]
Namanya pastilah asing di telinga kamu. Tapi tidak dengan Peristiwa Rengasdengklok bukan? Tentunya tau dong kalo para golongan tua termasuk Soekarno-Hatta diculik oleh golongan muda yang udah gak sabar mendengar kata proklamasi. Nah, di rumah Djiaw Kie Siong inilah mereka diinapkan bersama-sama dengan Fatmawati dan Guntur Soekarnoputra pada 14-16 Agustus 1945. Di rumahnya juga teks proklamasi disusun. Nama petani kecil keturunan Tionghoa ini emang seperti hilang ditelan sejarah. Ane pun bingung
Spoiler for 2. DR. Soeharto:
Seperti yang udah disinggung di bagian pembuka, Soekarno menderita demam tinggi akibat malaria tertiana pada hari di mana dia memproklamirkan kemerdekaan. Jam 8 pagi, dokter kesayangannya yang bernama Soeharto membangunkannya kemudian ngasih obat chinineurethan intramusculair dan pil brom chinine. Abis itu tidur sejam, bangun, bersiap-siap dan jam 10 ngebacain teks proklamasi. Terima kasih banget kepada dr. Soeharto yang gak salah ngasih obat. Kelak nama ini pula yang menggesernya sebagai Presiden Indonesia.
Spoiler for 3. Joesoef Ronodipoero:
Pernah mendengar rekaman Soekarno ngebacain teks proklamasi? Jangan pernah berpikir kalo di tahun '45 Soekarno melakukan hal tersebut karena pada saat itu yang ada cuma dokumentasi foto. Orang pertama yang menyiarkan kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia adalah Joesoef Ronodipoero yang pada waktu itu bekerja sebagai penyiar di radio Hoso Kyoku. Abis make bahasa Indonesia seperti yang tertera di teks, doi make bahasa Inggris supaya radio internasional kayak BBC London, Radio Amerika, dan Singapura bisa ngerti apa maksudnya. Padahal radio Hoso Kyoku udah dijaga ketat sama tentara Jepang. Berkat perbuatannya itu, seluruh staf radio ampe disiksa oleh tentara. Joesoef pulalah yang mendirikan Radio Republik Indonesia gak nyampe sebulan abis Indonesia merdeka. Anak radio banget.
Spoiler for 4. Frans Mendur:
Foto di atas merupakan satu dari sedikit gambar proklamasi kemerdekaan yang paling sering kamu lihat. Gak banyak yang ngeh siapa fotografernya dan betapa sulit usaha memertahankan foto. Terima kasih banyak kepada Frans Mendur atas foto bersejarah di atas. Bersama abangnya, Alex Mendur, mereka berdua mendokumentasikan proklamasi. Tentara Jepang sempat ingin merampas negatif foto, tapi Frans berbohong, bilang kalo negatifnya udah dikasih ke Barisan Pelopor. Padahal negatif film ditanam di bawah pohon di halaman kantor harian Asia Raja.
Spoiler for 5. Tanda Tangan:
Pas lagi nyusun naskah proklamasi, ada berbagai tokoh yang hadir selain Soekarno-Hatta dan golongan tua seperti Achmad Soebarjo. Golongan muda diwakili Soekarni, Sayuti Melik, Wikana, dan Chaerul Saleh. Sebetulnya, Hatta ngusulin supaya semua yang hadir membubuhkan tanda tangannya di teks asli proklamasi, tapi usulnya ditolak Soekarni. Hatta pun bingung atas keogahan mereka.
Spoiler for 6. Mesin KeTik:
Nama Sayuti Melik sering kamu dengar sebagai pengetik naskah proklamasi. Tapi dari manakah mesin ketik yang digunakannya? Gak muncul begitu aja, bukan jatuh dari langit. Mesin tik yang dipake justru "dipinjam" (bahasa pada saat itu) atau diambil atau boleh dibilang minjem gak bilang-bilang dari kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman, Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.
Spoiler for 7. Tong Sampah:
Naskah asli proklamasi yang ditulis oleh tangan Soekarno ternyata sempat mampir ke tong sampah di rumah Laksamana Maeda sebelum diamankan oleh wartawan B.M Diah. Nama terakhir ini emang nemenin Sayuti Melik ngetik naskah. Eh, Sayuti mungkin mikir naskah asli gak penting lagi kali ya. Disimpen deh sama Diah. Tahun 1992 Diah akhirnya nyerahin teks asli ke pemerintah setelah disimpannya selama 46 tahun. Inget bang tong sampahnya bukan itu