tayuzaAvatar border
TS
tayuza
Ketika Sahabat berubah karena materi
Tadinya gue nulis thread ini di the lounge tapi enggak tau kenapa malah dilock mungkin salah kamar, yaudah gue pindahin ke h2h aja

"Oh, lo pengangguran" ucap seorang teman "Mau jadi apa lo pengangguran?"
"Ya, belum dapet kerjaan aja kali, kalau nanti udah dapet mah, yah enggak nganggur juga, emangnya enak apa nganggur terus? hehe, udah sukses dong ya lo sekarang?"
"Haha, iya dong nih gue baru beli motor, terus kemaren gue juga udah mulai nyicil beli emas. tabungan gue sih sekarang baru 100 juta"
"Mantap!"
"Lo kuliah?"
"Iya tadinya"
"Sekarang?"
"Udah berhenti"
"Enggak ada biaya ya?"
"Haha, iya, tau aja lu"
"Haha, dasar gembel lu!"
"Lo sendiri gimana?"
"Gue udah lulus dong, dengan nilai akumulatif yang memuaskan!"
"Oh, kerenlah, gue juga mau kuliah lagi sih niatnya, baru kemaren gue daftar di universitas terbuka"
"Halah, buat apa, percuma! umur lo udah lewat!"
"Ya, ga ada kata terlambat lah buat belajar"
"Liat tuh motor gue itu nya baru diganti"
"Oh" gue main hape
"Eh, hape lu merk apaan?"
"Oh, hape china"
"Oh, gue kira Iphone" kata dia lagi sambil mengeluarkan Iphone milik nya
"Oh ya kali Iphone warnanya dekil gini, ya mau merk apa juga fungsinya mah paling gitu - gitu aja"
"Haha, mending hape lu dibuang aja deh, haha"

"Lo Sarjana Ekonomi?"
"Iya, sekarang resmi jadi anak anggota DPR" (ditanya apa jawab apa)
"Mantap"
"Emak gue juga baru naik haji"
"Alhamdulilah"

Awalnya gue ikut senang dengar dia sudah 'sukses'. Dan enggak merasa terhina sama sekali. tapi lama kelamaan gue ngerasa bingung dan bertanya - tanya sendiri. Kenapa dari tadi yang dia bahas segala macam benda - benda terus? Emaknya naik hajilah, bokapnya baru jadi anggota DPR lah. Tapi lama kelamaan gue mulai jenuh sendiri dan bosan sendiri.

"Gue pulang dulu ya"
"Loh mau kemana?"
"Ya pulang aja, minal aidzin ya"
"Balik naik apa lo?"
"Naik angkot, emang kenape?"
"Haha, beneran gembel luh, beli motor kek"
"Haha, ya nanti kalau ada rezeki"
"Kalau miskin jangan kebangetanlah"
"Haha"

Gue Mundur pelan - pelan dan pulang. Sepanjang jalan pulang gue delete dia dari contant BBM gue.
Dalam hati gue ngomong sendiri. Bro, Gue enggak peduli lo sudah punya apa sekarang, sudah punya gaji berapa digit, udah sarjana atau doktor, emak bapak lo sudah naik haji berapa kali, jadi anggota DPR kek atau apa pun gue enggak peduli.
Tapi kalau hanya karena materi lo sampai segitu merendahkan orang lain, lebih parah lagi sahabat lo sendiri, Menyedihkan.
Sebenarnya tadi niat gue tulus mau silatuhrahmi, kangen masa - masa kenakalan di masa sekolah beberapa tahun silam. Tadinya gue kira kami bisa setidaknya tertawa bersama - sama lagi, membicarakan hal - hal bodoh, lucu konyol di masa itu sekali lagi setelah bertahun - tahun tak bertemu. Tapi Wah, ternyata salah besar.

Sepertinya gue terlalu berfikir bahwa semua orang yang selama ini gue anggap sahabat, pasti enggak akan pernah berubah. Ternyata salah. Mereka bisa saja berubah. Entah karena terlalu dibuat Silau oleh harta benda dan materi. Atau mungkin hal lainnya.
Kawan semoga engkau sehat selalu, aku turut bahagia dengan segala pencapaian mu dan segala hal yang sudah kau dapatkan. Tapi jika kau berfikir aku ingin 'meminta pajak' atas segala hal yang sudah kau punya? haha, bedakan lagi mana sahabat mana preman. Setidaknya hari ini aku belajar untuk tidak berubah jadi sedemikian angkuhnya hanya karena materi.
Salam dari ku Sahabat mu yang tak pernah berubah..
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
3.7K
41
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan