Washington DC - Presiden Jokowi membantah jika dirinya disebut tak tegas. Sejumlah langkah tegas telah dilakukan seperti penenggelaman kapal illegal fishing dan hukuman mati bandar narkoba.
"Ada yang bilang Jokowi ngga tegas, sudah 113 kapal ditenggelamkan. Ada gambarnya. Orang lihat presiden kurus, boleh saja silakan. Menterinya juga nekat," ujar Jokowi di hadapan seribuan WNI saat berdialog di KBRI di Washington, Minggu (25/10/2015).
Hadir dalam acara ini sekitar 1.250 WNI. Menteri Kabinet Kerja yang mendampingi di antaranya Menlu Retno Marsudi, Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Kepala Staf Presiden Teten Masduki dan Kepala BKPM Franky Sibarani.
"Tapi Bu Susi pertama juga takut, saya perintahkan, ngga ditenggalamkan juga, bu tenggelamkan, seminggu ngga juga, dua kali, baru tiga kali ditenggelamkan,"tuturnya.
"Saya dibackup ya pak kata Bu Susi, itu bekingnya gede, Bu Menteri beking mu Presiden, baru ditenggelamkan," imbuhnya.
Terkait masalah narkoba, Jokowi juga mendengar dirinya disebut tak tegas. Padahal data yang diterima Jokowi ada 64 terpidana yang sudah divonis mati.
"Kalau hukum positif kita memutuskan hukiman mati, ada 64 . Kalau kita ngga tegas barangnya masuk terus. Kita ngga tegas melakukan. Setuju ngga dihukum mati? " para WNI serempak menjawab setuju.
"Yang memutuskan hakim bukan presiden," imbuhnya.
Jokowi juga menyinggung soal pembubaran petral. Petral yang berdiri puluhan tahun akhirnya bisa dibubarkan.
"Pembekuan petral, berapa puluh tahun. Pak menteri berdiri (Menteri ESDM Sudirman Said). Awalnya bisik-bisik juga, bapak serius, ya serius, sampai kantor menterinya ditembak," pungkasnya.
(mpr/Hbb)
http://news.detik.com/berita/3053030...ubarkan-petral