jeanyhebatAvatar border
TS
jeanyhebat
[HISTORY] 7 SEPTEMBER 2004, MENGENANG 11 TAHUN KEMATIAN MUNIR SANG AKTIVIS HAM
Quote:




Quote:




Spoiler for mengenang munir:




Sosok Munir, sebagai pejuang hak asasi manusia, sudah banyak dikenal masyarakat.


Sosok Munir dikenal aktif membela mereka yang dianggap tertindas.


Bagi Indonesia, dan juga dunia, Munir adalah ikon pejuang hak asasi manusia (HAM) yang semangatnya akan terus dihidupkan.




Sebelum menceburkan diri secara penuh dalam dunia ”aktivis”, Munir sempat bekerja di sebuah perusahaan persewaan sound system dan menjual alat-alat elektronik.


Lulusan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang tahun 1985 ini, memulai karirnya di LBH Pos Malang. Ia masuk sebagai sukarelawan di LBH Pos Malang tahun 1989. Munir memulai seluruh kerjanya dari "basis" buruh dan petani.



Kemudian Munir pindah ke Surabaya dan menjadi Koordinator Divisi Perburuhan dan Divisi Hak Sipil Politik LBH. Tahun 1993 Munir diangkat menjadi Ketua Bidang Operasional LBH Surabaya sampai 1995. Karir Munir di LBH terus berlanjut. Usai menjabat Ketua Bidang Operasional LBH Surabaya, ia dipromosikan menjadi direktur LBH Semarang. Ia hanya tiga bulan di Semarang, kemudian ditarik ke Jakarta menjadi Sekretaris Bidang Operasional Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).


Kemudian Munir menjadi pendiri Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KontraS) serta menjadi Koordinator Badan Pekerja di LSM ini. Di lembaga inilah nama Munir mulai dikenal, saat dia melakukan advokasi terhadap para aktivis yang menjadi korban penculikan rejim penguasa saat itu. Perjuangan Munir tentunya tak luput dari berbagai teror berupa ancaman kekerasan dan pembunuhan terhadap diri dan keluarganya. Usai kepengurusannya di KontraS, Munir ikut mendirikan Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia "Imparsial"di mana ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif.


Saat menjabat sebagai Koordinator KontraS namanya juga masih tetap tenar sebagai seorang pejuang bagi orang-orang hilang yang diculik pada masa itu. Ketika itu dia membela para aktivis yang menjadi korban penculikan Tim Mawar dari Kopassus.



Atas perjuangannya yang tak kenal lelah, dia pun memperolehThe Right Livelihood Award di Swedia (2000), sebuah penghargaan prestisius yang disebut sebagai Nobel alternatif di bidang pemajuan HAM dan Kontrol Sipil terhadap Militer di Indonesia dari Yayasan The Right Livelihood Award Jacob von Uexkull, Stockholm, Swedia. Kemudian Majalah Asiaweek (Oktober 1999) juga ikut menobatkannya menjadi salah seorang dari 20 pemimpin politik muda Asia pada milenium baru dan Man of The Year versi majalah Ummat (1998).




KARIR MUNIR


Spoiler for karir munir semasa hidupnya:


Kasus-Kasus Penting yang Pernah ditangani oleh Munir


Spoiler for :


PENGHARGAAN YANG DITERIMA MUNIR


Spoiler for penghargaan yg diterima munir semasa hidupnya:


Latar belakang lain kegilaannya dalam dunia hukum dan hak asasi manusia dipengaruhi oleh perkenalannya dengan sosok demonstran bernama Bambang Sugianto yang acap kali mengajaknya berdebat dan membuatnya terpacu untuk menekuni dunia hukum lebih lanjut. Ditambah lagi dengan pengaruh buku tentang memperjuangkan nasib buruh yang ia baca, semakin menambah ketertarikannya untuk menekuni dunia perburuhan.


Sehingga hal itulah yang membuat Munir untuk segara melanjutkan studi S2 hukumnya di Universitas Utrecht, Belanda.




Impian yang indah itu akan benar - benar segera Munir dapatkan apabila dalam penerbangannya menuju Amsterdam, ia ditemukan tak bernyawa oleh awak kabin—yang mengiranya tertidur setelah menahan sakit—dengan telapak tangan membiru dan mulut yang mengeluarkan air liur.


Karena dua jam kemudian ia akan mendarat di Bandara Schiphol—jika tak ada yang meracuninya—dan perjalanan akan dilanjutkan ke Utrecht University.


Kursi untuk studi S2 hukum sudah menunggunya disana.


emoticon-Turut Berdukaemoticon-Turut Berduka emoticon-Turut Berduka emoticon-Turut Berduka emoticon-Turut Berduka




Lincah dan berani dalam menentang ketidakadilan pada pemerintahan orde baru membuat Munir tidak disenangi oleh kalangan petinggi sekaligus menjadi target operasional intelejen. Hal inilah diduga banyak orang sebagai latar belakang pembunuhan Munir yang terjadi di pesawat tujuan Belanda.


Saat itu, pesawat baru saja tinggal landas dari bandara Changi Singapura, Munir yang sebelumnya minum jus jeruk tiba-tiba mengeluh sakit perut, menduga jika maagnya kambuh akibat jus jeruk dan meminta obat pada pramugari yang tengah melintas saat itu. Namun, obat yang dikehendaki Munir tidak tersedia saat itu, sehingga Munir hanya bisa menahan sakit dan berulang kali muntaber serta buang air besar.


Hingga perjalanan sampai di India, Munir meminta pramugara untuk memanggilkan dokter Tarmizi yang kebetulan sempat berkenalan saat transit di Singapura. Banyak cara yang dilakukan dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular tersebut untuk membantu Munir, diantaranya dengan memberikan obat sakit perut New Diatabs serta obat mual dan perih kembung Zantacts dan Promag yang dibawa Tarmizi sendiri karena pihak pesawat tidak menyediakan obat saat itu.


Tak berlangsung lama, Tarmizi kemudian menyuntikkan obat antimual dan muntah, Primperam, yang berhasil membuat Munir tertidur selama 2-3 jam. Namun, lagi-lagi saat itu Munir mengeluh perutnya kembali sakit dan ia memutuskan untuk pergi ke toilet. Karena sakit perutnya tak kunjung reda, akhirnya Tarmizi menyuntikkan Diazepam, obat penenang, pada bahu kanan Munir. Tak bereaksi banyak, Munir masih merasakan sakit pada perutnya.


Hingga akhirnya dalam rentang waktu Munir beristirahat sebelum 2 jam pesawat mendarat di Bandara Schipol, purser yang menjaga Munir menemukan Munir tertidur dalam posisi miring dengan air liur tak berbusa. Mendapati pergelangan tangan yang membiru, purser segera memanggil Tarmizi untuk mengecek lebih lanjut. Dan, benar saja, Munir dinyatakan telah meninggal empat puluh ribu kaki di atas tanah Rumania.




Pada 12 November 2004, polisi Belanda yang telah melakukan otopsi mengeluarkan berita mengejutkan yakni ditemukan senyawa arsenikpada tubuh Munir yang diduga diberikan pada jus jeruk yang diminum.


Selang satu tahun, kasus pembunuhan Munir masih tak terungkap. Sejauh itu, hanya Pollycarpus Budihari Priyanto, pilot Garuda, yang dijatuhi hukuman penjara 14 tahun atas keterkaitannya terhadap pembunuhan Munir.




Menyusul temuan percakapan antara Polly dan Muchdi Purwopranjono, mantan petinggi BIN dan militer. Muchdi diadili, namun, saat itu hakim memberikan vonis bebas atasnya yang berbalik pada penangkapan hakim yang mengadili Muchdi.




Kini, kasus Munir Said Thalib genap 11 tahun. Munir tewas dalam penerbangan dari Singapura menuju Amsterdam, Belanda, 7 September 2004.


Jenazah Munir dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Kota Batu.


Kepergiannya meninggalkan seorang istri bernama Suciwati dan dua orang anak bernama Sultan Alief Allende dan Diva.




Kini 11 tahuntelah berselang semenjak kematiannya, namanya tak pernah berhenti dikumandangkan dari tahun ke tahun.


Dari keluarga, kerabat, hingga masyarakat luas, mewakili Munir yang telah tiada. Mungkin mereka tak akan pernah berhenti bersuara lantang, hingga keadilan datang untuk seorang Munir.




Quote:




sumber segala artikel berasal dari

sini, sini, sinidan sini






tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
70.2K
592
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan