kuta justru gak terserap, tertutup oleh impor," jelasnya.

Seperti yang diketahui, Indonesia memang telah diprediksi akan kekurangan pasokan gas alam di tahun 2019, mengingat kebutuhan gas nasional baik untuk kebutuhan industri, transportasi dan rumah tangga, diyakini akan meningkat. Terutama pada kebutuhan pembangkit listrik, dimana pada 2019 akan mulai beroperasi proyek 35.000 Mega Watt pembangkit. Sementara itu produksi gas alam, setiap tahun tercatat mengalami penurunan sekitar 11%.

@jitunews http://www.jitunews.com/read/33169/t...#ixzz438yjQNSC


Indonesia Terancam Impor Gas pada 2019

Saat ini, 47 persen produksi gas Indonesia masih diekspor karena penyerapan gas di dalam negeri belum banyak. Namun, tanpa temuan sumber gas baru, kita bisa jadi berbalik menjadi importir pada 2019.

Hal itu dikonfirmasi Direktur Pembinaan Program Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Agus Cahyono Adi. "(2019 akan impor) Prediksi iya, volume kecil, kok," katanya dalam acara Gas Indonesia Summit and Exhibition di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu, 16 Maret 2016.

Dalam data prediksi neraca gas bumi Indonesia hingga 2030, disebutkan kebutuhan impor Indonesia pada tahun 2019 adalah sebesar 1.777 juta standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMSCFD). Namun, jika ada temuan sumur gas baru, bisa jadi volume impor tak akan sebesar itu.

Selain itu, kata Agus, besaran impor akan dievaluasi secara detil setiap tahun sesuai dengan kebutuhan. "Impor itu kita buka dalam hal kita kekurangan pasokan," katanya.
Selain itu, Agus mengatakan, pemerintah tengah menggenjot pembangunan infrastruktur gas di Indonesia. Hal itu perlu dilakukan agar permintaan gas bisa lebih merata di Indonesia. "Target kami menghubungkan gas di Indonesia dengan membangun infrastruktur distribusi dan transportasi gas," ujarnya.

Di tempat yang sama, Kepala Divisi Komersialisasi Gas Bumi SKK Migas Sampe L. Purba mengatakan konsumen gas di dalam negeri mayoritas masih di sektor industri, pembangkit listrik, dan pupuk. Dengan infrastruktur yang lebih memadai hingga menjangkau rumah tangga, kebutuhan gas otomatis akan bertambah. "Butuh lebih banyak gas untuk konsumsi dalam negeri jika seluruh infrastruktur siap dan rasio elektrifikasi mencapai 100 persen di 2020," tuturnya.

Soal alokasi gas, Sampe mengatakan pada 2014 sebanyak 4.144 billion british termal unit per day (BBTUD) gas bumi Indonesia untuk konsumsi domestik, dan 2.561 BBTUD untuk ekspor. Konsumsi domestik naik dari 3.848 BBUTD pada 2014, sedangkan ekspor turun dari angka 3.063 BBUTD.

Adapun Kepala Divisi Migas PLN Chairani Rachmatullah mengatakan Indonesia masih kekurangan infrastruktur penyaluran gas, termasuk gas alam cair (liquid natural gas/LNG). PLN sendiri merupakan konsumen terbesar LNG di Indonesia untuk bahan bakar pembangkit listriknya.

Tahun ini, PLN membutuhkan minimal 40 kargo LNG untuk pembangkit listrik, sedangkan yang sudah bisa dipastikan baru pasokan untuk 34 kargo. Saat ini, PLN sedang bernegosiasi dengan Pertamina dan British Petroleum (BP) untuk kontrak LNG jangka panjang. "Harapannya bisa disepakati," kata Chairani.

https://m.tempo.co/read/news/2016/03...-gas-pada-2019

impor semua aja pak

0
3.1K
37
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan