ada pulpen dan kertas di hadapanku. ada juga laptop dan keyboard yang menyala. tinggal pilih mau pakai yang mana.

di dalam pikiran ini ada seseorang yang tingkah polah perbuatannya kata-katanya selalu tergambar jelas. memenuhi otak, mengganggu tidurku. apakah hal yang baik? apakah itu hal yang buruk? tidak akan aku sampaikan sekarang, ini rahasiaku. mungkin setelah tulisan ini aku beberkan pada kalian. kalian pasti tidak sabar menunggunya.

lalu aku mulai menulis. semua unek2 tentang dia. tentang apa yang kupikirkan, tentang apa yang memenuhi otakku selama ini. hey, cukup lancar aku menulis. kata demi kata, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf. ini menyenangkan. rasanya puas, melihat apa2 yang memenuhi otakku sudah tertuang di media tulis. perasaan itu meluap, makin menjadi, tapi tidak lagi membuat sakit kepala karena semua sudah tertulis. apakah ini rasa benci? apakah ini rasa bahagia? apakah euforia? kalian akan tahu saat aku beberkan tulisan ini nantinya.

kubaca lagi. kata demi kata, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf. mm, tidak ada yang kurang. oya, tambah sedikit disana sini. oke, sudah terlihat lumayan. kuluruskan tulang punggungku, pegal dan capek. kupejamkan mata, membayangkan bagaimana reaksi yang lain saat mereka membaca tulisan ini. hehe, pasti pada ribut. pasti pada kaget.

tapi..

apa ending yang kuharapkan sebenarnya? apa cuma itu reaksi mereka nantinya? apa ujungnya? kok sepertinya ada konflik yang menunggu. kok sepertinya akan ada ribut2 yang tidak bisa kuhandel nantinya. kok sepertinya aku hanya akan mempermalukan diriku sendiri. lagipula setelah aku baca lagi, ini urusan pribadi. ini bukan sebuah petisi untuk meminta dukungan publik. ini bukan sebuah komplen pada suatu produk dan aku berkewajiban membukanya kepada massa. ini.. ini AIB. ini akan mempermalukan seseorang, entah itu diriku atau orang lain. ini.. ini tidak ada gunanya. ini sampah, tidak ada satupun orang yang layak membacanya.

kubaca lagi, kata demi kata, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf. terbayang di pikiranku jika ada orang lain yang tiba2 memperlakukanku seperti ini. terbayang rasa malu, rasa kesal itu. terbayang dendam itu, terbayang konflik itu. tulisan ini akan jadi bola salju yang menggelinding cepat, makin membesar dan tidak bisa dikendalikan pada sebuah lereng gunung. well, aku tidak pernah ketemu salju sebelumnya sih, perumpamaannya emang begitu.

bisakah aku kendalikan situasi ini nantinya? ataukah aku akan lempar batu sembunyi tangan? mengandalkan anonimitas, membuat keributan lalu menghilang? jika isi surat ini adalah sebuah perasaan yang baik, tidak akan aku dapatkan hasil yang baik juga, karena ini akan membuat pihak yang kutuju menjadi malu. apa sih yang ada di otakku, mau coba tiru acara-acara nembak yang disiarkan di TV itu? jika isi surat ini adalah sebuah unek2 ga enak, aib seseorang, sungguh Allah tidak akan ridha dengan perbuatanku ini. apa sebenarnya yang aku tuju dengan tulisan ini? kenapa aku bisa2nya berpikir ingin menyampaikannya pada orang banyak? pada orang-orang yang tidak berkepentingan? pada kalian?

hening sejenak. nafas ini terasa berat.

lalu kututup kertas ini, dan kusimpan dalam dasar laci. lalu kusimpan file ini, dan kuletakkan di folder tulisan2 tak berguna. surat ini kututup, dan aku mohon maaf bagi yang tadi aku janjikan untuk melihat isinya bahwa kalian lebih baik tidaik tahu isinya. semua ini sifatnya pribadi, dan biarkanlah aku akan menyampaikannya secara pribadi juga (jika aku berani). atau aku akan diam dan menganggapnya layaknya menulis diary saja. begitu banyak isinya, dan tidak ada seorang pun selain diriku yang layak untuk membacanya.

inilah surat tertutupku, yang kalian tidak perlu tau isinya maupun keberadaannya. terima kasih ya Allah, Engkau telah hindarkan aku dari masalah yang hampir saja aku ciptakan sendiri.





.... yang mana sekarang aku mulai menyesali kenapa aku mengatakan semua ini pada kalian. seharusnya tidak aku tekan tombol kirim itu. sepertinya aku mulai latah mengikuti trend yang ada. hehe, memalukan.